Pendahuluan CT Scan Toraks
Computed tomography atau CT scan thorax merupakan modalitas yang sering digunakan untuk mengevaluasi dan mendiagnosis berbagai penyakit pada regio thorax seperti kanker paru, trauma dada, dan pneumonia.[1]
Pemeriksaan CT pulmonary angiography (CTPA) dan CT angiography (CTA) yang termasuk dalam CT scan thorax juga dapat dilakukan pada pasien dengan suspek emboli paru, ataupun kelainan pembuluh darah lainnya seperti diseksi aorta dan aneurisma aorta.
Berbeda dengan pemeriksaan radiografi konvensional dengan sinar X, CT scan mampu melakukan rekonstruksi gambaran anatomis dari struktur-struktur organ dalam secara potong lintang (cross-sectional). CT scan thorax dapat dilakukan sebagai pemeriksaan lanjutan dari modalitas lain seperti foto thorax atau sebagai prosedur standalone.[1,2]
Durasi pemeriksaan yang relatif singkat dengan detail hasil pencitraan yang baik juga merupakan keunggulan dari CT scan thorax. CT scan thorax dapat dilakukan dengan atau tanpa kontras.
Pada prinsipnya, CT scan menggunakan sinar X yang merupakan radiasi pengion sehingga segala risiko yang terdapat pada pemeriksaan dengan sinar X juga berlaku pada CT scan. Paparan terhadap radiasi pengion dapat menyebabkan kerusakan DNA dan peningkatan risiko kanker. Oleh karena itu, pemeriksaan CT scan sebaiknya dilakukan apabila keuntungan yang didapat akan melebihi risiko yang diterima.[3]
Tidak kontraindikasi absolut pada pemeriksaan CT scan thorax. Namun, perlu diketahui bahwa penggunaan kontras pada CT scan thorax dapat berisiko menyebabkan reaksi alergi dan gangguan ginjal. Pemeriksaan ini dinilai cukup aman untuk ibu hamil, sehingga jika terindikasi, dapat dilakukan.
Pada anak-anak, pemeriksaan CT scan thorax juga dapat dilakukan tetapi sedasi mungkin diperlukan pada anak yang tidak kooperatif akibat cemas dan panik. Terkadang, injeksi saline diberikan untuk mengenalkan prosedur pada anak.[12]