Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Edukasi dan Promosi Kesehatan Gastroenteritis kirti 2024-12-20T14:47:03+07:00 2024-12-20T14:47:03+07:00
Gastroenteritis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Pasien Dewasa - Panduan E-prescription
  • Pasien Anak - Panduan E-prescription

Edukasi dan Promosi Kesehatan Gastroenteritis

Oleh :
dr. Regina Putri Apriza
Share To Social Media:

Edukasi dan promosi kesehatan gastroenteritis tidak boleh dilewatkan dalam tata laksana gastroenteritis. Pasien atau keluarga pasien perlu diedukasi mengenai pentingnya menjaga sanitasi serta kebersihan air dan makanan yang dikonsumsi. Pengenalan akan vaksin rotavirus juga perlu dilakukan agar cakupan vaksinasi ini makin luas.

Upaya Pencegahan

Kasus diare yang menjadi penyebab kedua kematian pada anak-anak di bawah usia 5 tahun merupakan kondisi yang dapat dicegah. Pengenalan dan penanganan dini dehidrasi merupakan upaya dalam mencegah kematian balita akibat diare yang berlanjut. Vaksinasi rotavirus dan campak juga dapat menurunkan insiden dan tingkat keparahan diare.[17]

Vaksin Rotavirus

Vaksin rotavirus oral, yang aman dan efektif, dengan nama dagang Rotarix dan RotaTeq, sudah mendapat ijin BPOM untuk diedarkan di Indonesia. Vaksin rotavirus ini menjadi bagian dalam jadwal imunisasi pada bayi oleh IDAI.[21,22,26]

Vaksin ini belum termasuk dalam jadwal imunisasi wajib secara gratis, tetapi direkomendasikan sebagai imunisasi pilihan. Rotarix and RotaTeq merupakan 2 jenis vaksin oral berisi rotavirus yang dilemahkan. Vaksin tersebut mencegah gastroenteritis yang disebabkan oleh rotavirus serotipe G1 dan non-GI seperti G2, G3, G4, G9.[24–26]

Vaksin rotavirus monovalen diberikan 2 kali. Dosis pertama mulai umur 6 minggu, dosis kedua dengan interval minimal 4 minggu  dari dosis pertama. Vaksinasi harus selesai pada umur 24 minggu.[26]

Vaksin rotavirus pentavalen diberikan 3 kali. Dosis pertama pada usia 6–12 minggu, dosis kedua dan ketiga dengan interval 4–10 minggu. Vaksinasi harus selesai pada umur 32 minggu.[26]

Edukasi dan Promosi Kesehatan kepada Pasien, Keluarga, dan Masyarakat

Petugas kesehatan hendaknya mengedukasi dan memotivasi keluarga pasien anak untuk menerapkan upaya pencegahan. Hal-hal penting yang perlu diedukasi kepada keluarga pasien bayi/ anak, terutama kepada ibu, yaitu:

Pemberian ASI eksklusif

ASI perlu diberikan setidaknya selama 6 bulan pertama kehidupan anak. Setelah itu, ASI sebaiknya dilanjutkan sampai usia anak 2 tahun. Makanan tambahan (Makanan pendamping ASI) umumnya dapat diberikan kepada bayi mulai usia 6 bulan. Namun, makanan tambahan dapat diberikan lebih dini sekitar usia 4 bulan apabila pertumbuhan dan perkembangan kurang memuaskan.[5,16,19]

Penggunaan Air yang Bersih

Air minum harus berasal dari sumber yang bersih dan aman. Sumber air minum harus berjarak setidaknya 10 meter tempat pembuangan air kotor, dengan posisi yang lebih tinggi. Jauhkan hewan dari sumber air tersebut.[5,16,19]

Gunakan wadah yang bersih untuk mengambil dan menyimpan air. Wadah tersebut sebaiknya dibilas dan dibersihkan tiap hari. Wadah juga perlu ditutup dan dijauhkan dari anak-anak atau hewan. Saat mengambil air dari wadah, gunakan gayung khusus untuk wadah tersebut dan jangan biarkan tangan menyentuh air.[5,16,19]

Air minum harus jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak mengandung zat kimia atau logam berat. Air minum juga harus disterilkan sebelum diminum. Proses sterilisasi yang minimal adalah merebus air hingga tampak gelembung didihan yang menyeluruh.[5,16,19]

Cuci Tangan

Pasien dan keluarga harus mengetahui cara cuci tangan yang benar dengan sabun dan air bersih mengalir setelah menggunakan kamar mandi, menangani BAB/BAK anak atau mengganti popok, menyiapkan makanan, dan sebelum makan.[5,16,19]

Keamanan dalam Mengonsumsi Makanan

Pasien dan keluarga perlu diedukasi mengenai kebersihan makanan. Sayuran dan buah hendaknya dicuci bersih terlebih dahulu sebelum dikonsumsi. Makanan hendaknya dimasak sampai matang dan dikonsumsi selagi masih hangat. Peralatan masak dan perangkat makanan dicuci sebelum dan sesudah makan. Pisahkan perangkat makanan tempat menampung makanan mentah dan matang agar tidak terkontaminasi. Lindungi makanan dari jangkauan lalat atau serangga lainnya.[5,16,19]

 

Penulisan pertama oleh: dr. Riawati

Direvisi oleh: dr. Meva Nareza Trianita

Referensi

5. Al Jassas B, Khayat M, Alzahrani H, Asali A, Alsohaimi S, Alharbi H, et al. Gastroenteritis in adults. Int J Community Med Public Health. 2018. DOI: https://doi.org/10.18203/2394-6040.ijcmph20184250
16. Medscape. Bacterial gastroenteritis. 2024. https://emedicine.medscape.com/article/176400-overview#a5
17. Medscape. Pediatric gastroenteritis. https://emedicine.medscape.com/article/964131-overview#a4
19. WHO. The treatment of diarrhoea: A manual for physicians and other senior health workers. 2017; http://www.who.int/maternal_child_adolescent/documents/9241593180/en/
21. Singh A, F.M. Acute Gastroenteritis--An Update. EBM: Pediatric Emergency Medicine Practice. 2010. https://www.cmua.nl/cmua/Kindergeneeskunde_files/EMPediatric%20Gastro%20enteritis%202010.pdf
22. Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia. Konsensus Penatalaksanaan Diare Akut pada Dewasa di Indonesia. Jakarta; 2009.
24. BPOM R.I. Vaksin Rotavirus. 2021. http://pionas.pom.go.id/monografi/vaksin-rotavirus
25. Kementerian Kesehatan R.I. InfoDatin: Situasi Imunisasi di Indonesia. 2016; http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/InfoDatin-Imunisasi-2016.pdf
26. IDAI. Jadwal Imunisasi Anak IDAI 2023. 2023. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/jadwal-imunisasi-anak-idai

Prognosis Gastroenteritis
Pasien Dewasa - Panduan E-prescr...

Artikel Terkait

  • Efektivitas dan Keamanan Ondansetron pada Gastroenteritis Anak
    Efektivitas dan Keamanan Ondansetron pada Gastroenteritis Anak
  • Pedoman Penanganan Gastroenteritis dari IDSA 2017 dan Penerapannya di Indonesia
    Pedoman Penanganan Gastroenteritis dari IDSA 2017 dan Penerapannya di Indonesia
  • Kontroversi Penggunaan Obat Antimotilitas dalam Penanganan Diare
    Kontroversi Penggunaan Obat Antimotilitas dalam Penanganan Diare
  • Terapi Cairan Intravena pada Anak
    Terapi Cairan Intravena pada Anak
  • Prinsip Tata Laksana Diare pada Anak
    Prinsip Tata Laksana Diare pada Anak

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 07 November 2024, 17:21
Diare pada penderita diabetes melitus dengan ulkus diabetikum
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Izin bertanya dok, pada pasien diabetes melitus dengan ulkus diabetikum dan mengalami diare, secara patofisiologi diarenya ini disebabkan karena neuropati...
dr. Hudiyati Agustini
Dibalas 13 Januari 2025, 08:25
Periksa feses bayi dan anak dengan BITSS (Brussels Infant Toddler Stool Scale)
Oleh: dr. Hudiyati Agustini
5 Balasan
ALO Dokter!Sudah taukah? Ada skala visual Brussels Infant and Toddler Stool Scale (BITSS), yang baru-baru ini telah dikembangkan untuk menggambarkan dan...
Anonymous
Dibalas 21 Oktober 2024, 18:24
Diare lendir darah pasien dewasa sudah diterapi dengan antibiotik yang tidak kunjung membaik
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Alo dokter. Saya mempunyai pasien wanita usia 26 tahun dengan keluhan nyeri uluhati, seperti melilit perut bagian kiri bawah, BAB lendir darah >10x dan mual...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.