Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Kolelitiasis general_alomedika 2023-05-25T10:09:33+07:00 2023-05-25T10:09:33+07:00
Kolelitiasis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Kolelitiasis

Oleh :
Bianda Pramudita MSc
Share To Social Media:

Diagnosis kolelitiasis (cholelithiasis) atau batu empedu ditegakkan dari pemeriksaan baku emas USG abdomen atau magnetic resonance cholangiopancreatography (MRCP). Sekitar 80% pasien dengan kolelitiasis asimtomatik, sehingga kasus seringkali ditemukan secara tidak sengaja.[3,4]

Bila bergejala, maka yang sering menjadi keluhan adalah kolik bilier, dengan pemeriksaan fisik dapat ditemukan otot abdomen regio hipokondrium kanan yang menegang. Pemeriksaan laboratorium tidak dilakukan rutin dalam penegakan diagnosis kolelitiasis simtomatik non komplikata.[3,4]

Anamnesis

Kebanyakan kasus kolelitiasis adalah asimtomatik. Namun, beberapa pasien  bisa mengeluhkan adanya nyeri kolik bilier, yaitu nyeri yang hilang timbul pada regio hipokondrium kanan, ataupun regio epigastrium. Nyeri dapat menjalar ke puncak tulang scapula kanan (Collins sign).[2-6]

Beberapa gejala yang mungkin menyertai adalah riwayat makan makanan berlemak, onset nyeri malam hari, mual, muntah, dan hiperestesi pada bagian bawah tulang skapula kanan (Boa sign).[2-6]

Karakteristik nyeri adalah nyeri menetap, intensitas moderat hingga berat, muncul mendadak, tidak diperingan oleh gerakan usus, serta memuncak dalam 1 jam. Nyeri kemudian akan terasa menurun secara bertahap dalam waktu 1‒5 jam ketika batu empedu terlepas. Jika nyeri kolik bilier bertahan lebih lama, perlu dipikirkan kemungkinan adanya komplikasi.[2–6]

Kolik bilier muncul ketika batu menyebabkan obstruksi duktus sistikus, kantung empedu, atau keduanya. Obstruksi temporer disebabkan batu empedu tersangkut di kantung empedu sehingga menyebabkan dilatasi duktus, yang kemudian batu empedu terlepas.[1]

Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan adanya otot abdomen kanan atas menegang. Namun, tidak menutup kemungkinan tidak ditemukan tanda klinis apapun.[3,4]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding dari kolelitiasis meliputi penyakit dengan gejala nyeri abdomen akut regio hipokondrium kanan atau epigastrium, seperti koledokolitiasis, kolesistitis akut, ulkus peptikum, atau kolangitis akut.[1–4]

Koledokolitiasis

Pada koledokolitiasis, selain adanya kolik bilier di regio hipokondrium kanan akan ditemukan ikterus obstruktif. Penegakan diagnosis dengan pemeriksaan penunjang pencitraan.[1,2]

Kolesistitis Akut

Pada kolesistitis akut, bisa ditemukan nyeri tekan abdomen regio hipokondrium kanan dan demam. Terkadang akan ditemui nyeri kolik bilier atau ikterus. Selain itu akan ditemukan Murphy sign positif, yaitu tahanan pernafasan inspirasi pada penekanan abdomen regio hipokondrium kanan. Pada pemeriksaan USG akan ditemukan gambaran penebalan dinding kantung empedu. Sedangkan pada pemeriksaan laboratorium dapat ditemukan leukositosis.[1,2]

Ulkus Peptikum

Pada ulkus peptikum, nyeri akan dirasakan di area epigastrik yang muncul berkaitan dengan asupan makanan, yaitu saat perut kosong atau beberapa jam setelah makan. Penegakan diagnosis melalui pemeriksaan endoskopi dengan ditemukannya ulkus pada mukosa lambung atau usus halus.[1,2]

Kolangitis Akut

Gejala kolangitis akut ditunjukkan dengan gejala dan tanda yang khas (trias Charcot), yaitu demam tinggi, ikterus, dan nyeri abdomen kanan atas. Pada kolangitis akut supurativa, bisa ditemukan Penta Reynold sign, yaitu trias Charcot ditambah hipotensi dan perubahan status mental. Penegakan diagnosis dengan MRCP dan USG abdomen untuk mendeteksi koledokolitiasis sebagai penyebab kolangitis.[4]

Pemeriksaan Penunjang

Kebanyakan kasus kolelitiasis ditemukan secara insidental pada pemeriksaan penunjang seperti USG abdomen. Pada pasien dengan kecurigaan kuat mengarah ke kolelitiasis dengan hasil USG abdomen negatif, maka dianjurkan untuk dilakukan pemeriksaan USG endoskopi (endoscopic ultrasound / EUS), Magnetic Resonance Cholangiopancreatography (MRCP), atau CT-Scan Abdomen.[1,3]

USG Abdomen

Pemeriksaan ultrasonografi (USG) abdomen merupakan pemeriksaan baku standar untuk menegakkan diagnosis kolelitiasis. USG abdomen memiliki spesifisitas dan sensitivitas yang tinggi untuk mendeteksi batu empedu, yaitu >98% dan >95% secara berurutan.[1,3,9]

Selain itu, pemeriksaan USG bersifat noninvasif dan lebih terjangkau dari segi biaya. Pemeriksaan USG abdomen juga dapat menyediakan informasi mengenai adanya polip, diameter duktus sistikus, dan abnormalitas parenkim hepar.[1,3,9]

Gambaran kolelitiasis pada pemeriksaan USG adalah fokus echogenik dengan bayangan distal hipoechoik. Sedangkan lumpur bilier atau biliary sludge dideteksi dengan adanya fokus-fokus kecil echogenik menyerupai pasir di dalam kantung empedu.[3]

Endoscopic Ultrasound (EUS)

Jika hasil USG abdomen normal, tetapi pasien dicurigai memiliki kolelitiasis, maka bisa disarankan untuk pemeriksaan EUS. Untuk mendeteksi kolelitiasis, EUS mempunyai sensitivitas tinggi (94−98%). [3,10]

Magnetic Resonance Cholangiopancreatography (MRCP) dan CT-Scan Abdomen

Jika hasil pemeriksaan USG inkonklusif, selain EUS, pasien dapat direkomendasikan pemeriksaan MRCP atau CT-Scan. MRCP adalah pemeriksaan noninvasif dengan sensitivitas dan spesifisitas tinggi terhadap batu empedu. CT-Scan lebih baik dalam menampilkan traktus bilier dan duktus bilier komunis distalis, tetapi membutuhkan biaya lebih tinggi dan adanya paparan radiasi.[3,9,10]

Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium tidak rutin dilakukan pada kasus kolelitiasis asimtomatik dan simptomatik non komplikata. Pemeriksaan laboratorium mungkin dianjurkan pada kolelitiasis dengan komplikasi dan untuk monitoring. Pemeriksaan laboratorium yang bisa dilakukan di antaranya pemeriksaan darah lengkap, pemeriksaan panel metabolik lengkap, prothrombin time/partial thromboplastin time (PT/APTT), lipase, amilase, alkaline fosfatase, dan bilirubin total. [1,4]

 

 

Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini

Referensi

1. Tanaja J, Lopez RA, Meer JM. Cholelithiasis. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470440/
2. Heuman DM. Gallstones (Cholelithiasis): Practice Essentials, Background, Pathophysiology n.d. 2019. https://emedicine.medscape.com/article/175667-overview
3. Lammert F, Acalovschi M, et al. EASL Clinical Practice Guidelines on the prevention, diagnosis and treatment of gallstones. J Hepatol 2016;65:146–81. https://doi.org/10.1016/j.jhep.2016.03.005.
4. Abraham S, Rivero HG, et al. Surgical and nonsurgical management of gallstones. Am Fam Physician 2014;89:795–802.
5. Njeze GE. Gallstones. Niger J Surg Off Publ Niger Surg Res Soc 2013;19:49. https://doi.org/10.4103/1117-6806.119236.
6. Stinton LM, Shaffer EA. Epidemiology of gallbladder disease: Cholelithiasis and cancer. Gut Liver 2012;6:172–87. https://doi.org/10.5009/gnl.2012.6.2.172.
9. Abraham S, Rivero HG, et al. Surgical and nonsurgical management of gallstones. Am Fam Physician. 2014 May 15;89(10):795-802. PMID: 24866215.
10. Team (UK) ICG. Gallstone Disease: Diagnosis and Management of Cholelithiasis, Cholecystitis and Choledocholithiasis. National Institute for Health and Care Excellence: Clinical Guidelines. London: National Institute for Health and Care Excellence (UK): 2014.

Epidemiologi Kolelitiasis
Penatalaksanaan Kolelitiasis

Artikel Terkait

  • Diet Pasca Kolesistektomi
    Diet Pasca Kolesistektomi
  • Benarkah Asam Ursodeoksikolat Efektif untuk Kolelitiasis
    Benarkah Asam Ursodeoksikolat Efektif untuk Kolelitiasis
  • Apakah Kolangiografi Intraoperatif Rutin Diperlukan pada Laparoskopi Kolesistektomi Kasus Kolelitiasis – Telaah Jurnal Alomedika
    Apakah Kolangiografi Intraoperatif Rutin Diperlukan pada Laparoskopi Kolesistektomi Kasus Kolelitiasis – Telaah Jurnal Alomedika
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 01 Oktober 2024, 09:12
Apakah asam ursodeoksikolat boleh diberikan pada pasien dengan cholelithiasis dd/choledocolithiasis?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo Dokter. Saya memiliki pasien, perempuan 78 tahun. Hasil USG menunjukan lesi hiperekoik di duktus hepatikus communis dengan diameter 0.9cm dan tampak...
Anonymous
Dibalas 26 Januari 2022, 14:48
Diet untuk pasien cholelithiasis yang kurus - Gizi Ask The Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, sy mau menanyakan bagaimana diet utk pasien cholelithiasis yg kurus (IMT saat ini 17). Krn saat pasien ini menjalani diet rendah lemak, berat...
Anonymous
Dibuat 26 Januari 2022, 14:06
Diet untuk pasien cholelithiasis kurus - Gizi Klinik Ask the Expert
Oleh: Anonymous
0 Balasan
Alo dokter, sy mau menanyakan bagaimana diet untuk pasien cholelithiasis yang kurus (saat ini IMT 17). Krn saat menjalani diet rendah lemak, berat badannya...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.