Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Epidemiologi Kernikterus general_alomedika 2023-05-05T14:08:03+07:00 2023-05-05T14:08:03+07:00
Kernikterus
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Epidemiologi Kernikterus

Oleh :
dr. Virly Isella
Share To Social Media:

Data epidemiologi menunjukkan angka insidensi kernikterus atau ensefalopati bilirubin yang dikenal pula dengan bilirubin induced encephalopathy (BIE) berkisar 0,5–1,3 per 100.000 kelahiran hidup. Kernikterus memiliki angka morbiditas sebesar 70% dan mortalitas sebesar 10%.[5]

Global

Secara global, insidensi kernikterus diperkirakan berkisar 0,5–1,3 per 100.000 kelahiran hidup. Pada tinjauan sistematik dan meta-analisis terhadap 184 negara, didapatkan kejadian kernikterus sebesar 13%.

Pada studi ini juga didapatkan kernikterus yang disebabkan oleh inkompatibilitas rhesus paling banyak ditemukan di Eropa Timur dan Asia Tengah dengan angka kejadian 38/100.000 kelahiran hidup.[7]

Indonesia

Tidak ada data mengenai prevalensi atau insidensi kernikterus di Indonesia. Pada suatu studi didapatkan kejadian hiperbilirubinemia berat (bilirubin total serum >20 mg/dl)  sebesar 7%, dan ensefalopati bilirubin akut sebesar 2%. Pada studi ini juga didapatkan case fatality rate untuk kasus ikterus neonatal dan ensefalopati bilirubin akut secara berturut-turut sebesar 24,2% dan 74,9%.[8]

Mortalitas

Mortalitas kernikterus sebesar 10–15%. Pada ensefalopati bilirubin akut, tingkat mortalitas sebesar 21%, dengan kematian terutama disebabkan oleh gagal napas dan kejang refrakter.[1,3,5]

Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli

Referensi

1. Reddy DK, Pandey S. Kernicterus. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK559120/
3. Usman F, Diala UM, Shapiro SM, Le Pichon JB, Slusher TM. Acute bilirubin encephalopathy and its progression to kernicterus: current perspectives. Research and Reports in Neonatology. 2018;8:33-44. https://doi.org/10.2147/RRN.S125758.
5. Anderson NB, Calkins KL. Neonatal Indirect Hyperbilirubinemia. NeoReviews Nov 2020, 21 (11) e749-e760; DOI: 10.1542/neo.21-11-e749
7. Das S, van Landeghem FKH. Clinicopathological Spectrum of Bilirubin Encephalopathy/Kernicterus. Diagnostics (Basel). 2019;9(1):24. Published 2019 Feb 28. doi:10.3390/diagnostics9010024
8. Greco C, Arnolda G, Boo NY, Iskander IF, Okolo AA, Rohsiswatmo R, Shapiro SM, Watchko J, Wennberg RP, Tiribelli C, Coda Zabetta CD. Neonatal Jaundice in Low- and Middle-Income Countries: Lessons and Future Directions from the 2015 Don Ostrow Trieste Yellow Retreat. Neonatology. 2016;110(3):172-80. doi: 10.1159/000445708. Epub 2016 May 14. PMID: 27172942.

Etiologi Kernikterus
Diagnosis Kernikterus

Artikel Terkait

  • Red Flag Ikterus Neonatorum
    Red Flag Ikterus Neonatorum
Diskusi Terbaru
dr. Siti Wahida Aminina
Dibalas kemarin, 13:41
Sertifikat dr alomedika di tolak di plafom skp
Oleh: dr. Siti Wahida Aminina
2 Balasan
Izin bertanya, adakah sertifikat dokter dokter di tolak dr flatfom skp, kenapa ya? Apa salah masukkan data apa gimana?
dr. Eunike
Dibalas kemarin, 18:00
Tinea di groin yang berulang - ALOPALOOZA Dermatologi
Oleh: dr. Eunike
2 Balasan
Alo Dok. Pasien perempuan 40 tahun dengan keluhan gatal dan rash di selangkangan berulang, apakah perlu salep antijamur kombinasi dengan steroids, ya, karena...
dr.Eurena Maulidya Putri P
Dibalas kemarin, 18:49
Ikuti Webinar ber-SKP Kemkes - Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium - Selasa, 27 Mei 2025, Pukul 11.00 – 12.30 WIB
Oleh: dr.Eurena Maulidya Putri P
3 Balasan
ALO Dokter!Ikuti Webinar Alomedika ber-SKP Kemkes "Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium" untuk mempelajari seberapa efektif kalsium dalam mencegah...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.