Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Anemia Defisiensi Besi general_alomedika 2024-06-07T14:51:47+07:00 2024-06-07T14:51:47+07:00
Anemia Defisiensi Besi
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Anemia Defisiensi Besi

Oleh :
dr.Nailla Fariq Alfiani
Share To Social Media:

Patofisiologi anemia defisiensi besi meliputi tiga tahap, yakni tahap deplesi besi atau tahap prelaten, tahap gangguan eritropoesis atau tahap laten, dan yang terakhir adalah terjadinya anemia.[8-10]

Pada tahap prelaten, cadangan besi mulai menurun perlahan hingga menjadi sangat rendah. Lalu, pada tahap laten, cadangan besi yang menurun hingga hampir habis mengganggu proses eritropoetin. Lalu, pada tahap ketiga, terjadilah anemia defisiensi besi yang memunculkan tanda dan gejala klasiknya.[8-10]

Tahap Prelaten

Tahap prelaten atau deplesi besi adalah tahap di mana cadangan besi mulai menurun karena asupan nutrisi kurang, penyerapan zat besi terganggu, atau ada perdarahan. Cadangan besi menurun tetapi penyediaan besi dalam eritropoesis masih cukup.[8-10]

Cadangan besi pada sumsum tulang yang berkurang membuat kadar ferritin menurun, yang akan berujung pada peningkatan penyerapan zat besi oleh mukosa usus. Hal ini membuat liver mensintesis transferrin lebih banyak, yang akhirnya membuat TIBC (total iron binding capacity) meningkat. Pada tahap deplesi besi, menurunnya cadangan besi belum membuat morfologi eritrosit berubah. Kadar hemoglobin dan hematokrit juga masih normal. Distribusi eritrosit juga masih dalam batas normal.[8-10]

Tahap Laten

Tahap laten atau tahap gangguan eritropoesis merupakan kelanjutan tahap prelaten, di mana hemoglobin masih dalam batas normal tetapi sudah mulai terjadi gangguan pada eritropoesis. Ferritin, serum besi, dan retikulosit menurun. Sel-sel kekurangan zat besi sehingga reseptor transferrin meningkat. Peningkatan reseptor transferrin berguna untuk menangkap sebanyak mungkin zat besi yang masih tersedia.[8-10]

Pada tahap laten ini, gangguan eritropoesis sudah mulai terlihat meskipun kadar hemoglobin masih normal. Distribusi eritrosit sudah mulai berubah ditandai dengan red blood cell distribution widths (RDW) meningkat karena eritrosit yang dikeluarkan oleh sumsum tulang berukuran lebih kecil.[8-10]

Tahap Anemia Defisiensi Besi

Anemia merupakan kondisi klinis yang ditandai dengan hemoglobin, hematokrit, dan saturasi transferin rendah, serta gambaran eritrosit menjadi hipokromik dan mikrositik pada apusan darah tepi. Eritropoesis menjadi tidak efektif karena kurangnya cadangan besi. Pada tahap ini, pasien dapat mengeluhkan kepala pusing, badan lemah, dan tampak pucat.[8-10]

 

Penulisan pertama oleh: dr. Josephine Darmawan

Referensi

8. Kurniati I. Anemia Defisiensi Zat Besi (Fe). Jurnal Kedokteran Universitas Lampung. 2020.
9. Ningrum S, Setiati D, Sari M. Diagnosis dan Tatalaksana Anemia Defisiensi Besi pada Anak Usia 0 – 18 Tahun. Jurnal Penelitian dan Karya Ilmiah Lembaga Penelitian Universitas Trisakti. 2023
10. Arya NP, Pratama YAAGW. Anemia Defisiensi Besi: Diagnosis dan Tata Laksana. Ganesha Medicina Journal. 2022. https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/GM/article/view/47015

Pendahuluan Anemia Defisiensi Besi
Etiologi Anemia Defisiensi Besi

Artikel Terkait

  • Pemberian Suplementasi Zat Besi untuk Anak Usia 6–24 Bulan
    Pemberian Suplementasi Zat Besi untuk Anak Usia 6–24 Bulan
  • Perlukah Suplementasi Zat Besi pada Ibu Hamil Terlepas Status Kecukupan Besinya?
    Perlukah Suplementasi Zat Besi pada Ibu Hamil Terlepas Status Kecukupan Besinya?
  • Suplementasi Zat Besi dan Asam Folat untuk Tumbuh Kembang Anak
    Suplementasi Zat Besi dan Asam Folat untuk Tumbuh Kembang Anak
  • Akurasi Pemeriksaan Feritin pada Diagnosis Anemia Defisiensi Besi
    Akurasi Pemeriksaan Feritin pada Diagnosis Anemia Defisiensi Besi
  • Kegunaan Indeks Mentzer dalam Membedakan Trait Beta Thalassemia dengan Anemia Defisiensi Besi
    Kegunaan Indeks Mentzer dalam Membedakan Trait Beta Thalassemia dengan Anemia Defisiensi Besi

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr.Anindita Farah Yuwana
Dibalas 29 April 2025, 20:07
Anemia post partum di FKTP, bagaimana merujuknya dan apa yang bisa di evaluasi?
Oleh: dr.Anindita Farah Yuwana
2 Balasan
Alo dokter. Izin bertanya. Saya dokter di puskesmas. Saya pernah mendapat pasien 4 minggu post partum dengan keluhan pusing tanpa demam. Karena konjungtiva...
Anonymous
Dibalas 03 April 2025, 18:40
Apa kemungkinan diagnosis pada pasien perempuan usia 14 tahun dengan keluhan sering pusing selama 1 bulan terakhir dengan riwayat anemia dan gangguan haid
Oleh: Anonymous
5 Balasan
Alo dokter, mau konsul px 14 th perempuan, sy dgn keluhan sering pusing sebulan terakhir, riwayat 2 bulan terakhir cek hb rutin hasilnya tidak pernah lebih...
dr. ALOMEDIKA
Dibalas 03 Desember 2024, 17:26
Iron Deficiency Beyond Anemia: Understanding the Barrier and A Life Course Approach to Prevent
Oleh: dr. ALOMEDIKA
12 Balasan
Simposium Nutri Indonesia ke-19, yang diselenggarakan bersamaan dengan Simposium Nutrisi Internasional ke-11, berlangsung pada 27–28 Juli di Vertu Hotel...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.