Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Sirosis Hepatis general_alomedika 2023-03-16T09:01:43+07:00 2023-03-16T09:01:43+07:00
Sirosis Hepatis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Sirosis Hepatis

Oleh :
dr.Eva Naomi Oretla
Share To Social Media:

Tujuan penatalaksanaan sirosis hepatis terfokus pada memperbaiki gejala dan meningkatkan kualitas hidup pasien. Keputusan untuk penatalaksanaan pasien sirosis hepatis didasarkan pada perkembangan penyakit dan klinis fungsional. Penatalaksanaan sirosis hepatis kompensata ditujukan pada etiologi yang mendasari. Sementara itu, penatalaksanaan sirosis hepatis dekompensata ditujukan untuk mengatasi komplikasi yang terjadi.[1,4,6]

Sirosis Hepatis Kompensata

Sirosis hepatis kompensata merupakan sirosis hepatis yang belum disertai dengan adanya komplikasi. Pada fase ini penatalaksanaan yang diberikan berupa farmakoterapi dan modifikasi gaya hidup.[4,6,18]

Farmakoterapi

Pada pasien sirosis hepatis terkait infeksi hepatitis B, dapat diberikan preparat interferon alfa dan antiretroviral. Antiretroviral yang menjadi pilihan adalah lamivudin dengan dosis 100 mg  per oral setiap hari selama 1 tahun. Sementara itu, interferon alfa diberikan 3 MIU 3 kali per minggu selama 4-6 bulan melalui injeksi subkutan. Pasien yang telah resisten terhadap lamivudin dapat diberikan adefovir ataupun tenofovir.[18,27,28]

Pasien sirosis hepatis dengan infeksi hepatitis C dapat diberikan interferon subkutan 5 MIU 3 kali seminggu dan ribavirin 800-100 mg/hari selama 6 bulan. Hasil analisis data penelitian TURQUOISE-II melaporkan bahwa kombinasi terapi ABT-450 (terdiri atas r-ombitasvir, dasabuvir dengan ribavirin) yang diperkuat dengan ritonavir, nonstructural protein 5A (NS5A) inhibitors ombitasvir, dan non-nucleoside polymerase inhibitor dengan dasabuvir plus ribavirin (3D + RBV) dapat meningkatkan ukuran dan fungsional hepar pada sirosis hepatis dengan infeksi hepatitis C.[18,27,28]

Penggunaan glukokortikoid pada pasien sirosis hepatis masih kontroversial, karena beberapa studi melaporkan bahwa penggunaanya tidak memberikan hasil perbaikan yang signifikan, serta tidak meningkatkan angka kesintasan pada pasien. Pemberian obat laktulosa dilakukan pada pasien sirosis hepatis untuk membantu pengeluaran akumulasi amonia dari dalam tubuh.[18,27,28]

Modifikasi Gaya Hidup

Pasien dengan sirosis hepatis harus mereduksi bahkan menghentikan konsumsi alkohol harian karena telah terbukti dapat memperbaiki kondisi umum pasien dengan sirosis hepatis.

Diet tinggi kalori sebesar 2000-3000 kkal/hari serta protein 1 gram/kgBB sangat dianjurkan pada pasien sirosis hepatis tanpa adanya koma hepatika. Pasien sirosis hepatis dengan ensefalopati hepatikum harus mengurangi konsumsi protein harian hingga 0,5 gram/kgBB/hari.[4,18,27]

Sirosis Hepatis Dekompensata

Beberapa strategi utama dalam penatalaksanaan pasien sirosis dekompensata yaitu meliputi penanganan infeksi, memperbaiki fungsi sirkulasi, penanganan hipertensi portal, varises esofagus, dan terapi suportif.[27,28,38]

Penanganan Infeksi

Penanganan infeksi pada pasien sirosis hepatis terutama dengan komplikasi peritonitis bakterial spontan adalah dengan memberikan antibiotik cefotaxime 2 gram secara intravena tiap 8 jam selama 5 hari.[18,28,38]

Perbaikan Fungsi Sirkulasi

Gangguan fungsi sirkulasi pada pasien sirosis hepatis disebabkan oleh kondisi hipoalbuminemia akibat disfungsi hepar yang tidak dapat mensintesis albumin. Untuk itu terapi human albumin 20% secara intravena dapat diberikan untuk mengatasi kondisi hipoalbumin.[27,28]

Penatalaksanaan asites pada pasien sirosis hepatis meliputi tirah baring, diet rendah garam (konsumsi garam yang disarankan 90 mmol/hari) dikombinasikan dengan pemberian spironolactone 100-200 mg/hari. Apabila pemberian spironolactone tidak adekuat, dapat dikombinasikan dengan furosemide 20-40 mg/hari dengan dosis maksimal 160 mg/hari. Parasentesis juga dapat dilakukan untuk kasus asites yang masif.[38,39]

Penanganan Hipertensi Portal

Pemberian propranolol dapat mengurangi angka insiden hipertensi portal dengan dosis yang direkomendasikan sebesar 20-40 mg diberikan 2 kali sehari. Obat dilakukan hingga frekuensi detak jantung 55-60 kali per menit dengan tekanan darah sistolik tidak boleh <90 mmHg. Pilihan obat lainnya adalah nadolol dan carvedilol.[39,40]

Prosedur TIPS (transjugular intrahepatic portosystemic shunt) dapat dilakukan untuk menurunkan hipertensi portal dan memperbaiki keadaan umum pasien sirosis hepatis dengan sindrom hepatorenal. Pasien sirosis hepatis dengan skor child-pugh C, ensefalopati yang berat, atau pasien dengan polycystic liver disease tidak direkomendasikan untuk menjalani prosedur TIPS.[38-40]

Penanganan Varises Esofagus

Tindakan preventif yang dilakukan untuk mencegah pecahnya varises esofagus adalah pemberian obat golongan β blocker yaitu propranolol ataupun ligase varises. Apabila sudah terjadi perdarahan akut, maka dapat dilakukan pemberian resusitasi cairan disesuaikan dengan derajat perdarahannya.[38,39]

Untuk menghentikan perdarahan, dapat diberikan preparat vasokonstriktor splanchnic, somatostatin, atau octreotide. Octreotide dapat diberikan dengan dosis 50-100 µg/jam dengan infus kontinu. Setelah itu dapat dilakukan skleroterapi atau ligase varises.[38-40]

Terapi Suportif

Terapi suportif diperlukan bagi pasien sirosis hepatis dengan kondisi kritis seperti syok sepsis ataupun dengan komplikasi berat yang membutuhkan perawatan di ruang Intensive Care Unit (ICU). Manajemen suportif meliputi pemberian cairan dan elektrolit, penggunaan ventilator bila terjadi gagal napas, serta pemberian vasopressor bila dibutuhkan.[18,27,28]

Transplantasi Hepar

Pedoman klinis sirosis hepatis yang terbaru menggunakan Model for End-Stage Liver Disease (MELD) sebagai ketentuan dan pertimbangan dilakukannya transplantasi hepar. MELD dihitung berdasarkan serum bilirubin, serum kreatinin, dan INR sesuai dengan rumus berikut:

MELD = 3.78 x In [serum bilirubin (mg/dL)] + 11.2 x In [INR] + 9.57 x In [serum kreatinin (mg/dL) + 6.43.[40,41]

Tabel 3. Interpretasi Hasil Perhitungan MELD

Hasil Interpretasi
>40 mortalitas 71.3%
30-39 mortalitas 52.6%
20-29 mortalitas 19.6%
10-19 mortalitas 6.0%
<9 mortalitas 1.9%

Sumber: dr.Eva Naomi, Alomedika, 2022.[40,41]

Mortalitas pada perhitungan MELD adalah dalam jangka waktu 3 bulan. Transplantasi hepar diutamakan pada pasien dengan skor MELD ≥ 15 atau di bawah 15 dengan adanya komplikasi.[40,41]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Rainey Ahmad Fajri Putranta

Referensi

1. Ginès P, Krag A, Abraldes J, et al. Liver Cirrhosis. The Lancet. 2021;10308(398):1359-1376 DOI: https://doi.org/10.1016/S0140-6736(21)01374-X
4. Geong, G.Y, Kang, S.H., Lee C.M. An Updated Review on the Epidemiology, Pathophysiology, Etiology and Diagnosis of Liver Cirrhosis. Preprints. 2019;030128:1-13 DOI:10.20944/preprints201903.0128.v1
6. Smith A, Baumgartner K, Bositis C. Cirrhosis: Diagnosis and Management. Am Fam Physician. 2019;100(12):759-770
18. Wolf D C. Cirrhosis. Medscape. 2022. https://emedicine.medscape.com/article/185856-overview#a3
27. Wang X, Wu B. Critical issues in the diagnosis and treatment of liver cirrhosis. Gastroenterology Report. 2019;7(4):227–230 DOI:10.1093/gastro/goz024
28. Diédhiou D, Sow D, Moussa E M, et al. Hepatic Cirrhosis: Diagnostic and Prognosis in Internal Medicine. Open Journal of Internal Medicine. 2020;10:171-180
38. Delik A, Ulger Y. Treatment Approach in Patients with Decompensated Liver Cirrhosis. Intech Open. 2021;0:1-21
39. Bera C, Wong F. Management of hepatorenal syndrome in liver cirrhosis: a recent update. Ther Adv Gastroenterol. 2022;15:1-19 DOI: 10.1177/17562848221102679
40. European Association for the Study of the Liver. EASL Clinical Practice Guidelines for the management of patients with decompensated cirrhosis.J Hepatol. 2018;0:1-55 Doi: https://doi.org/10.1016/j.jhep.2018.03.024
41. Manzarbeitia C. Liver Transplantation Workup. Medscape. 2022. https://emedicine.medscape.com/article/431783-workup

Diagnosis Sirosis Hepatis
Prognosis Sirosis Hepatis

Artikel Terkait

  • Waktu Inisiasi Farmakoterapi Hepatitis B Kronis
    Waktu Inisiasi Farmakoterapi Hepatitis B Kronis
  • Penggunaan Child-Pugh Score pada Penyakit Hati Kronis
    Penggunaan Child-Pugh Score pada Penyakit Hati Kronis
  • SGLT-2 Inhibitor pada Penanganan Sirosis dengan Diabetes Mellitus Tipe 2
    SGLT-2 Inhibitor pada Penanganan Sirosis dengan Diabetes Mellitus Tipe 2
  • Rasionalisasi Pemberian Albumin Intravena
    Rasionalisasi Pemberian Albumin Intravena
  • Terapi Ensefalopati Hepatikum pada Pasien Dewasa
    Terapi Ensefalopati Hepatikum pada Pasien Dewasa

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr. Gabriela
Dibalas 10 Februari 2023, 09:18
Perbandingan Terapi Profilaksis Sekunder Perdarahan Varises Esofagus Pada Sirosis Hepatis – Telaah Jurnal Alomedika - Artikel SKP Alomedika
Oleh: dr. Gabriela
2 Balasan
ALO Dokter!Saat ini, terapi profilaksis sekunder perdarahan varises esofagus pada pasien sirosis hepatis masih bervariasi. Padahal, terapi ini sangat penting...
Anonymous
Dibalas 13 Januari 2023, 16:32
Pilihan obat nyeri untuk pasien sirosis hati
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Alo dokter. Mau bertanya dok apabila ada pasien sirosis hati yang mengalami nyeri ringan-sedang, pilihan obat injeksi seperti metamizole atau ketorolac...
Anonymous
Dibalas 25 Agustus 2022, 18:21
Indikasi skrining kanker hati dan varises esofagus pada pasien sirosis terkait alkohol - Penyakit Dalam Ask The Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dr. Marlina, Sp. PD. Saya ingin bertanya, pada pasien dengan sirosis hati terkait konsumsi alkohol kapan perlu dilakukan skrining varises esofagus dan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.