Indikasi dan Dosis Dexamethasone
Indikasi dexamethasone adalah sebagai antiinflamasi dan imunosupresan, misalnya pada penyakit sendi inflamatori, meningitis bakterial, ataupun eksaserbasi akut multiple sklerosis. Belum terdapat bukti klinis yang dapat digunakan sebagai acuan dosis dexamethasone. Secara umum, penggunaan glukokortikoid, termasuk dexamethasone, sebaiknya dengan dosis minimal, dan durasi sesingkat mungkin.
Penyakit Sendi Inflamatori
Pada penyakit sendi inflamatori, seperti osteoporosis dan osteoartritis, dexamethasone dapat diberikan pada dewasa secara intra artikular dengan dosis 0,75–4 mg tergantung besarnya sendi yang sakit. Untuk jaringan lunak dapat diberikan 2–6 mg. Injeksi dapat diulangi setiap 3–5 hari hingga 2-3 minggu.[12,15]
Meningitis Bakterial
Untuk meningitis bakterial, dexamethasone diberikan secara intravena pada pasien di atas 2 tahun dan dewasa. Dosis yang digunakan adalah 0,15 mg/kg BB diberikan 4 kali sehari, 10–20 menit sebelum atau bersamaan dengan pemberian antibiotik. Diberikan dalam 2-4 hari sebelum atau bersamaan dengan pemberian antibakteri.[12,15]
Eksaserbasi Akut Multiple Sklerosis
Pada multiple sclerosis, dexamethasone diberikan secara oral dengan dosis :
- Dewasa: 30 mg per hari dalam dosis terbagi selama 1 minggu, kemudian 4–12 mg per hari selama 1 bulan.
- Anak: 100–400 mcg/kg per hari dalam 2 dosis terbagi, dosis maksimal 24 mg [12,15]
Inflamasi Okuler
Dexamethasone diberikan secara topikal dalam bentuk tetes mata. Kekuatan sediaan yang digunakan 1 mg/mL diteteskan 1–2 tetes pada mata yang sakit sebanyak 4–6 kali per hari jika inflamasi ringan, tetapi dapat diberikan setiap jam jika inflamasi berat.[12,15]
Antiinflamasi
Sebagai antiinflamasi, dexamethasone dapat diberikan dengan dosis:
- Dewasa: 0,75–9 mg perhari dalam 2–4 dosis terbagi, sesuai keparahan inflamasi dan respon terapi. Dapat diberikan secara oral, intramuskular, maupun intravena
- Anak: 10–100 mcg/kg BB per hari dalam 2 dosis terbagi, diberikan per oral dengan dosis disesuaikan keparahan inflamasi dan respon terapi. Pada keadaan gawat darurat dapat diberikan hingga 300 mcg/kg BB per hari[12,15]
Unresponsive Shock
Pada pasien dengan unresponsive shock, misalnya syok anafilaksis, dexamethasone dapat diberikan pada dewasa dalam dosis inisial 40 mg atau 1–6 mg/kgBB sebagai injeksi intravena tunggal. Kemudian dapat dilanjutkan hingga kondisi pasien stabil, tetapi sebaiknya pemberian tidak lebih dari 48–72 jam.[12,15]
Profilaksis Mual Muntah pada Pasien Kemoterapi Sitotoksik
Dexamethason dapat diberikan secara intravena pada pasien dewasa dengan dosis 10–20 mg, 15 menit sebelum kemoterapi dimulai.[12,15]
Croup
Pada pasien dengan croup dexamethasone diberikan dengan dosis sesuai derajat keparahan:
- Ringan hingga sedang: 0,15 mg/kg BB per oral dosis tunggal
- Berat: 0,6 mg/kg BB melalui injeksi IM atau IV[12,15]
COVID-19 (off-label)
Sebuah uji klinis di Inggris pada tahun 2021 mendapatkan bahwa pemberian dexamethasone pada pasien COVID-19 menghasilkan angka mortalitas yang lebih rendah dalam 28 hari. Dosis yang digunakan adalah 6 mg per oral atau intravena, selama 10 hari, atau sampai pasien keluar rumah sakit.
Manfaat dexamethasone paling jelas terlihat pada pasien COVID-19 yang menggunakan ventilasi mekanik. Berdasarkan uji klinis tersebut, pemberian dexamethasone perlu dipertimbangkan pada pasien COVID-19 yang menerima oksigen, misalnya dengan high-flow device, ventilasi mekanik invasif maupun non-invasif, atau extracorporeal membrane oxygenation (ECMO).[16]
Penghentian Terapi
Dexamethasone yang dihentikan secara tiba-tiba dapat menyebabkan withdrawal syndrome, dengan gejala letargi, demam, nyeri otot. Withdrawal syndrome juga dapat terjadi ketika dilakukan penggantian dari dexamethasone oral ke sediaan nasal. Cara menghentikan dexamethasone adalah dengan melakukan tapering off, yaitu menurunkan dosis sebesar 0,375–0,75 mg setiap 3–7 hari hingga mencapai dosis fisiologis, yaitu 0,75 mg.[4]
Direvisi oleh: dr. Livia Saputra