Pendahuluan Lamivudin
Lamivudin adalah obat antivirus analog nukleosida yang digunakan dalam tata laksana human immunodeficiency virus atau HIV dan hepatitis B kronik. Lamivudin bekerja sebagai inhibitor enzim reverse transcriptase virus yang mengakibatkan terminasi rantai deoxyribonucleic acid atau DNA.[1–3]
Lamivudin diabsorpsi dengan cepat dan dapat dikonsumsi dengan atau tanpa makanan. Lamivudin mengalami metabolisme intraseluler menjadi metabolit lamivudin trifosfat melalui fosforilasi, dan diekskresikan melalui urin dalam bentuk yang tidak berubah.[3,4]
Jika digunakan pada tata laksana human immunodeficiency virus (HIV), lamivudin harus dikombinasikan dengan antiretroviral (ARV) lainnya, misalnya tenofovir dan efavirenz. Selain untuk terapi infeksi HIV, lamivudin juga dapat digunakan untuk postexposure prophylaxis (PEP) HIV terkait okupasi, serta untuk neonatus yang lahir dari ibu yang terkena HIV.[3,5]
Efek samping lamivudin yang paling sering ditemukan adalah sakit kepala, nausea, vomitus, diare, dan nyeri abdomen. Efek samping berat yang dapat ditemukan akibat lamivudin adalah pankreatitis, asidosis metabolik dengan hepatomegali dan steatosis, serta sindrom Stevens-Johnson.[6]
Kontraindikasi lamivudin adalah pada pasien yang memiliki riwayat hipersensitivitas terhadap lamivudin maupun komponen formulasinya. Peringatan diberikan pada penggunaan lamivudin pada pasien hepatitis B kronis dengan status infeksi HIV yang tidak diketahui. Penggunaan lamivudin monoterapi dan dalam dosis subterapeutik dapat mengakibatkan terjadinya HIV yang resisten lamivudin.[6,7]
Pengawasan klinis diperlukan bagi pasien hepatitis B kronis yang berhenti mengonsumsi lamivudin. Sebab, telah dilaporkan terjadi eksaserbasi hepatitis, yang ditandai dengan peningkatan Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT) dan munculnya kembali HBV DNA. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemantauan klinis pasien dan fungsi hati selama beberapa bulan setelah lamivudin dihentikan.[6,7]
Formula molekular lamivudin adalah C8H11N3O3S.[8]
Tabel 1. Deskripsi Singkat Lamivudin
Perihal | Deskripsi |
Kelas | Antiinfeksi[9] |
Subkelas | Antivirus[9] |
Akses | Resep[9] |
Wanita hamil | Kategori Food and Drugs Administration (FDA): C[6] |
Kategori Therapeutic Goods Administration (TGA): B3[7] | |
Wanita menyusui | Diekskresikan ke dalam air susu ibu[7] |
Anak-anak | Apabila perlu, sesuai aturan[10] |
Infant | Apabila perlu, dan sesuai aturan[10] |
FDA | Approved[7] FDA memberikan black box warning bahwa lamivudin dosis hepatitis B tidak boleh diberikan pada pasien yang terinfeksi HIV. Pemberian monoterapi lamivudin dan dalam dosis subterapeutik tidak efektif dan dapat menyebabkan resistensi HIV. Eksaserbasi juga dapat terjadi setelah terapi lamivudin dihentikan pada penderita hepatitis B kronis[10] |
Direvisi oleh: dr. Livia Saputra