Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Lamivudin
Penggunaan lamivudin dalam kehamilan dimasukkan Food and Drug Administration atau FDA dalam kategori C, sehingga penggunaannya hanya disarankan bila besarnya manfaat melebihi risiko membahayakan janin. Pada ibu menyusui, lamivudin dapat diekskresikan ke air susu ibu, tetapi diperkirakan tidak menyebabkan efek samping yang serius.[19]
Kehamilan
FDA memasukkan lamivudin dalam kategori C. Artinya, studi pada binatang percobaan memperlihatkan efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.[6]
Therapeutic Goods Administration (TGA) memasukkan lamivudin dalam kategori B3. Artinya, obat telah digunakan oleh sejumlah wanita hamil atau usia reproduktif, tanpa adanya tanda-tanda peningkatan risiko malformasi atau efek buruk pada janin.[20]
Penggunaan lamivudin dalam kehamilan harus menimbang manfaat dan risiko yang mungkin terjadi. World Health Organization (WHO) merekomendasikan agar seluruh wanita hamil dan menyusui yang terinfeksi human immunodeficiency virus (HIV) tetap mengonsumsi antiretroviral (ARV), termasuk lamivudin selama ada risiko transimisi ibu ke bayi, kecuali bila terdapat kontraindikasi.[19,21]
Menyusui
Berdasarkan studi pada lebih dari 200 ibu-anak, kadar serum pada bayi yang menyusu dari ibu yang mengonsumsi lamivudin karena HIV sangat rendah, yaitu <4% kadar serum maternal. Kadar ini dilaporkan terus menurun hingga tidak lagi terlacak setelah infant berusia 24 minggu.
Hepatitis B bukan merupakan kontraindikasi menyusui jika neonatus telah diberikan intervensi untuk pencegahan hepatitis B yang adekuat saat lahir. Jika tetap terjadi infeksi hepatitis B pada bayi, maka menyusui direkomendasikan untuk dihentikan agar menurunkan risiko terbentuknya virus yang resisten lamivudin.
Lamivudin dilaporkan dapat ditoleransi dengan baik oleh bayi yang menyusu dari ibu yang terinfeksi HIV. Setelah konsumsi lamivudine per oral, kadar pada air susu ibu (ASI) dilaporkan serupa dengan pada serum maternal. Belum ada data mengenai keamanan lamivudin pada bayi yang mendapatkan ASI dari ibu negatif HIV yang terinfeksi hepatitis B, tetapi diperkirakan tidak menyebabkan efek samping serius.[18,22]
Direvisi oleh: dr. Livia Saputra