Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Indikasi dan Dosis Morfin general_alomedika 2022-05-12T13:32:56+07:00 2022-05-12T13:32:56+07:00
Morfin
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Indikasi dan Dosis Morfin

Oleh :
dr.Adrian Prasetio SpKJ
Share To Social Media:

Indikasi morfin adalah untuk meredakan nyeri yang tidak bisa diatasi dengan analgesik nonnarkotik. Hal ini mencakup kondisi pre dan pasca operasi, infark miokard, dan nyeri pada pasien kanker.

Perlu diperhatikan bahwa morfin sangat poten dan berisiko tinggi menyebabkan adiksi. Penggunaan morfin yang berkepanjangan selama kehamilan dapat menyebabkan neonatal abstinence syndrome  yang berpotensi mengancam nyawa jika tidak segera dikenali dan diatasi.[2,3]

Pengelolaan Nyeri

Morfin dapat digunakan pada pasien dengan nyeri hebat atau nyeri yang tidak hilang dengan analgesik nonnarkotik. Kasus nyeri tersebut dapat ditemukan pada pasien dengan angina pektoris atau infark miokard akut, serta pasien yang menjalani pembedahan terbuka.

Morfin hanya disarankan digunakan pada pasien dewasa. Hal ini karena efikasi dan keamanan pada populasi berusia di bawah 18 tahun masih belum didukung bukti ilmiah adekuat.[3,4,9]

Penentuan Dosis

Pemilihan regimen dosis morfin harus disesuaikan berdasarkan kasus klinis masing-masing pasien, dengan mempertimbangkan riwayat pengobatan analgesik sebelumnya. Beberapa hal yang harus diperhatikan adalah:

  • Dosis harian total, potensi, dan karakteristik spesifik opioid yang telah dikonsumsi sebelumnya
  • Tingkat toleransi opioid pasien
  • Kondisi umum dan status medis pasien
  • Obat-obat lain yang sedang digunakan pasien
  • Jenis dan tingkat keparahan nyeri
  • Faktor risiko penyalahgunaan dan adiksi

Lakukan evaluasi berkala terhadap kontrol nyeri dan kebutuhan penggunaan analgesik opioid berkelanjutan. Jika akan dilakukan perubahan dosis, lakukan titrasi dan pemantauan lebih ketat.[4,10]

Dosis pada Pasien yang Belum Pernah Mendapat Opioid

Pada pasien yang belum pernah mendapat opioid, morfin dapat diberikan dalam dosis 15-30 mg per oral. Pemberian dilakukan sesuai dengan tingkat nyeri dan respon klinis pasien, yaitu bisa sesering 4 jam sekali.[4]

Jika diberikan intravena, dosis yang dapat digunakan adalah 0,1 hingga 0,2 mg/kg setiap 4 jam atau sesuai kebutuhan.

Jika diberikan intraspinal, dosis awal yang digunakan adalah 5 mg, dengan peningkatan dosis 1-2 mg setiap jam hingga 10 mg/24 jam apabila belum mendapat respon yang diinginkan.

Dosis intrathecal berkisar antar 0,2 mg hingga 1 mg dosis tunggal dalam 24 jam.[7,11,12]

Konversi dari Obat Parenteral ke Oral

Untuk konversi dari morfin parenteral ke oral, perlu diingat bahwa sekitar 3-6 mg morfin oral umumnya diperlukan untuk menghasilkan efek analgesik yang setara dengan 1 mg morfin parenteral. Lebih baik untuk memulai dari dosis terendah untuk menghindari risiko overdosis yang fatal.[4,7]

Konversi dari Tablet Konvensional ke Tablet Lepas Lambat

Morfin tersedia dalam dosis yang sama, namun konversi dosis ekuivalen pada sediaan lepas lambat bisa menyebabkan sedasi berlebihan. Hal ini diakibatkan karena peningkatan konsentrasi plasma. Perlu dilakukan pemantauan terhadap depresi napas dan sedasi.[4]

Konversi Morfin ke Opioid Lain

Konversi morfin ke opioid lain, seperti codeine, membutuhkan penghitungan khusus. Faktor konversi dikalikan dengan dosis untuk menentukan dosis konversi. Opioid lain harus dihentikan ketika memulai morfin.[13,14]

Tabel 1. Konversi Morfin dengan Opioid Lain

Opioid Faktor Konversi
Codeine 0,15
Hidrokodon 1

Methadone

1-20 mg/hari

21-40 mg/hari

41-60 mg/hari

≥61-80 mg/hari

 

4

8

10

12

Oksikodon 1,5
Oxymorphone 3
Morfin 1

Sumber: dr. Adrian Prasetio, 2022.[13,14]

Penghentian Terapi

Klinisi harus mengevaluasi manfaat dari morfin setiap 1-4 minggu pasca memulai terapi. Apabila manfaat tidak melebihi risiko, maka disarankan mengganti kepada terapi lain dan menghentikan dosis morfin. Penghentian terapi dari morfin membutuhkan penurunan dosis berkala terutama pada pasien yang dependen terhadap morfin.

Umumnya penurunan dosis adalah 25-50% setiap 2-4 hari sambil memantau gejala putus zat. Apabila muncul gejala putus zat, maka tingkatkan dosis ke dosis awal sebelum kemunculan gejala putus zat dan turunkan dosis lebih perlahan.[4]

Patient-controlled Analgesia

Morfin juga dapat diberikan dalam bentuk patient-controlled analgesia, misalnya pada kasus nyeri kanker atau pasien pasca pembedahan terbuka. Dosis awal yang diberikan adalah loading 1-10 mg intravena bolus lambat selama 4-5 menit. Kemudian dapat diberikan tambahan 1 mg sesuai permintaan pasien, dengan jeda antar dosis 5-10 menit. Dosis maksimal untuk pasien yang tidak pernah mendapatkan opioid adalah 10 mg/jam. Pada pasien yang sudah pernah mendapat opioid, dosis maksimal adalah 30 mg/jam.[7,11]

Modifikasi Dosis

Modifikasi dosis diperlukan pada pasien dengan gangguan fungsi hati dan ginjal.

Gangguan Fungsi Hati

Pemberian morfin pada pasien dengan gangguan fungsi hati, terutama gangguan fungsi yang berat pada sirosis membutuhkan kehati-hatian. Pada penelitian terdapat penurunan klirens obat dan peningkatan waktu paruh. Direkomendasikan memulai terapi dari dosis kecil dan dititrasi bertahap.[11,13]

Gangguan Fungsi Ginjal

Pemberian morfin pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal membutuhkan kehati-hatian. Pada penelitian terdapat penurunan klirens dan akumulasi metabolit morfin. Direkomendasikan memulai terapi dari dosis kecil dan dititrasi bertahap.[11,13]

Overdosis

Overdosis morfin adalah sebuah kondisi kegawatdaruratan yang membutuhkan penanganan segera. Gejala overdosis adalah depresi napas, penurunan kesadaran, kelemahan otot skeletal, kulit dingin, miosis, dan kemudian midriasis pada overdosis berat. Apabila gejala overdosis tidak ditangani cepat, pasien bisa mengalami edema paru, bradikardia, hipotensi, henti jantung dan kematian. Kadar toksik morfin adalah 10-100 ug/dL, sedangkan konsentrasi melebihi 400 ug/dL akan menyebabkan kematian.[8,15]

Pada overdosis akut, tindakan pertama adalah menjaga patensi jalan napas dan suplementasi oksigen bila perlu. Pasien dapat diberikan naloxone sebagai antagonis spesifik dengan dosis 0,4 hingga 2 mg secara intravena, bisa diulang setiap 2-3 menit apabila dibutuhkan, namun tidak melebihi 10 mg.

Pada pasien dengan riwayat penyalahgunaan opioid kronis, gunakan naloxone dalam dosis rendah, 0,1 hingga 0,2 mg dan dititrasi bertahap sambil melihat perbaikan dari depresi napas. Penggunaan naloxone dosis tinggi pada pasien dengan ketergantungan opioid berpotensi menyebabkan gejala putus zat.[3,15]

 

 

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Paulina Livia Tandijono

Referensi

2. Liu DQ, Zhou YQ, Gao F. Targeting Cytokines for Morphine Tolerance: A Narrative Review. Curr Neuropharmacol. 2019;17(4):366-376. doi: 10.2174/1570159X15666171128144441. PMID: 29189168; PMCID: PMC6482476.
3. National Center for Biotechnology Information. Morphine | C17H19NO3 - PubChem. 2020. https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/5288826%0Ahttps://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Morphine
4. FDA. Morphine sulphate. 2016. https://www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_docs/label/2016/204223s006lbl.pdf
7. MIMS. Morphine. 2021. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/erythromycin?mtype=generic
8. Murphy PB, Bechmann S, Barrett MJ. Morphine - StatPearls - NCBI Bookshelf. StatPearls Publishing. 2020. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK526115/
9. Duarte GS, Nunes-Ferreira A, Rodrigues FB, Pinto FJ, Ferreira JJ, Costa J, Caldeira D. Morphine in acute coronary syndrome: systematic review and meta-analysis. BMJ Open. 2019 Mar 15;9(3):e025232. doi: 10.1136/bmjopen-2018-025232.
10. Häuser W, Bernardy K, Maier C. Langzeittherapie mit Opioiden bei chronischem nicht-tumorbedingtem Schmerz. Systematische Übersicht und Metaanalyse der Wirksamkeit, Verträglichkeit und Sicherheit in offenen Anschlussstudien über mindestens 26 Wochen [Long-term opioid therapy in chronic noncancer pain. A systematic review and meta-analysis of efficacy, tolerability and safety in open-label extension trials with study duration of at least 26 weeks]. Schmerz. 2015 Feb;29(1):96-108. German. doi: 10.1007/s00482-014-1452-0. Erratum in: Schmerz. 2015 Jul;29(3):309. PMID: 25503691.
11. Drugs.com. Morphine Dosage Guide + Max Dose, Adjustments. 2021. https://www.drugs.com/dosage/morphine.html
12. Deer TR, Pope JE, Hanes MC, McDowell GC. Intrathecal Therapy for Chronic Pain: A Review of Morphine and Ziconotide as Firstline Options. Pain Med. 2019 Apr 1;20(4):784-798. doi: 10.1093/pm/pny132.
13. FDA. Morphine Sulphate tablets FDA label. Ref ID 3075779. 2012. https://www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_docs/label/2012/022207s004lbl.pdf
14. Dowell D, Haegerich TM, Chou R. CDC Guideline for Prescribing Opioids for Chronic Pain — United States, 2016. MMWR Recomm Rep 2016;65(No. RR-1):1–49. DOI: http://dx.doi.org/10.15585/mmwr.rr6501e1
15. Lynn R. Naloxone dosage for opioid reversal: current evidence and clinical implications. Ther Adv Vaccines. 2018;9(6):259–61.

Formulasi Morfin
Efek Samping dan Interaksi Obat ...

Artikel Terkait

  • Peran Obat Pelemas Otot dalam Terapi Nyeri Punggung Bawah Nonspesifik
    Peran Obat Pelemas Otot dalam Terapi Nyeri Punggung Bawah Nonspesifik
  • Mengenali Nyeri Kronis Setelah Operasi dan Penanganannya
    Mengenali Nyeri Kronis Setelah Operasi dan Penanganannya
  • Perbedaan Natrium Diklofenak dan Kalium Diklofenak
    Perbedaan Natrium Diklofenak dan Kalium Diklofenak
  • Peran Kombinasi Paracetamol dan Kafein dalam Penanganan Nyeri Dental
    Peran Kombinasi Paracetamol dan Kafein dalam Penanganan Nyeri Dental
  • Obat Antiinflamasi Nonsteroid (OAINS) Topikal Untuk Nyeri Akut Muskuloskeletal
    Obat Antiinflamasi Nonsteroid (OAINS) Topikal Untuk Nyeri Akut Muskuloskeletal

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 04 Maret 2025, 18:55
Tata cara pemberian tramadol drip
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo Selamat siang dokter TS, ingin bertanya untuk kasus nyeri tidak respons dengan pemberian Ketorolac direncanakan menggunakan tramadol drip, bagaimana tata...
Anonymous
Dibalas 17 Februari 2025, 10:39
Nyeri di pangkal paha luar sejak 2 minggu tanpa bengkak dan deformitas pada pasien wanita 55 tahun
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter senior dan teman sejawat sekalian. Ijin konsul dok, saya memiliki pasien dengan nyeri di pangkal paha luar sudah 2mingguan. Tidak ada bengkak...
Anonymous
Dibalas 17 Juli 2024, 12:20
Penggunaan Neuralgin dan Asam Mefenamat secara bersamaan
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter. Izin diskusi, saya pernah mendapatkan kasus pasien nyeri otot pinggang karena salah posisi ketika duduk. Lalu pasien diberikan Neuralgin dan Asam...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.