Pendahuluan Clarithromycin
Clarithromycin merupakan antibiotik golongan makrolida yang digunakan untuk terapi infeksi bakteri, seperti pada infeksi saluran pernapasan atas dan bawah, otitis media, faringitis, tonsilitis, serta infeksi kulit dan jaringan lunak. Dosis dewasa berkisar 250-500 mg per pemberian, diberikan setiap 12 jam. Dosis anak sekitar 7,5 mg/kg/kali, diberikan setiap 12 jam, dengan dosis maksimum 500 mg setiap pemberian.[1-5]
Clarithromycin merupakan antibiotik spektrum luas yang secara selektif berikatan dengan subunit ribosom 50S pada bakteri yang rentan dan mencegah translokasi asam amino teraktivasi, sehingga mengakibatkan penghambatan sintesis protein intraseluler. Obat ini dikontraindikasikan pada pasien yang hipersensitif terhadap clarithromycin dan antibiotik makrolida lain, seperti erythromycin.[1-3,5]
Peningkatan risiko kematian telah dilaporkan dalam pemantauan jangka panjang pasien dengan penyakit jantung koroner yang menerima clarithromycin selama 2 minggu dalam uji klinis acak terkontrol plasebo. Oleh sebab itu, pertimbangkan risiko mortalitas ketika menimbang risiko dan potensi manfaat clarithromycin pada semua pasien, terutama pasien dengan penyakit kardiovaskular.[1,4,5]
Di Indonesia, clarithromycin tersedia dalam merek dagang Abbotic®, Bicrolid®, Clavics®, Clarolid®, Comtro®, Clapharma®, Hecobac®, Klarid®, dan Orixal®.[14]
Tabel 1. Deskripsi Singkat Clarithromycin
Perihal | Deskripsi |
Kelas | Antibakteri.[6,7] |
Subkelas | Makrolid.[6,7] |
Akses | Resep.[7] |
Wanita hamil | Kategori FDA: C.[3,5] Kategori TGA: B3.[8] |
Wanita menyusui | Dikeluarkan ke ASI dalam jumlah kecil.[2,5] |
Anak-anak | Keamanan dan efikasi telah ditetapkan pada anak usia ≥ 6 bulan dengan dosis dan indikasi sesuai.[2,3,5] |
Infant | |
FDA | Approved.[5] |
Penulisan pertama oleh: dr. Sunita