Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Indikasi dan Dosis Lamivudin general_alomedika 2022-10-21T11:42:12+07:00 2022-10-21T11:42:12+07:00
Lamivudin
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Indikasi dan Dosis Lamivudin

Oleh :
Audric Albertus
Share To Social Media:

Indikasi lamivudin adalah untuk tata laksana infeksi human immunodeficiency virus atau HIV, dan hepatitis B kronis. Lamivudin juga bisa digunakan sebagai profilaksis pasca paparan HIV dan pada transmisi HIV perinatal. Dosis harian lamivudin pada pasien dewasa adalah 300 mg.

Human Immunodeficiency Virus (HIV)

Lamivudin dapat digunakan untuk terapi HIV dengan kombinasi bersama obat antiretroviral lain. Selain itu, lamivudin juga bisa digunakan sebagai terapi profilaksis setelah paparan akibat okupasi atau pada neonatus yang berisiko sangat tinggi terinfeksi HIV.

Pengobatan HIV

Pada pengobatan HIV, lamivudin diberikan per oral dengan kombinasi bersama antiretrovirus (ARV) lain, misalnya efavirenz and tenofovir. Dosis lamivudin pasien dewasa adalah 150 mg dua kali sehari atau 300 mg sekali sehari.

Pada anak dengan berat badan 14–20 kg, lamivudin dapat diberikan sebanyak 75 mg dua kali sehari, atau 150 mg sekali sehari. Untuk anak dengan berat badan 20–25 kg dosis lamivudin adalah 225 mg/hari. Pemberian dapat dibagi menjadi 75 mg pada pagi hari dan 150 mg pada malam hari, atau 225 mg, sekali sehari.

Jika anak memiliki berat badan di atas 25 kg, maka dosis lamivudin sama seperti dosis pasien dewasa. Pada anak, lamivudin juga diberikan sebagai kombinasi dengan antiretroviral lain. Dosis maksimal adalah 300 mg per hari.[7,14–16]

Postexposure Prophylaxis

Postexposure prophylaxis (PEP) diberikan untuk mencegah infeksi HIV setelah pasien terpapar virus. Pada PEP terkait okupasi, kombinasi antara tenofovir dan lamivudin, atau tablet lamivudin dan zidovudin dapat diberikan sebagai alternatif terapi.

Dosis lamivudin yang digunakan bagi pasien dewasa adalah 150 mg dua kali sehari atau 300 mg sekali sehari. Berikan PEP sesegera mungkin, dalam hitungan jam setelah terpapar dan lanjutkan selama 4 minggu bila toleransi pasien baik.[7,16]

Profilaksis Transmisi HIV Perinatal

Lamivudin dapat digunakan sebagai terapi empiris HIV bagi neonatus yang lahir dari wanita pengidap HIV. Terapi empiris yang direkomendasikan adalah kombinasi zidovudin, lamivudin, dan nevirapin yang diberikan segera setelah bayi lahir, yaitu dalam 6–12 jam. Regimen ini diberikan pada neonatus yang sangat berisiko terinfeksi HIV.

Dosis lamivudin yang direkomendasikan adalah 2 mg/kg, dua kali sehari dimulai saat lahir hingga usia 4 minggu. Kemudian dosis ditingkatkan menjadi 4 mg/kg, dua kali sehari untuk usia 4–6 minggu. Regimen obat sebaiknya digunakan selama 6 minggu.[7,17]

Hepatitis B Kronis

Pada pasien hepatitis B kronis, lamivudin dapat diberikan 100 mg sekali sehari. Jika pasien juga menderita HIV, maka dosis lamivudin adalah 150 mg dua kali sehari atau 300 mg sekali sehari.

Dosis anak usia 2–17 tahun untuk terapi hepatitis B kronis  adalah 3 mg/kg/hari, diberikan sekali sehari. Dosis maksimal adalah 100 mg/hari. Lamivudin untuk hepatitis B kronis tidak disarankan bagi anak di bawah 2 tahun. Durasi optimal terapi, baik bagi pasien dewasa maupun anak belum diketahui.[5,10]

Penyesuaian Dosis

Penyesuaian dosis diperlukan pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal, seperti penyakit ginjal kronis. Jika klirens kreatinin 50 mL/menit atau lebih, maka dosis lamivudin adalah 150 mg dua kali sehari atau 300 mg sekali sehari. Pada klirens kreatinin 30–49 mL/menit, dosis lamivudin adalah 150 mg sekali sehari.

Pada klirens kreatinin 15–29 mL/menit, dosis awal adalah 150 mg, kemudian diturunkan menjadi 100 mg/hari, sedangkan jika klirens kreatinin sebesar 5–14 mL/menit dosis awal lamivudin adalah 150 mg, kemudian diturunkan menjadi 50 mg/hari. Untuk klirens kreatinin kurang dari 5 mL/menit, dosis awal lamivudin adalah 50 mg, kemudian diturunkan menjadi 25 mg/hari.[6]

 

 

Direvisi oleh: dr. Livia Saputra

Referensi

5. MIMS Indonesia. Lamivudine. 2022 https://www.mims.com/indonesia/drug/info/lamivudine?mtype=generic
6. Taylor K, Fritz K, Parmar M. Lamivudine. StatPearls Publishing. 2022 https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK559252/
7. ASHP. Lamivudine. Drugs.com. 2022 https://www.drugs.com/monograph/lamivudine.html#uses
10. Medscape. Lamivudine (Rx). 2022 https://reference.medscape.com/drug/epivir-hbv-lamivudine-342621#0
14. Working Group of the Office of AIDS Research Advisory Council (OARAC). Guidelines for the Use of Antiretroviral Agents in Adults and Adolescents Living with HIV. https://aidsinfo.nih.gov/contentfiles/lvguidelines/adultandadolescentgl.pdf
15. WHO. Post exposure prophylaxis for HIV. 2014. https://www.who.int/hiv/pub/guidelines/arv2013/December2014-ARVsupplement-chap5.pdf?ua=1
16. WHO. Updated Recommendations On First-Line And Second-Line Antiretroviral Regimens And Post-Exposure Prophylaxis And Recommendations On Early Infant Diagnosis Of HIV. 2018. https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/277395/WHO-CDS-HIV-18.51-eng.pdf?ua=1
17. Clinical Info HIV. Antiretroviral Management of Newborns with Perinatal HIV Exposure or HIV Infection. 2021 https://clinicalinfo.hiv.gov/sites/default/files/guidelines/documents/pediatric-arv/management-newborns-perinatal-exposure-infection-pediatric-arv.pdf

Formulasi Lamivudin
Efek Samping dan Interaksi Obat ...
Diskusi Terbaru
dr. ALOMEDIKA
Dibalas 8 jam yang lalu
ALOPALOOZA - Alomedika Points Bonanza Bidang Dermatologi (14-20 Mei 2025)
Oleh: dr. ALOMEDIKA
1 Balasan
ALO Dokter!Masih belum ikuti ALOPALOOZA (ALOMEDIKA POINT BONANZA)?!? Ayo, segera ikuti ALOPALOOZA minggu ini untuk menambah Alomedika Point Anda!Tema minggu...
dr. ALOMEDIKA
Dibalas 5 jam yang lalu
CONGRATULATION! SELAMAT KEPADA PEMENANG ALOPALOOZA 2025 BIDANG RADIOLOGI!
Oleh: dr. ALOMEDIKA
2 Balasan
ALO Dokter.Alomedika dengan bangga mengumumkan pemenang ALOPALOOZA 2025 bidang Radiologi yang telah memposting kasus radiologi menarik di minggu...
Anonymous
Dibalas 1 jam yang lalu
Apakah praktek dokter umum boleh dispensing obat untuk pasien?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter. Saya baru buka praktek mandiri dokter umum, saat visitasi dengan puskesmas disarankan harus ada obat emergency, Selain obat emergency apakah di...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.