Indikasi Resusitasi Bayi dan Anak
Indikasi resusitasi pada bayi dan anak adalah henti jantung, henti napas, dan pulsasi arteri melemah < 60 kali permenit. Pada bayi penyebab tersering henti jantung adalah gagal napas dan syok.[4-7]
Penyebab Cardiopulmonary Arrest
Penyebab cardiopulmonary arrest adalah 5H dan 5T. Yang dimaksud 5H yakni hipoksia, hipovolemia, ion hidrogen (asidosis), hipotermia, dan hipokalemia atau hiperkalemia. Yang dimaksud 5T adalah toxin, tamponade cordis, tension pneumothorax, trombosis pulmoner dan trombosis koroner. Pada bayi dan anak, hipoksia dan dan hipovolemia menjadi penyebab paling sering cardiopulmonary arrest.[5,7]
Berikut adalah beberapa penyakit yang dapat menyebabkan cardiopulmonary arrest:
- Penyakit respiratorik: apnea, aspirasi, bronkiolitis, dan bronkopneumonia
- Penyakit jantung: penyakit jantung bawaan, aritmia jantung, dan kardiomiopati
- Penyakit infeksi: miokarditis, sepsis
- Trauma: trauma tumpul yang menyebabkan perdarahan, tenggelam, tertelan, dan keracunan[6-8]
Indikasi Penghentian Resusitasi
Indikasi penghentian resusitasi pada bayi dan anak adalah:
- Pasien mengalami return of spontaneous circulation (ROSC)
Perintah DNR (Do Not Resuscitation) yang baru dibuat saat resusitasi berlangsung
- Tim resusitasi telah melakukan resusitasi lebih dari 20 menit dan ritme tetap asistol atau PEA (pulseless electrical activity) dikonfirmasi dalam 2 sadapan
- Nilai ETCO2 (end tidal carbondioxide) kuantitatif < 10 mmhg meskipun resusitasi efektif[11-13]
Penulisan pertama oleh: dr. Yoke K. Putri, M.Sc, Sp.A, IBCLC