Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Gastroenteritis kirti 2024-12-20T14:14:07+07:00 2024-12-20T14:14:07+07:00
Gastroenteritis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Pasien Dewasa - Panduan E-prescription
  • Pasien Anak - Panduan E-prescription

Patofisiologi Gastroenteritis

Oleh :
dr. Regina Putri Apriza
Share To Social Media:

Untuk menentukan protokol manajemen gastroenteritis, penting untuk memahami dengan baik patofisiologi gastroenteritis. Usus halus memiliki peran penting untuk menyerap cairan. Dalam kasus gastroenteritis, usus halus gagal dalam menyerap cairan dikarenakan adanya toksin pada usus.[5]

Patofisiologi gastroenteritis terjadi melalui 2 mekanisme, yaitu akibat kerusakan pada vili usus yang menyebabkan malabsorbsi dan diare osmotik, serta pelepasan toksin yang menyebabkan pelepasan ion klorida ke lumen intestinal dan diare sekretorik.[2,5]

Gastroenteritis Akibat Virus

Transmisi gastroenteritis umumnya terjadi melalui rute fekal-oral dari makanan dan air yang terkontaminasi. Beberapa virus, seperti norovirus, dapat ditularkan melalui jalur udara. Manifestasi klinis berhubungan dengan infeksi usus, tetapi mekanisme yang tepat dari terjadinya diare masih belum jelas.[2]

Studi yang paling banyak dilakukan adalah pada rotavirus. Rotavirus melekat dan memasuki enterosit dewasa di ujung vili usus halus. Virus ini menyebabkan perubahan struktural pada mukosa usus halus, termasuk pemendekan vili dan infiltrasi sel inflamasi mononuklear di lamina propria. Infeksi rotavirus menyebabkan gangguan pada pencernaan karbohidrat, sehingga karbohidrat terakumulasi di lumen usus. Secara bersamaan, infeksi rotavirus juga menyebabkan malabsorbsi nutrisi dan penghambatan reabsorpsi air.[2]

Rotavirus mensekresi suatu enterotoksin, yaitu NSP4, yang menyebabkan aktivasi sekresi Cl- menggunakan Ca2+. Mobilisasi kalsium intraseluler akibat ekspresi NSP4 endogen maupun eksogen dapat menyebabkan sekresi klorida secara transien.[2]

Gastroenteritis Akibat Bakteri

Pada gastroenteritis yang disebabkan oleh bakteri, mekanisme yang terjadi meliputi invasi mukosa, perlekatan, dan produksi toksin.[5]

Faktor virulensi yang signifikan pada gastroenteritis akibat bakteri adalah perlekatan bakteri. Beberapa bakteri perlu melekat pada mukosa usus, terutama pada awal infeksi. Untuk dapat melakukan hal tersebut, bakteri menghasilkan beberapa faktor perekat dan protein yang membantu perlekatan pada dinding usus. Misalnya, bakteri Vibrio cholerae (penyebab kolera) menggunakan jenis adhesin permukaan tertentu untuk dapat menempel pada usus. Contoh lain adalah E. coli enterotoksigenik yang memproduksi antigen faktor kolonisasi sebagai protein perlekatan.[5]

Faktor virulensi penting lainnya pada gastroenteritis akibat bakteri adalah produksi toksin, termasuk enterotoksin. Enterotoksin dapat menyebabkan diare berair karena adanya efek sekretori pada mukosa usus halus. Gejala disentri akibat infeksi shigella dan E. coli terjadi sebagai akibat dari invasi dan penghancuran mukosa usus halus.[5]

 

Penulisan pertama oleh: dr. Riawati

Direvisi oleh: dr. Meva Nareza Trianita

Referensi

2. Medscape. Viral gastroenteritis. 2018. https://emedicine.medscape.com/article/176515-overview#a4
5. Al Jassas B, Khayat M, Alzahrani H, Asali A, Alsohaimi S, Alharbi H, et al. Gastroenteritis in adults. Int J Community Med Public Health. 2018. DOI: https://doi.org/10.18203/2394-6040.ijcmph20184250

Pendahuluan Gastroenteritis
Etiologi Gastroenteritis

Artikel Terkait

  • Efektivitas dan Keamanan Ondansetron pada Gastroenteritis Anak
    Efektivitas dan Keamanan Ondansetron pada Gastroenteritis Anak
  • Pedoman Penanganan Gastroenteritis dari IDSA 2017 dan Penerapannya di Indonesia
    Pedoman Penanganan Gastroenteritis dari IDSA 2017 dan Penerapannya di Indonesia
  • Kontroversi Penggunaan Obat Antimotilitas dalam Penanganan Diare
    Kontroversi Penggunaan Obat Antimotilitas dalam Penanganan Diare
  • Terapi Cairan Intravena pada Anak
    Terapi Cairan Intravena pada Anak
  • Prinsip Tata Laksana Diare pada Anak
    Prinsip Tata Laksana Diare pada Anak

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 07 November 2024, 17:21
Diare pada penderita diabetes melitus dengan ulkus diabetikum
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Izin bertanya dok, pada pasien diabetes melitus dengan ulkus diabetikum dan mengalami diare, secara patofisiologi diarenya ini disebabkan karena neuropati...
dr. Hudiyati Agustini
Dibalas 13 Januari 2025, 08:25
Periksa feses bayi dan anak dengan BITSS (Brussels Infant Toddler Stool Scale)
Oleh: dr. Hudiyati Agustini
5 Balasan
ALO Dokter!Sudah taukah? Ada skala visual Brussels Infant and Toddler Stool Scale (BITSS), yang baru-baru ini telah dikembangkan untuk menggambarkan dan...
Anonymous
Dibalas 21 Oktober 2024, 18:24
Diare lendir darah pasien dewasa sudah diterapi dengan antibiotik yang tidak kunjung membaik
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Alo dokter. Saya mempunyai pasien wanita usia 26 tahun dengan keluhan nyeri uluhati, seperti melilit perut bagian kiri bawah, BAB lendir darah >10x dan mual...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.