Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Phenylephrine general_alomedika 2025-03-27T08:47:09+07:00 2025-03-27T08:47:09+07:00
Phenylephrine
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Phenylephrine

Oleh :
dr.Novita Mawar Hadini, Sp.FK
Share To Social Media:

Penggunaan phenylephrine pada kehamilan dan menyusui tidak disarankan. Pada masa akhir kehamilan atau persalinan, phenylephrine dapat menyebabkan anoksia janin dan bradikardia karena peningkatan kontraktilitas uterus dan penurunan aliran darah uterus. Mengingat phenylephrine oral tidak efektif sebagai dekongestan dan terdapat risiko bagi janin, penggunaan phenylephrine oral tidak direkomendasikan untuk ibu hamil. [2,6,7,10]

Penggunaan pada Kehamilan

Food and Drug Administration (FDA) memasukan obat phenylephrine dalam kategori C. Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.[5,6]

Sementara itu, Therapeutic Goods Administration (TGA) menggolongkan phenylephrine pada kategori B2. Obat telah digunakan secara sangat terbatas oleh wanita hamil dan wanita usia produktif tanpa ditemukan adanya peningkatan frekuensi malformasi atau efek membahayakan tidak langsung terhadap fetus manusia.[9]

Studi yang dipublikasikan pada kelinci hamil normotensif melaporkan persalinan awitan dini, peningkatan kematian janin, dan efek plasenta yang merugikan dengan pemberian phenylephrine subkutan selama kehamilan dengan dosis sekitar 1,9 kali total dosis harian manusia.[5]

Studi yang dipublikasikan pada domba hamil normotensif melaporkan penurunan aliran darah uterus dan penurunan PaO2 pada janin dengan pemberian phenylephrine intravena selama akhir kehamilan pada dosis sebanding dengan dosis manusia.[5]

Penggunaan pada Ibu Menyusui

Phenylephrine diduga tidak mencapai bayi yang menyusu dalam jumlah besar. Namun, pemberian phenylephrine dapat menurunkan produksi ASI. Pada pemberian sediaan topikal, berikan tekanan pada saluran air mata di sudut mata selama 1 menit atau lebih, kemudian buang larutan berlebih dengan tisu penyerap.[10]

Akan tetapi, manfaat phenylephrine sebagai dekongestan tidak signifikan, sehingga penggunaan obat ini untuk ibu menyusui sebaiknya dihindari.[16]

 

Direvisi oleh: dr. Elizabeth Anastasya

Referensi

1. Gelotte CK, Zimmerman BA. Pharmacokinetics, safety, and cardiovascular tolerability of phenylephrine HCl 10, 20, and 30 mg after a single oral administration in healthy volunteers. Clin Drug Investig. 2015 Sep;35(9):547-58. doi: 10.1007/s40261-015-0311-9. PMID: 26267590; PMCID: PMC4559581.
2. National Center for Biotechnology Information. PubChem Compound Summary for CID 6041, Phenylephrine. https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Phenylephrine. Accessed Dec. 14, 2021.
5. FDA. Vazculep (Phenylephrine Hydrochloride). 2014. https://www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_docs/label/2014/204300lbl.pdf
6. Richards E, Lopez MJ, Maani CV. Phenylephrine. [Updated 2021 Jul 13]. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK534801/
7. Badan Pengawas Obat dan Makanan. Phenylephrine hidroklorida. Pionas, 2015. http://pionas.pom.go.id/monografi/phenylephrine-hidroklorida
9. TGA. Prescribing medicines in pregnancy database. 2021. https://www.tga.gov.au/prescribing-medicines-pregnancy-database
10. Drugs and Lactation Database [Internet]. Bethesda (MD): National Library of Medicine (US); 2006-. Phenylephrine. [Updated 2018 Oct 31]. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK501438/
16. Gelotte CK, Parasrampuria DA, Zimmerman BA. Single-Dose Pharmacokinetics and Metabolism of the Oral Decongestant Phenylephrine HCl in Children and Adolescents. Pulm Ther. 2023;9(1):139-150. doi:10.1007/s41030-022-00206-8

Efek Samping dan Interaksi Obat ...
Kontraindikasi dan Peringatan Ph...

Artikel Terkait

  • Peran Suplementasi Vitamin C Dosis Tinggi dalam Pencegahan dan Penanganan ISPA
    Peran Suplementasi Vitamin C Dosis Tinggi dalam Pencegahan dan Penanganan ISPA
  • Terapi Uap Tidak Bermanfaat sebagai Penanganan Common Cold
    Terapi Uap Tidak Bermanfaat sebagai Penanganan Common Cold
  • Preparat Echinacea Sebagai Immunomodulator Dalam Penatalaksanaan Common Cold
    Preparat Echinacea Sebagai Immunomodulator Dalam Penatalaksanaan Common Cold
  • Efektivitas Kombinasi Dekongestan-Antihistamin-Analgesik untuk Common Cold
    Efektivitas Kombinasi Dekongestan-Antihistamin-Analgesik untuk Common Cold
  • Pentingnya Terapi Dini Common Cold dengan Obat Kumur Antiseptik Povidone Iodine
    Pentingnya Terapi Dini Common Cold dengan Obat Kumur Antiseptik Povidone Iodine

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr.Eurena Maulidya Putri P
Dibalas 17 April 2025, 21:54
Peran Povidone Iodine Sebagai Terapi Dini Common Cold di Tengah Cuaca Pancaroba - Artikel Alomedika
Oleh: dr.Eurena Maulidya Putri P
2 Balasan
ALO Dokter!Memasuki masa pancaroba, fluktuasi suhu dan kelembapan udara menjadi faktor pemicu meningkatnya kasus common cold. Kondisi ini menciptakan...
dr.Eurena Maulidya Putri P
Dibalas 20 Februari 2025, 07:40
Terapi Dini Common Cold dengan Obat Kumur Antiseptik - Artikel Alomedika
Oleh: dr.Eurena Maulidya Putri P
2 Balasan
ALO Dokter!Di musim hujan seperti saat ini, kasus common cold meningkat akibat tingginya kelembapan yang mendukung pertumbuhan virus dan bakteri. Salah satu...
dr. Yustina W
Dibalas 13 Agustus 2023, 20:21
Rekomendasi obat untuk common cold pada bayi usia di bawah 6 bulan
Oleh: dr. Yustina W
2 Balasan
Izin bertanya dok, pasien bayi dibawah 6bulan ada rekomendasi obat untuk commom cold tidak ya dok? terimakasih.

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.