Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Farmakologi Modafinil annisa-meidina 2024-08-15T13:07:31+07:00 2024-08-15T13:07:31+07:00
Modafinil
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Farmakologi Modafinil

Oleh :
dr. Lina Yohanes, Sp.FK
Share To Social Media:

Farmakologi modafinil melibatkan mekanisme yang kompleks, termasuk pengaruh hormon neurotransmiter seperti dopamine, serotonin, dan norepinefrin dalam memengaruhi efek terjaga.

Farmakodinamik

Farmakodinamik modafinil atau mekanisme kerja modafinil yang menyebabkan efek terjaga (wake promoting effect) belum diketahui dengan pasti. Modafinil termasuk obat golongan psikostimulan, yaitu obat yang memperbaiki fungsi kognitif, emosi, dan motivasi.

Obat psikostimulan diklasifikasikan berdasarkan mekanisme aksi utamanya, antara lain katekolaminergik, kolinergik, glutamatergik, histaminergik, dan kelompok lain yang tidak spesifik. Modafinil bersama dengan metilfenidat dan amfetamin termasuk ke dalam kelompok katekolaminergik. Modafinil memiliki efek yang serupa dengan dua obat ini, namun profil farmakodinamiknya tidak serupa.[6,7]

Psikostimulan klasik meningkatkan kadar dopamine dengan cara menghambat ambilan kembali dopamine melalui blokade transporter dopamine. Modafinil memiliki mekanisme yang sama, namun afinitasnya terhadap transporter dopamine jauh lebih rendah. Untuk dapat menyebabkan efek terjaga, modafinil meningkatkan pelepasan histamin pada hipotalamus posterior dan mengaktifkan neuron orexin yang terletak  pada hipotalamus lateral.

Histamin merupakan neurotransmiter yang mengatur kondisi terjaga di hipotalamus. Sistem orexin banyak terdapat pada daerah otak yang mengatur kondisi terjaga atau vigilance. Pada hewan uji, peningkatan kadar orexin akan meningkatkan kadar histamine secara signifikan.[8,9,10]

Pemberian modafinil juga meningkatkan kadar norepinefrin (NE) dan serotonin (5HT) pada korteks prefrontal dan hipotalamus meskipun modafinil tidak secara langsung memiliki afinitas terhadap transporter 5HT dan NE. Diperkirakan bahwa peningkatan kadar ini disebabkan oleh efek tidak langsung dari peningkatan dopamin ekstraseluler.

Modafinil juga mengurangi kadar gamma-aminobutyric acid (GABA) ekstrasel melalui jalur serotonin. GABA merupakan neurotransmiter inhibisi. Pemberian modafinil dapat menyebabkan disinhibisi atau hilangnya hambatan pada beberapa area otak yang mengatur proses kewaspadaan, seperti neuron tuberomamilari.[1,9]

Farmakokinetik

Modafinil mencapai konsentrasi puncak dalam rentang waktu 2–4 jam, setelah itu didistribusi melalui ikatan dengan protein, mengalami proses metabolisme di hati, dan diekskresi melalui ginjal.

Absorpsi

Absorbsi modafinil mencapai konsentrasi puncak setelah 2–4 jam dengan rata-rata 2.3 jam. Absorbsi ini berlangsung setelah pemberian secara oral. Meskipun modafinil dapat mengalami penundaan absorpsi ketika dikonsumsi bersama makanan, bioavailabilitasnya tetap tidak berubah. Bioavailabilitas oral modafinil tidak dapat ditentukan karena modafinil bersifat tidak larut dalam air sehingga tidak dapat diberikan melalui intravena.[1,4,7]

Distribusi

Distribusi modafinil melalui ikatan dengan protein, terutama albumin, yang berjumlah sekitar 60%. Dengan ikatan protein yang moderat ini, potensi modafinil untuk berinteraksi dengan obat yang memiliki ikatan tinggi dengan protein diperkirakan minimal.[2,7]

Metabolisme

Modafinil utamanya mengalami proses metabolisme di hati, sekitar 90%, dan proses ini melibatkan enzim CYP3A4. Proses metabolisme ini melibatkan beberapa tahap, termasuk deaminasi hidrolitik, S-oksidasi, hidroksilasi cincin aromatik, dan konjugasi glukuronidasi. Sebagai hasil, terbentuk metabolit inaktif berupa asam modafinil dan modafinil sulfon.

Sekitar 80% dari dosis modafinil yang diberikan dapat ditemukan dalam bentuk metabolit di urine, yang sebagian besar berupa asam modafinil. Studi pada hewan juga menunjukkan bahwa metabolit-metabolit modafinil cenderung bersifat inaktif atau tidak memiliki efek yang signifikan.[1,4,5,9]

Ekskresi

Waktu paruh dari dosis tunggal modafinil berkisar antara 9 hingga 14 jam. Ekskresi utama terjadi melalui ginjal dalam bentuk metabolit, dan hanya <10% dalam bentuk parent compound. Pasien dengan gangguan ginjal dan gangguan hati berat akan mengalami peningkatan konsentrasi plasma dan waktu paruh.[4,5,8]

Referensi

1. Greenblatt K, Adams N. Modafinil. Treasure Island : StatPearls Publishing. 2023. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK531476/?report=printable.
2. American Society of Health-System Pharmacists (ASHP). Modafinil (Monograph). 2023. https://www.drugs.com/mtm/modafinil.html.
4. McClellan K, Spencer CM. Modafinil, A review of its pharmacology and clinical efficacy in the management of narcolepsy. Adis International Limited. 1998;9(4): 311-324. https://link.springer.com/article/10.2165/00023210-199809040-00006
5. US National Library of Medicine. Label: Modafinil Tablet. 2016. https://dailymed.nlm.nih.gov/dailymed/drugInfo.cfm?setid=6a8a2185-52f9-4952-a361-514e44b1cd44.
6. Fond G, Micolaud-Franchi JA, Macgregor A, Richieri R, Miot S, Lopez R, et al. Neuroenhancement in healthy adults, Part I: Pharmaceutical cognitive enhancement: A systematic review. J Clinic Res Bioeth. 2015;6(2):1-15. https://www.walshmedicalmedia.com/open-access/neuroenhancement-in-healthy-adults-part-i-pharmaceutical-cognitiveenhancement-a-systematic-review-2155-9627-1000213.pdf
7. Aphena Pharma Solutions. Modafinil – Highlights of prescribing information. 2016. https://dailymed.nlm.nih.gov/dailymed/fda/fdaDrugXsl.cfm?setid=a4a27496-0f5a-4ea8-b48c-72fcb323dc8f&type=display.
8. Rodriquez EM, Veras AB, Rocha NB, Budde H, Machado S. An overview of the clinical uses, pharmacology and safety of modafinil. ACS Chemical Neuroscience. 2017:1-39. https://doi.org/10.1021/acschemneuro.7b00374.
9. Salerno M, Villano I, Longhitano L, Nicolosi D, Loreto C, et al. Modafinil and orexin system: Interactions and medico-legal considerations. Frontiers in Bioscience. 2019: 564-575. https://doi.org/10.2741/4736.
10. Ishizuka T, Murotani T, Yamatodani A. Action of modafinil through histaminergic and orexinergic neurons. Vitamins and Hormones. 2012;89:259-279. https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/B9780123946232000147?via%3Dihub

Pendahuluan Modafinil
Formulasi Modafinil

Artikel Terkait

  • Menjaga Performa Dokter dengan Sleep Hygiene
    Menjaga Performa Dokter dengan Sleep Hygiene
  • Suplemen Magnesium Untuk Insomnia pada Dewasa - Telaah Jurnal Alomedika
    Suplemen Magnesium Untuk Insomnia pada Dewasa - Telaah Jurnal Alomedika
  • Efikasi Farmakoterapi Gangguan Tidur pada Penderita Dementia
    Efikasi Farmakoterapi Gangguan Tidur pada Penderita Dementia
  • Risiko Pemberian Benzodiazepine dalam Penanganan Insomnia pada Lansia
    Risiko Pemberian Benzodiazepine dalam Penanganan Insomnia pada Lansia
  • Perbandingan Lemborexant dengan Obat Insomnia Lain
    Perbandingan Lemborexant dengan Obat Insomnia Lain

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 29 Oktober 2024, 07:58
Ketika tidur, sulit dibangunkan kembali
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter.Saya memiliki pasien anak remaja 16 tahun datang dengan dibawa dengan keadaan seperti tidur,sebelumnya pasien pagi hari aktivitas seperti biasa...
Anonymous
Dibalas 15 November 2022, 10:17
Penanganan awal pasien insomnia - Jiwa Ask the Expert
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dok, dr. Irwan spkjIzin bertanya, apa yg dpt sarankan ke pada pasien dgn insomnia, selain obat?Di faskes hanya ada ctm, apakah boelh di berikan ?
Anonymous
Dibalas 09 Oktober 2022, 17:37
Pasien usia >80 tahun dengan sulit tidur
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dok. Pada lansia >80th yg datang dengan keluhan sulit tidur baiknya diberi apa ya? (Ttv, lab dal batas normal) btk dok

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.