Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Farmakologi Azathioprine general_alomedika 2022-12-27T11:32:34+07:00 2022-12-27T11:32:34+07:00
Azathioprine
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Farmakologi Azathioprine

Oleh :
dr. Immanuel Natanael Tarigan
Share To Social Media:

Farmakologi azathioprine sebagai analog purin yang menghambat pertumbuhan sel limfosit T.

Farmakodinamik

Azathioprine merupakan analog purin yang bekerja dalam level DNA. Azathioprine dimetabolisme menjadi 6-mercaptopurine (6-MP). 6-MP terbentuk dengan reduksi azathioprine oleh glutation dan sulfidril lainnya. 6-MP kemudian dimetabolisme lebih lanjut membentuk metabolit lain yakni 6-metil-MP, 6-thiouric acid, dan 6-tioguanin.

Blokade Replikasi DNA

Azathioprine bekerja pada proses sintesis DNA dan memblokade jalur pembentukan purin secara de novo. Hal ini menyebabkan penghambatan pertumbuhan sel limfosit T sehingga berakibat pada penurunan produksi antibodi. Mekanisme kerja azathioprine dalam memblokade replikasi DNA belum dapat dijelaskan sepenuhnya.[10,11]

Apoptosis Sel Limfosit T

Pada penelitian in vitro, ditemukan bahwa azathioprine atau 6-Mp bekerja pada sel limfosit T dengan mekanisme peningkatan apotosis. Mekanisme ini terjadi akibat interaksi langsung 6-MP dengan GTP-binding protein Rac1 yang kemudian memblokade peningkatan RNA Bcl-xL dan protein. 6-thioguanine triphosphate (6-ThioGTP) mengikat Rac1 tanpa melalui ikatan dengan GTP-binding protein.[10,11]

Blokade Stimulasi oleh CD28

Proses lain yang juga berhubungan dengan mekanisme kerja azathioprine adalah toleransi terhadap antigen spesifik. Ditemukan bahwa selain menekan respon sistem imun primer, azathioprine juga menurunkan toleransi spesifik pada antigen tertentu pada paparan ulang walaupun penggunaan azathioprine sudah dihentikan. Hal ini dapat dijelaskan dengan azathioprine memblokade kostimulasi oleh CD28 sehingga terjadi anergi sel T dan apoptosis.[10,11]

Blokade stimulasi oleh CD28 menyebabkan tidak terjadi aktivasi limfosit T secara optimal. Akibatnya, terjadi stimulasi reseptor sel T tanpa kostimulasi oleh sel CD28 menyebabkan sel T tidak responsif pada pajanan antigen (anergi) dan dapat menyebabkan apoptosis. Proses apoptosis merupakan faktor penting dalam induksi toleransi perifer pada proses penolakan transplantasi organ.[10,11]

Pasien yang mendapatkan azathioprine biasanya memiliki respon imun suboptimal pada pemberian vaksin, jumlah sel T yang lebih rendah dan fungsi fagositosis yang lebih rendah pada peredaran darah perifer. Namun, respon mitosis, serum imunoglobulin dan respon pembentukan antibodi sekunder biasanya tidak mengalami masalah.[10,11,12]

Farmakokinetik

Farmakokinetik azathioprine terdiri dari aspek absorbsi, distribusi, metabolisme, dan eliminasinya.

Absorbsi

Azathioprine diserap dengan baik di saluran cerna pada pemberian oral dan akan mencapai kadar maksimum dalam darah dalam 1-2 jam. Azathioprine memiliki waktu paruh selama 5 jam dengan kadar puncak plasma < 1 cmg/mL.[2,6,10]

Distribusi

Azathioprine membentuk ikatan sedang  dengan protein serum, sebanyak 30%. Bioavaibilitas 50%. Azathioprine menembus sawar darah plasenta.[2,6,10]

Metabolisme

Azathioprine dimetabolisme di hepar. Hasil metabolisme azathioprine adalah 6-mercaptopurine (6-MP). Aktivasi 6-MP terbentuk melalui hypoxanthine-guanine phosphoribo-syltransferase (HGPRT) dan serangkaian aktivitas enzimatik, termasuk kinase, menghasilkan metabolit utama berupa 6-thioguanine nucleotides (6TGNs). Tioguanin nukleotida merupakan prekursor sintesis DNA dan berfungsi pada polimerase DNA.

Inaktivasi 6-MP terjadi melalui 2 proses, yakni:

  1. Metilasi thiol membentuk metabolit inaktif metil-6-MP (6-MeMP). Proses ini dikatalis oleh enzim thiopurine S-methyltransferase (TPMT). Pada Kaukasian dan Afrika-Amerika, terdapat polimorfisme gen yang mengatur TPMT sehingga menyebabkan terjadinya malfungsi TPMT. Alel TPMT non fungsional lebih jarang ditemukan pada orang Asia. Aktivitas TPMT berkorelasi negatif dengan kadar 6TGN pada eritrosit dan jaringan darah lain.
  2. Mekanisme oksidasi xantin oksidase membentuk 6-thiouric acid. Pada pasien yang mendapatkan penghambat kerja xantin oksidase seperti allopurinol, harus dilakukan penyesuaian dosis azathioprine.

Proses inaktivasi dan bentuk metabolit inaktif bervariasi pada masing-masing pasien.[2,6,10,11]

Eliminasi

Baik azathioprine maupun 6-MP dieliminasi dengan cepat dari peredaran darah. Kedua komponen tersebut dioksidasi atau dimetilisasi di eritrosit dan hepar menjadi bentuk tidak aktif untuk diekskresikan melalui urin. Setelah 8 jam konsumsi, tidak ditemukan azathioprine maupun 6-MP di urin.

Eliminasi pada renal tidak dipengaruhi oleh pembersihan kreatinin, namun perlu dilakukan penyesuaian dosis pada penderita gangguan fungsi ginjal. Hal ini disebabkan karena ekskresi azathioprine lebih lama pada pasien dengan gagal ginjal. Azathioprine terdialisa parsial.[2,6,10]

 

 

Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri

Referensi

2. Medscape. Azathioprine. 2022. https://reference.medscape.com/drug/azasan-imuran-azathioprine-343191#10
6. FDA. Azathioprine. 2017. https://www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_docs/label/2014/016324s037,017391s016lbl.pdf
9. FDA. FDA Approved Drug Products. 2017; http://www.accessdata.fda.gov/scripts/cder/daf/
10. Maltzaman JS, Koretzky GA. Azathioprine: old drug, new actions. J. Clin. Invest. 2003; 111: 1122-1124. DOI: 10.1172/JCI20031834
11. Tiede I, Fritz G, Strand S, Poppe D, Dvorsky R, Strand D, et al. CD28-dependent Rac1 activation is the molecular target of azathioprine in primary human CD4+ T lymphocytes. J. Clin. Invest. 2003; 111:1133–1145. DOI: 10.1172/JCI200316432

Pendahuluan Azathioprine
Formulasi Azathioprine

Artikel Terkait

  • Peningkatan Risiko Melanoma Maligna pada Transplantasi Ginjal
    Peningkatan Risiko Melanoma Maligna pada Transplantasi Ginjal
  • Risiko Kesehatan pada Donor Ginjal Hidup
    Risiko Kesehatan pada Donor Ginjal Hidup
  • Memahami Infeksi Oportunistik pada Transplantasi Organ
    Memahami Infeksi Oportunistik pada Transplantasi Organ
  • Isu Global dan Nasional Terkait Transplantasi Ginjal
    Isu Global dan Nasional Terkait Transplantasi Ginjal
  • Pencegahan dan Terapi Infeksi CMV pada Resipien Transplantasi
    Pencegahan dan Terapi Infeksi CMV pada Resipien Transplantasi

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr. Hudiyati Agustini
Dibalas 13 Juli 2023, 10:06
Isu Global dan Nasional Terkait Transplantasi Ginjal - Artikal SKP Alomedika
Oleh: dr. Hudiyati Agustini
1 Balasan
ALO DOkter!Akan berakhir masa tayang pada tanggal 21 Juli 2023! Yuk, baca artikelnya, kerjakan posttestnya, dan segera dapatkan 2 SKP IDI gratis dan 25...
dr. Felicia
Dibalas 15 Agustus 2022, 11:39
Melanoma Maligna pada Transplantasi Ginjal - Artikel SKP ALOMEDIKA
Oleh: dr. Felicia
1 Balasan
ALO DokterRisiko melanoma meningkat pada resipien transplantasi organ solid, seperti transplantasi ginjal. Angka mortalitas pada pasien transplantasi ginjal...
dr. Gabriela
Dibalas 12 Agustus 2022, 13:43
Antibiotik untuk Bakteriuria Asimtomatik pada Resipien Transplantasi Ginjal - Artikel SKP Alomedika
Oleh: dr. Gabriela
1 Balasan
ALO Dokter!Resipien transplantasi ginjal dengan bakteriuria asimtomatik umumnya diberikan antibiotik untuk mencegah terjadinya infeksi saluran kemih yang...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.