Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Kontraindikasi dan Peringatan Morfin general_alomedika 2022-05-12T13:42:48+07:00 2022-05-12T13:42:48+07:00
Morfin
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Kontraindikasi dan Peringatan Morfin

Oleh :
dr.Adrian Prasetio SpKJ
Share To Social Media:

Kontraindikasi pemberian morfin adalah pasien dengan hipersensitivitas terhadap obat dan pasien dengan gejala depresi pernapasan. Morfin memiliki peringatan penggunaan yaitu harus digunakan di bawah pengawasan ketat dokter.

Pemberian morfin juga harus berhati-hati karena adanya risiko penyalahgunaan dan adiksi. Peringatan lain adalah adanya peningkatan risiko depresi napas jika morfin digunakan bersama obat yang mendepresi sistem saraf pusat, seperti benzodiazepine. Penggunaan morfin selama kehamilan dapat menimbulkan neonatal abstinence syndrome.[4,3]

Kontraindikasi

Kontraindikasi penggunaan morfin adalah:

  • Depresi pernapasan yang signifikan.
  • Asthma bronkial akut atau berat dalam kondisi tanpa alat untuk melakukan pemantauan atau tanpa adanya peralatan resusitasi

  • Penggunaan bersamaan dengan inhibitor monoamine oksidase (MAOI), seperti selegiline, atau penggunaan MAOI dalam 14 hari terakhir
  • Obstruksi gastrointestinal yang diketahui atau dicurigai, termasuk ileus paralitik

  • Hipersensitivitas terhadap morfin[4]

Peringatan

Morfin sebaiknya hanya digunakan sebagai terapi alternatif dimana terapi analgesik nonopioid atau kombinasi opioid lain tidak efektif.

Risiko Toleransi dan Adiksi

Penggunaan morfin dalam waktu lama dapat menyebabkan toleransi dan bahkan ketergantungan opioid. Pasien akan membutuhkan peningkatan dosis untuk mencapai efek yang sama. Hal ini meningkatkan risiko munculnya efek samping berbahaya, seperti depresi napas dan gejala putus zat.[1,4,17]

Risiko Neonatal Abstinence Syndrome

Konsumsi morfin dalam kehamilan bisa menyebabkan gejala putus zat pada bayi yang disebut neonatal abstinence syndrome. Gejala yang muncul mencakup iritabilitas, kesulitan menyusui, menangis keras, tremor, dan keterlambatan pertumbuhan. Keparahan dan durasi gejala putus zat ini terkait dengan dosis dan lama paparan terhadap morfin. Apabila harus menggunakan morfin, bayi harus dipantau ketat terhadap tanda gejala putus zat.[4,18]

Interaksi dengan Obat dan Zat Lainnya

Pasien tidak boleh mengonsumsi alkohol bersamaan dengan morfin karena risiko tinggi menyebabkan sedasi yang hebat dan depresi napas. Kadar morfin plasma akan meningkat dan berisiko lebih mudah mengalami overdosis.

Penggunaan bersamaan dengan depresan sistem saraf pusat lain meningkatkan risiko depresi napas dan kematian. Contoh agen depresan sistem saraf pusat adalah diazepam, alprazolam, alkohol, dan opioid lain seperti codeine.

Sindrom serotonin dapat terjadi jika morfin digunakan bersama dengan obat serotonergik. Contoh dari obat golongan ini adalah paroxetine, citalopram, dan duloxetine.[4,8,18]

Instabilitas Kardiovaskular

Morfin dosis rendah yang diberikan secara intravena memiliki sedikit efek pada stabilitas kardiovaskular. Di lain pihak, dosis tinggi akan menyebabkan instabilitas kardiovaskular yang dihasilkan dari hiperaktivitas simpatis dan peningkatan katekolamin. Pastikan naloxone dan peralatan resusitasi tersedia jika terjadi instabilitas kardiovaskular yang mengancam jiwa.[4]

Interaksi dengan Inhibitor Monoamine Oksidase (MAOI)

Inhibitor monoamine oksidase (MAOI) dapat mempotensiasi efek dari morfin. Interaksi keduanya dapat meningkatkan risiko depresi napas, koma, dan konfusi.[4]

Insufisiensi Adrenal

Penggunaan opioid telah dilaporkan menyebabkan insufisiensi adrenal, umumnya pada penggunaan melebihi 1 bulan. Insufisiensi adrenal dapat ditandai dengan mual, muntah, anoreksia, kelelahan, kelemahan, pusing, dan hipotensi.[4]

Risiko Peningkatan Tekanan Intrakranial

Penggunaan morfin dapat mengurangi dorongan pernapasan. Hal ini akan menyebabkan retensi karbondioksida yang dapat meningkatkan tekanan intrakranial. Pasien yang rentan, seperti pasien dengan cedera otak traumatik atau tumor otak, perlu dipantau terutama terhadap tanda-tanda sedasi dan depresi pernapasan saat memulai terapi dengan morfin.[4]

Risiko Gastrointestinal

Morfin dikontraindikasikan pada pasien dengan obstruksi gastrointestinal. Morfin dapat menyebabkan spasme pada sfingter Oddi. Selain itu, penggunaan opioid seperti morfin juga dapat menyebabkan peningkatan serum amilase. Lakukan pemantauan pada pasien dengan penyakit saluran empedu terkait adanya perburukan gejala.[4]

Kemampuan Berkendara dan Mengoperasikan Mesin

Pasien yang mengonsumsi opioid tidak dianjurkan berkendara ataupun mengoperasikan alat berat dan berbahaya.[4,8,18]

 

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Paulina Livia Tandijono

Referensi

1. Listos J, Łupina M, Talarek S, Mazur A, Orzelska-Górka J, Kotlińska J. The mechanisms involved in morphine addiction: An overview. Int J Mol Sci. 2019;20(17).
3. National Center for Biotechnology Information. Morphine | C17H19NO3 - PubChem. 2020. https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/5288826%0Ahttps://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Morphine
4. FDA. Morphine sulphate. 2016. https://www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_docs/label/2016/204223s006lbl.pdf
7. MIMS. Morphine. 2021. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/erythromycin?mtype=generic
8. Murphy PB, Bechmann S, Barrett MJ. Morphine - StatPearls - NCBI Bookshelf. StatPearls Publishing. 2020. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK526115/
17. Kemenkes RI. PMK No 44 tahun 2019 tentang Perubahan Penggolongan Narkotika. Kemenkes RI. 2019;1–22.
18. Medscape. MS Contin, Astramorph (morphine) dosing, indications, interactions, adverse effects, and more. Medscape Reference. 2019. https://reference.medscape.com/drug/ms-contin-astramorph-morphine-343319#4

Penggunaan pada Kehamilan dan Ib...
Pengawasan Klinis Morfin

Artikel Terkait

  • Peran Obat Pelemas Otot dalam Terapi Nyeri Punggung Bawah Nonspesifik
    Peran Obat Pelemas Otot dalam Terapi Nyeri Punggung Bawah Nonspesifik
  • Mengenali Nyeri Kronis Setelah Operasi dan Penanganannya
    Mengenali Nyeri Kronis Setelah Operasi dan Penanganannya
  • Perbedaan Natrium Diklofenak dan Kalium Diklofenak
    Perbedaan Natrium Diklofenak dan Kalium Diklofenak
  • Peran Kombinasi Paracetamol dan Kafein dalam Penanganan Nyeri Dental
    Peran Kombinasi Paracetamol dan Kafein dalam Penanganan Nyeri Dental
  • Obat Antiinflamasi Nonsteroid (OAINS) Topikal Untuk Nyeri Akut Muskuloskeletal
    Obat Antiinflamasi Nonsteroid (OAINS) Topikal Untuk Nyeri Akut Muskuloskeletal

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 04 Maret 2025, 18:55
Tata cara pemberian tramadol drip
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo Selamat siang dokter TS, ingin bertanya untuk kasus nyeri tidak respons dengan pemberian Ketorolac direncanakan menggunakan tramadol drip, bagaimana tata...
Anonymous
Dibalas 17 Februari 2025, 10:39
Nyeri di pangkal paha luar sejak 2 minggu tanpa bengkak dan deformitas pada pasien wanita 55 tahun
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter senior dan teman sejawat sekalian. Ijin konsul dok, saya memiliki pasien dengan nyeri di pangkal paha luar sudah 2mingguan. Tidak ada bengkak...
Anonymous
Dibalas 17 Juli 2024, 12:20
Penggunaan Neuralgin dan Asam Mefenamat secara bersamaan
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter. Izin diskusi, saya pernah mendapatkan kasus pasien nyeri otot pinggang karena salah posisi ketika duduk. Lalu pasien diberikan Neuralgin dan Asam...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.