Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Defisiensi Glukosa-6-Fosfat-Dehidrogenase (G6PD) general_alomedika 2022-10-26T15:18:25+07:00 2022-10-26T15:18:25+07:00
Defisiensi Glukosa-6-Fosfat-Dehidrogenase (G6PD)
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Defisiensi Glukosa-6-Fosfat-Dehidrogenase (G6PD)

Oleh :
dr.Krisandryka
Share To Social Media:

Patofisiologi defisiensi enzim glukosa-6-fosfat-dehidrogenase (defisiensi G6PD) adalah kurangnya aktivitas reduksi nicotinamide adenine dinucleotide phosphate (NADP) menjadi nicotinamide adenine dinucleotide phosphate hydrogen (NADPH) yang melindungi sel dari kerusakan oksidatif akibat defisiensi enzim tersebut.

Penurunan Aktivitas Reduksi NADP

Enzim G6PD merupakan katalisator reduksi NADP menjadi NADPH dalam jalur pentosa fosfat. NADPH mempertahankan glutathione dalam bentuk tereduksi, yang berfungsi mengatasi stres oksidatif yang dapat membahayakan kelangsungan hidup sel.

Eritrosit merupakan sel yang paling rentan mengalami kerusakan oksidatif pada defisiensi G6PD karena eritrosit tidak dapat menghasilkan NADPH melalui jalur lain. Pada penderita defisiensi G6PD, stres oksidatif dapat mengakibatkan denaturasi hemoglobin dan hemolisis intravaskular.[2,4]

Aktivitas enzim G6PD pada sel darah merah normal yang tidak sedang mengalami stres oksidatif adalah 2 persen dari kapasitas total. Individu dengan defisiensi total G6PD tidak dapat bertahan hidup. Meskipun demikian, pada penderita defisiensi G6PD dengan pengurangan aktivitas enzim yang cukup besar, sebagian besar kasus dapat tidak menunjukkan gejala klinis.

Klasifikasi Varian Defisiensi G6PD

Varian-varian defisiensi G6PD dikelompokkan menurut WHO menjadi beberapa kelas berdasarkan keparahan penyakit :

  • Kelas I: Tingkat defisiensi berat, aktivitas enzim anemia hemolitik kronis nonsferositik dengan fungsi eritrosit normal
  • Kelas II: Tingkat defisiensi berat, aktivitas enzim kurang dari 10% aktivitas normal
  • Kelas III: Tingkat defisiensi sedang, aktivitas enzim 10-60% aktivitas normal
  • Kelas IV: tingkat defisiensi ringan sampai tidak ada, aktivitas enzim 60-150% aktivitas normal
  • Kelas V: Tingkat defisiensi tidak ada, aktivitas enzim >150% aktivitas normal[2,3]

Patofisiologi Gejala pada Defisiensi G6PD

Defisiensi G6PD dapat menimbulkan penyakit seperti ikterus neonatorum (hiperbilirubinemia neonatal) dan hemolisis akut serta kronis.[1,4]

Hemolisis

Episode hemolisis akut dipicu oleh faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya stres oksidatif, seperti :

  • Infeksi
  • Konsumsi obat, misalnya dapson, flutamid, sulfasetamid, atau primakuin

  • Konsumsi kacang fava (hemolisis setelah konsumsi kacang fava atau menghirup serbuk sarinya disebut favism)
  • Ketoasidosis[2]

Pada episode hemolisis akut, tubuh berusaha mengompensasi dengan memproduksi sel-sel darah merah baru yang memiliki kadar enzim G6PD tinggi, sehingga hemolisis akut umumnya bersifat self-limiting, berlangsung antara 8-14 hari. Hemolisis kronis umumnya didapatkan pada pasien dengan defisiensi G6PD berat.[1-4]

Hiperbilirubinemia

Pada neonatus dengan defisiensi G6PD, hiperbilirubinemia dapat terjadi akibat konjugasi bilirubin yang tidak efektif. Bayi prematur lebih berisiko mengalami kondisi ini.[2,4]

 

 

Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja

Referensi

1. K. Georgakouli, I. G. Fatouros, D. Draganidis, et al., Exercise in Glucose-6-Phosphate Dehydrogenase Deficiency: Harmful or Harmless? A Narrative Review, Oxidative Medicine and Cellular Longevity, 2019, Article ID 8060193. https://doi.org/10.1155/2019/8060193
2. J. E. Frank, Diagnosis and Management of G6PD Deficiency, Am Fam Physician, 2005 Oct 1;72(7):1277-1282. https://www.aafp.org/afp/2005/1001/p1277.html
3. S. Gómez-Manzo, J. Marcial-Quino, A. Vanoye-Carlo, et al., Glucose-6-Phosphate Dehydrogenase: Update and Analysis of New Mutations around the World. Int J Mol Sci. 2016;17(12):2069. https://doi.org/10.3390/ijms17122069
4. S. Nagalia. Glucose-6-Phosphate Dehydrogenase (G6PD) Deficiency. Medscape. 2021. https://emedicine.medscape.com/article/200390-overview#showall

Pendahuluan Defisiensi Glukosa-6...
Etiologi Defisiensi Glukosa-6-Fo...

Artikel Terkait

  • Hipoglikemia yang Tidak Terkait Diabetes Mellitus
    Hipoglikemia yang Tidak Terkait Diabetes Mellitus
  • Pemeriksaan Bilirubin Transkutan untuk Diagnosis Ikterus Neonatorum
    Pemeriksaan Bilirubin Transkutan untuk Diagnosis Ikterus Neonatorum
  • Pengukuran Bilirubin Bayi dengan Aplikasi Smartphone
    Pengukuran Bilirubin Bayi dengan Aplikasi Smartphone
  • Red Flag Ikterus Neonatorum
    Red Flag Ikterus Neonatorum
  • Filtered Sunlight Phototherapy sebagai Terapi Alternatif Ikterus Neonatorum
    Filtered Sunlight Phototherapy sebagai Terapi Alternatif Ikterus Neonatorum

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 04 Maret 2024, 11:51
Bayi usia 36 hari masih tampak kuning
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, izin diskusi , ada pasien bayi berusia 36 hari dengan keluhan wajah dan dada masih tampak kuning , keluhan lain - , bayi ASI , menyusu kuat...
Anonymous
Dibalas 27 November 2023, 01:11
Bayi usia 3 hari dengan skor kramer derajat 1, apa wajib dirawat untuk fototerapi?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, izin bertanya. Anak 3 hari dengan dengan kramer drajat 1, lahir normal pervaginam UK 38-39mgg BBL 2900gr. Mual (-) muntah (-), demam (-) , BAB...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.