Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Anemia Sideroblastik general_alomedika 2022-11-17T11:17:14+07:00 2022-11-17T11:17:14+07:00
Anemia Sideroblastik
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Anemia Sideroblastik

Oleh :
dr. Reren Ramanda
Share To Social Media:

Diagnosis anemia sideroblastik ditegakkan secara pasti melalui didapatkannya penurunan hemoglobin pada pemeriksaan darah dan adanya ring sideroblast pada apusan sumsum tulang.

Anemia sideroblastik didapat sering dikaitkan dengan sindrom myelodisplasia, tetapi juga dapat disebabkan oleh toksin seperti timbal. Anemia sideroblastik didapat akan menyebabkan anemia makrositik. Di sisi lain, anemia sideroblastik herediter atau kongenital disebabkan oleh mutasi terkait kromosom X atau autosomal. Anemia sideroblastik kongenital biasanya merupakan anemia mikrositik hipokromik. Tabel 1 menyajikan rangkuman perbedaan anemia sideroblastik didapat dan kongenital.[6,9,12]

Tabel 1. Perbedaan Anemia Sideroblastik Kongenital dan Didapat

Anemia Sideroblastik Kongenital Anemia Sideroblastik Didapat
Terkait kromosom X Autosomal resesif Maternal Klonal Paparan lingkungan

Pasien anak dan remaja awal

 

Onset awal kehidupan Terjadi pada pasien usia dewasa di atas 40 tahun
Anemia yang terjadi bersifat ringan-sedang.

Kondisi anemia yang terjadi bersifat berat.

Umumnya disertai tuli sensorineural progresif dan diabetes mellitus.

Gejala anemia berat, disertai gambaran sitopenia, insufisiensi pankreas, asidosis laktat dan gagal tumbuh.

Tidak ada faktor risiko paparan lingkungan yang dapat menjelaskan kondisi pasien

Terdapat gambaran myelodysplasia pada apusan biopsi sumsum tulang.

Ada riwayat paparan alkohol, timbal maupun arsenik, sedang dalam konsumsi obat-obatan tertentu, defisiensi tembaga maupun overdosis zinc.

 

Tipe tersering di antara anemia sideroblastik kongenital Tipe tersering adalah tipe anemia megaloblastik sideroblastik yang responsif dengan terapi thiamine.

Sumber: dr. Reren, Alomedika. 2022.[6,9,12]

Anamnesis

Anamnesis pasien anemia sideroblastik dilakukan dengan menanyakan keluhan terkait kondisi anemia seperti lemas, rasa berdebar dan sesak napas. Perlu juga digali mengenai riwayat merokok, konsumsi alkohol dan paparan radioaktif terkait pekerjaan, contohnya timbal dan arsenik. Tanyakan pula riwayat operasi bariatrik sebelumnya, serta riwayat penyakit gastrointestinal pada pasien. Hal ini berkaitan dengan risiko defisiensi nutrisi seperti piridoksin dan thiamine.[9,11]

Gejala Umum Anemia

Pasien dengan anemia sideroblastik akan mengeluhkan gejala umum anemia, seperti malaise, kelelahan, dan dispnea saat beraktivitas.[6,9]

Faktor Risiko

Anemia sideroblastik kongenital berkaitan dengan adanya mutasi kromosom yang dapat diturunkan, baik terkait kromosom X ataupun secara autosomal. Oleh karenanya, dokter perlu menanyakan riwayat keluarga dengan keluhan serupa. Anemia sideroblastik kongenital umumnya terdiagnosis pada masa kanak-kanak.

Di lain pihak, anemia sideroblastik didapat umumnya didiagnosis saat remaja atau dewasa. Kondisi ini seringnya berkaitan dengan sindrom myelodisplasia, namun dapat juga berkaitan dengan penyebab lain seperti defisiensi vitamin B6 atau piridoksin,  penyalahgunaan alkohol, serta konsumsi zinc berlebih.

Beberapa obat yang telah dikaitkan dengan anemia sideroblastik didapat adalah chloramphenicol, cycloserine, isoniazid, linezolid, dan pyrazinamide. Faktor risiko lain adalah paparan toksin seperti timbal.[4-6]

Bentuk Khusus: Anemia Sideroblastik dan Ataksia Spinoserebelar

Bentuk langka dari anemia sideroblastik adalah anemia sideroblastik sindromik terkait mutasi kromosom X, dimana terjadi anemia hipokromik mikrositik derajat ringan-sedang yang disertai ataksia spinoserebelar onset dini. Ataksia dapat bersifat progresif lambat ataupun tidak progresif. Selain gejala anemia dan ataksia, pasien juga dapat mengalami inkoordinasi, disartria, tremor, serta disdiadokokinesis.[4,5,9]

Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik, hasil yang ditemukan adalah gambaran klinis anemia secara umum, seperti membran mukosa yang tampak pucat, konjungtiva anemis, serta perubahan bentuk nail bed akibat anemia kronik. Pada pemeriksaan tanda vital bisa didapatkan kondisi hipotermia, hipotensi, dan takikardia. Anak dengan anemia sideroblastik bisa mengalami gangguan pertumbuhan jika dilakukan pengukuran antropometri.[11]

Pemeriksaan mata dapat ditemukan konjungtiva anemis dan sklera ikterik. Pada pemeriksaan oral bisa ditemukan gambaran garis timbal pada margin gigi jika anemia sideroblastik disebabkan oleh intoksikasi timbal. Pada kulit bisa tampak gambaran porfiria dan petekie, terutama pada kondisi sindrom myelodisplasia. Jika pasien mengalami bentuk sindromik, maka pada pemeriksaan neurologi bisa ditemukan ataksia, penurunan refleks tendon, dan inkoordinasi.[5]

Kegagalan utilisasi zat besi dapat menyebabkan kelebihan zat besi di seluruh sistem organ, terutama hati dan jantung. Hal ini dapat mengakibatkan toksisitas zat besi, sehingga pasien dengan anemia sideroblastik dapat menunjukkan tanda klinis gagal hati akut atau sirosis hepatis karena akumulasi besi di hati ataupun gagal jantung karena akumulasi besi di jantung.[4,5]

Diagnosis Banding

Selain membedakan apakah anemia sideroblastik bersifat kongenital atau didapat, dokter juga perlu memikirkan kemungkinan penyebab anemia lainnya, termasuk thalassemia dan defisiensi besi.

Anemia Penyakit Kronis

Pada anemia akibat penyakit kronis, hasil laboratorium akan menunjukkan peningkatan penanda peradangan seperti c-reactive protein (CRP) dan laju endap darah (LED). Anemia penyakit kronis bisa dialami oleh pasien dengan berbagai kondisi medis, seperti keganasan dan infeksi kronis. Berbeda dengan anemia sideroblastik, pada anemia penyakit kronis tidak ditemukan adanya ring sideroblast pada apusan sumsum tulang.

Anemia Defisiensi Besi

Pada kasus anemia defisiensi besi akan didapatkan kadar ferritin yang rendah, red cell distribution (RDW) meningkat, dan kadar retikulosit rendah. Selain itu, pada anemia defisiensi besi tidak terdapat ring sideroblast pada apusan sumsum tulang.

Thalassemia

Berbeda dengan anemia sideroblastik, pasien thalassemia menunjukkan gambaran khas facies Cooley, yaitu hipertrofi maksila, dahi menonjol, jarak kedua mata melebar, mata menyipit, dan maloklusi gigi. Kemudian, pada gambaran apusan darah tepi pasien thalassemia akan didapatkan mikrositik hipokrom, anisositosis, poikilositosis, basophilic stippling, sel target, dan eritrosit berinti.[4-9]

Pemeriksaan Penunjang

Diagnostik anemia sideroblastik yang paling utama adalah melalui pemeriksaan penunjang. Anemia sideroblastik perlu dicurigai pada pasien dengan gambaran anemia mikrositik atau anemia RDW tinggi, terutama jika disertai dengan peningkatan serum besi, serum feritin, dan saturasi transferin. Apusan perifer akan menunjukkan dimorfisme sel darah merah.  Pada pemeriksaan sumsum tulang akan didapatkan hiperplasia eritroid, kemudian pada pewarnaan besi didapatkan ring sideroblast.[4-6]

Pemeriksaan Darah Lengkap Dengan Apusan Darah Tepi

Dari pemeriksaan darah lengkap, dapat ditemukan anemia, paling sering bersifat anemia sedang. Anemia berat lebih jarang dijumpai.

Mean corpuscular volume (MCV) biasanya rendah, tetapi gambaran normositik, makrositik, dan dimorfik klasik  juga umum ditemukan.

Pada anemia sideroblastik dengan etiologi sindrom myelodisplasia juga dapat ditemukan gambaran leukopenia, trombositopenia, atau trombositosis. Apusan darah tepi ditemukan gambaran basophilic stippling pada anemia sideroblastik akibat keracunan timbal.[5]

Evaluasi Kadar Vitamin dan Mineral

Perlu dilakukan pemeriksaan kadar vitamin B12, asam folat, dan tembaga sebagai salah satu faktor risiko anemia pada pasien. Selanjutnya, perlu diperiksa juga profil besi.[5,11]

Biopsi Sumsum Tulang

Biopsi sumsum tulang merupakan metode diagnostik utama anemia sideroblastik. Gambaran yang khas berupa ring sideroblast akan ditemukan pada aspirasi sumsum tulang pasien anemia sideroblastik yang diwarnai dengan pewarnaan Prussian blue. Ring sideroblasts adalah gambaran eritroblas dengan bentukan perinuklear mitokondria yang berlapis zat besi.

Gambaran megakariosit dan mielosit pada apusan sumsum tulang mengindikasikan adanya etiologi sindrom myelodisplasia.[5,11,13]

MRI

Pemeriksaan Magnetic resonance imaging (MRI) dibutuhkan pada pasien anemia dengan hasil pemeriksaan fisik neurologis dengan ataksia. Pemeriksaan MRI pada fosa kranial posterior dapat mendeteksi ada tidaknya lesi primer di otak seperti space-occupying lesions.[5]

Polymerase Chain Reaction (PCR)

Pemeriksaan PCR diindikasikan untuk mendiagnosis anemia sideroblastik kongenital dengan mendeteksi ada tidaknya mutasi serta bagaimana tipe mutasi yang dialami pasien. Hal ini walaupun tidak membantu secara langsung pada proses tata laksana pasien, namun dapat menjadi acuan edukasi kesehatan bagi keluarga dekat pasien mengenai risiko anemia sideroblastik dalam keluarga inti.[5]

Referensi

4. Ashorobi, D. and Chhabra, A. Sideroblastic Anemia. Statpearl. 2021. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK538287/
5. Mohan, N. Sideroblastic Anemias. Medscape. 2021. https://emedicine.medscape.com/article/1389794-overview
6. Bottomley,SS. and Fleming, MD. Sideroblastic Anemia. Diagnosis and Management. Hematol Oncol Clin N Am, 2014. 28: 653–670.
7. Mangaonkar AA, Patnaik MM. Treatment of Acquired Sideroblastic Anemias. Hematol Oncol Clin North Am. 2020 Apr;34(2):401-420. doi: 10.1016/j.hoc.2019.11.002. Epub 2020 Jan 21. PMID: 32089219.
8. Turner, J. Parsi, M. and Badiredd, M. anemia. Statpearl. 2022. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK499994/
9. Abu-Zeinah, G. and DeSancho, MT. Understanding Sideroblastic Anemia: An Overview of Genetics, Epidemiology, Pathophysiology and Current Therapeutic Options. J Blood Med. 2020; 11: 305–318.
10. Méndez, M. et al. Sideroblastic anemia: functional study of two novel missense mutations in ALAS2. Mol Genet Genomic Med. 2016 May; 4(3): 273–282.
11. Sticco, KL. Yarrarapu, SNS. and Al Obaidi, NM. Refractory Anemia With Ring Sideroblasts. Statpearl. 2022. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK537073/
12. Ducamp, S. and Fleming, MD. The molecular genetics of sideroblastic anemia. Blood. 2019 Jan 3; 133(1): 59–69.
13. Vigneshwaran, J. et al. Seizures and sideroblastic anaemia in a patient with multidrug-resistant tuberculosis. Lancet 2022; 399: 393.

Epidemiologi Anemia Sideroblastik
Penatalaksanaan Anemia Siderobla...
Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas 23 jam yang lalu
Seftriaxon 250 mg Injeksi IM harus di larutkan Nacl 0.9% atau Aquabides berapa ml ya dok ?
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Maaf dok, izin bertanya bila ada pasien gonore. Lalu mau diberikan Injeksk Ceftriaxon.  Seftriaxon 250 mg Injeksi IM harus di larutkan Nacl 0.9% atau...
Anonymous
Dibalas 2 jam yang lalu
Salbutamol dan metilprednisolon tablet
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, izin bertanya ada pasien bumil minum salbutamol hanya 3 tablet berturut-turut dan metilprednisolon 4mg 1 tablet saat asthmanya kambuh. Pasien UK...
Anonymous
Dibalas 09 Mei 2025, 16:20
Pemberian cotrimoksazol pada pasien Hiv-TB
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dok, izin diskusi. Saya ada pasien tb dan juga terdiagnosis hiv. Hiv (+) lewat RDT saja tanpa cek cd4. Sudah di berikan arv dan cotrimoksazol 1x960mg....

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.