Pendahuluan Chlorpheniramine Maleat
Chlorpheniramine maleat / CTM, dikenal juga sebagai klorfeniramin maleat atau klorfenamin maleat, adalah antihistamin H1 generasi pertama yang digunakan untuk menangani reaksi alergi, yang di antaranya diakibatkan oleh rhinitis alergi, dermatitis atopi, urtikaria, dan konjungtivitis alergi.
Sinonim: klorfeniramin maleat; Klorfenamin maleat, Chlorphenamine maleat, CTM
Nama kimia: 3-(4-chlorophenyl)-N,N-dimethyl-3-pyridin-2-ylpropan-1-amine
Chlorpheniramine umumnya digunakan untuk mengatasi reaksi alergi, seperti pilek, mata berair, gatal-gatal, bersin, yang terjadi pada keadaan rhinitis alergi, urtikaria, influenza, common cold, konjungtivitis alergi. Walau demikian, penggunaan antihistamin generasi 1 seperti chlorpheniramine akan menyebabkan efek sedasi sehingga lebih disarankan untuk menggunakan antihistamin generasi kedua seperti cetirizine atau loratadine. [6,8]
Obat ini pertama kali ditemukan pada tahun 1930an dari hasil uji coba untuk menemukan zat yang bersifat antagonis terhadap asetilkolin. Pada awalnya, zat antagonis tersebut terlalu toksik untuk digunakan kepada manusia. Dalam perkembangannya, beberapa zat antagonis histamin H1 ditemukan secara berurutan, seperti diphenhydramine, chlorpheniramine, bromfeniramin dan prometazin. [1-3]
Chlorpheniramine diproduksi dalam bentuk garam maleat, dan di kalangan masyarakat luas, obat ini dikenal dengan nama generik CTM. Obat ini berbentuk solid, berupa bubuk kristal halus, warna putih, tidak berbau, dengan rasa pahit [6] Sifatnya sensitif terhadap cahaya, serta sedikit larut dalam eter dan benzene. [7]
Kontroversi Penggunaan Chlorpheniramine untuk Asthma
Sebelum tahun 1992, FDA memberikan label warning penggunaan antihistamin H1 kepada pasien asthma. Namun hal ini menjadi kontroversi karena terdapat studi yang menunjukkan bahwa pasien dengan asthma yang stabil, atau steroid-dependent, dapat mentoleransi penggunaan antihistamin, tanpa efek buruk yang signifikan.
Sekitar tahun 1992, secara resmi FDA menarik label warning tersebut, dan menyetujui antihistamin H1, termasuk chlorpheniramine, sebagai obat untuk mengatasi/meredakan gejala serangan asthma. Walau demikian, penggunaannya tetap kontroversial karena sebagian studi menunjukkan bahwa antihistamin H1 seperti chlorpheniramine memberikan efek bronkodilatasi cepat terhadap asthma, sedangkan sebagian studi lainnya menunjukkan bahwa antihistamin H1 tidak efektif untuk asthma. [9-15]
TABEL 1. Deskripsi Singkat Chlorpheniramine
Perihal | Deskripsi |
Kelas | Antialergi dan Obat untuk Anafilaksis [16] |
Subkelas | Antialergi |
Akses | Obat bebas terbatas [4] |
Wanita hamil | Kategori FDA: B [8]; Kategori TGA: A [17] |
Wanita menyusui | Diekskresikan ke dalam air susu ibu |
Anak-anak | Apabila perlu dan sesuai aturan |
Infant | Tidak direkomendasikan |
FDA | Approved [18] |