Pendahuluan Morfin
Morfin adalah analgesik golongan opioid yang digunakan untuk pengelolaan nyeri hebat, analgesia pra dan pasca operasi, serta kontrol nyeri dari angina pektoris atau infark miokard akut. Morfin adalah alkaloid morfinan yang merupakan obat psikoaktif analgesik opiat yang sangat poten. Morfin bekerja langsung pada sistem saraf pusat (SSP) untuk menghilangkan nyeri, tetapi memiliki potensi adiksi yang tinggi.[1,2]
Perlu diketahui bahwa obat golongan opioid, termasuk morfin, telah dihubungkan dengan berbagai risiko signifikan. Opioid dapat berinteraksi dengan obat serotonergik, sehingga mengakibatkan sindrom serotonin yang berpotensi fatal. Opioid juga telah dilaporkan menyebabkan gangguan kelenjar adrenal, penurunan kadar hormon seks, impotensi, dan infertilitas.
Penggunaan morfin juga berisiko menimbulkan toksisitas fatal, salah satunya akibat depresi pernapasan. Morfin telah dilaporkan menyebabkan kematian dalam pemberian 0,15-0,2 g subkutan ataupun 0,3-0,4 g oral pada orang dewasa. Populasi anak berisiko lebih tinggi, dimana kematian telah diamati pada dosis 30 mg.[3]
Penggunaan morphine yang berkepanjangan selama kehamilan dapat menyebabkan neonatal abstinence syndrome. Kondisi ini dapat mengancam nyawa jika tidak segera dikenali dan diatasi.[4]
Tabel 1. Deskripsi Singkat Morfin
Perihal | Deskripsi |
Kelas | Analgesik, antipiretik, antiinflamasi non steroid, antipirai[5] |
Subkelas | Analgesik narkotik[5] |
Akses | Resep |
Wanita hamil | Kategori FDA: C[4] Kategori TGA: C[6] |
Wanita menyusui | Dikeluarkan ke ASI[4] |
Anak-anak | Efikasi dan keamanan tidak diketahui[4] |
Infant | Efikasi dan keamanan tidak diketahui[4] |
FDA | Approved[4] |
Penulisan pertama oleh: dr. Paulina Livia Tandijono