Kontraindikasi dan Peringatan Diphenhydramine
Kontraindikasi dari diphenhydramine adalah pasien yang hipersensitif terhadap diphenhydramine. Peringatan pada penggunaan diphenhydramine pada anak dan lansia karena risiko efek samping yang lebih besar dan risiko paradoks stimulasi sistem saraf pusat.
Diphenhydramine merupakan antihistamin generasi pertama yang penggunaannya sudah tidak disarankan pada praktik klinis. Profil keamanan dan efikasi antihistamin generasi kedua lebih baik, sehingga penggunaannya perlu diutamakan.
Kontraindikasi
Kontraindikasi pemberian diphenhydramine adalah pasien dengan hipersensitivitas terhadap diphenhydramine. Obat ini juga tidak diberikan pada pasien dengan obstruksi usus, ulkus peptikum dengan stenosis, serta dihindari pada populasi khusus bayi dan ibu menyusui.
Penggunaan diphenhydramine dapat memperburuk glaukoma, sehingga dikontraindikasikan pada pasien dengan glaukoma sudut tertutup. Diphenhydramine juga kontraindikasi pada kasus hipertrofi prostat dan uropati obstruktif.
Diphenhydramine juga memiliki efek sinergis dengan alkohol dan depresan sistem saraf pusat lain sehingga tidak boleh diberikan bersamaan.[1,2,6]
Peringatan
Penggunaan antihistamine harus dilakukan secara berhati-hati pada pasien anak dan lansia karena lebih mudah mengalami efek samping dan reaksi paradoks stimulasi sistem saraf pusat. Pemberian obat ini sebaiknya berada di bawah supervisi klinisi. Pada lansia, penggunaan diphenhydramine menyebabkan peningkatan risiko jatuh dan perburukan kondisi komorbid, misalnya hiperplasia prostat dan gangguan fungsi ginjal.[1,2,17]
Mengonsumsi diphenhydramine yang dijual bebas (OTC) melebihi dosis rekomendasi bisa menyebabkan efek samping berbahaya, seperti gangguan irama jantung, kejang, koma, dan kematian. Untuk mencegah keracunan yang tidak disengaja, sebaiknya diphenhydramine disimpan di tempat yang tidak terjangkau anak-anak.[18]
Diphenhydramine menyebabkan depresi sistem saraf pusat seperti mengantuk. Pasien sebaiknya tidak mengoperasikan alat berat dan berkendara selama mengonsumsi obat. Penggunaan bersamaan dengan depresan sistem saraf pusat lain berpotensi menyebabkan efek sinergis dan peningkatan sedasi. Anak-anak sebaiknya diberikan antihistamin generasi kedua, dengan efek sedatif minimal, seperti fexofenadine, sehingga tidak menyebabkan penurunan performa di sekolah.[16,17]
Diphenhydramine bisa menyebabkan hasil positif palsu pada tes narkoba urine terhadap methadone dan phencyclidine. Diphenhydramine juga dapat mengaburkan gejala ototoksisitas dari obat tertentu, seperti vertigo dan pusing. Pada pemeriksaan skin test, diphenhydramine mungkin menurunkan reaksi imun terhadap antigen.[1,4]
Penulisan pertama oleh: dr. Yelvi Levani
Penulisan kedua oleh: dr. Michael Susanto