Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Sindrom Nefrotik general_alomedika 2024-06-11T15:19:23+07:00 2024-06-11T15:19:23+07:00
Sindrom Nefrotik
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Sindrom Nefrotik

Oleh :
dr. Michael Sintong Halomoan
Share To Social Media:

Diagnosis sindrom nefrotik dapat ditegakkan pada pasien yang mengalami proteinuria masif (≥ 3,5 g per 24 jam), hipoalbuminemia (≤ 3,0 g/dL), edema, serta dislipidemia. Gejala awal yang muncul biasanya berupa edema pada mata yang kemudian menyebar ke tubuh.[1,5,6]

Anamnesis

Keluhan utama yang dapat disampaikan oleh pasien adalah adanya bengkak. Pada pasien anak, bengkak dapat diawali pada wajah, terutama pagi hari saat bangun tidur, dan diikuti seluruh tubuh. Sementara itu pada dewasa, pasien dapat mengeluhkan edema yang berlokasi pada bagian tubuh bawah.

Gejala lain yang dapat dikeluhkan pasien adalah urine berbusa, kelelahan, sesak napas, penurunan nafsu makan, kenaikan berat badan karena edema, ruam kemerahan, fotosensitivitas, arthralgia, serta nyeri neuropati.

Anamnesis terhadap pasien juga perlu menggali faktor risiko yang ada. Penyakit yang meningkatkan risiko sindrom nefrotik adalah diabetes mellitus, lupus eritematosus sistemik (SLE), keganasan, infeksi, atau amiloidosis. Sindrom nefrotik juga dapat dicetuskan oleh reaksi alergi, penggunaan obat seperti lithium, dan penyalahgunaan zat heroin.[1-7,10,11]

Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik sindrom nefrotik, dapat ditemukan malnutrisi protein yang menyebabkan hilangnya massa tubuh pada proteinuria masif. Namun, tanda ini dapat tersamarkan oleh kenaikan berat badan karena edema yang terjadi berbarengan.

Pada pemeriksaan tanda vital, dapat ditemukan peningkatan tekanan darah. Selain itu, pada pemeriksaan fisik juga bisa tampak periorbital edema, edema pada ekstremitas bawah, atau genital. Edema juga dapat terjadi anasarka.

Pada pemeriksaan toraks, saat inspeksi dapat ditemukan trakea terdorong, penurunan fremitus vokal saat palpasi, pekak pada hemitoraks yang abnormal saat perkusi, serta penurunan atau hilangnya suara napas pada auskultasi. Hal tersebut menunjukkan adanya efusi pleura. Bila terdapat ascites, dapat ditemukan shifting dullness pada pemeriksaan abdomen.

Temuan fisik lainnya, antara lain xanthelasma akibat hiperkolesterolemia berat, ruam SLE, Muehrcke lines pada kuku akibat hipoalbuminemia, mudah memar dan neuropati pada amiloidosis, serta pada pemeriksaan funduskopi dapat ditemukan retinopati diabetik.[1-7,10,11]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding sindrom nefrotik adalah minimal change nephropathy (MCN), focal segmental glomerulosclerosis (FSGS), dan membranous nephropathy.

Minimal Change Nephropathy

Gejala minimal change nephropathy (MCN) mirip dengan sindrom nefrotik. Pada anak, MCN biasanya idiopatik. MCN sekunder bisa disebabkan oleh reaksi alergi atau penggunaan obat. Diagnosis pasti dari MCN ditegakkan dengan biopsi.[22]

Focal Segmental Glomerulosclerosis

Focal segmental glomerulosclerosis (FSGS) adalah penyakit langka yang menyerang glomerulus dan menyebabkan jaringan parut pada ginjal. FSGS dapat menyebabkan kerusakan ginjal permanen dan bahkan gagal ginjal.[23]

Membranous Nephropathy

Pada membranous nephropathy (MN), kerusakan glomerulus terjadi akibat proses autoimun. Hal ini menyebabkan deposisi imun kompleks pada glomerulus dan menimbulkan gangguan fungsi ginjal.[24]

Nefropati Diabetik

Pada nefropati diabetik, didapatkan riwayat diabetes melitus, gangguan penglihatan pada pasien yang memiliki komorbid retinopati, disfungsi renal, serta pembengkakkan ekstremitas. Pemeriksaan fisik dapat dilakukan funduskopi untuk mendeteksi retinopati diabetik. Pada funduskopi akan ditemukan mikroaneurisma, soft/ hard exudates, mikroinfark, edema makula, dan neovaskularisasi.

Pada pemeriksaan penunjang dapat ditemukan kadar HbA1c meningkat. Pada biopsi renal dapat ditemukan mesangiolisis, glomerulosclerosis, dan nodul Kimmelstiel-Wilson. Pada urinalisis dapat ditemukan mikroskopik hematuria.[25]

IgA Nephropathy

Pada IgA nephropathy, dapat ditemukan keluhan urine berwarna gelap yang seringkali bersamaan dengan faringitis, riwayat penyakit hepar, seronegative arthropathy, penyakit Celiac, serta melena. Pada pemeriksaan fisik, jarang ditemukan edema. Selain itu, pada biopsi renal ditemukan deposit IgA pada mesangium.[26]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada pasien dengan sindrom nefrotik dapat berupa pemeriksaan laboratorium, pencitraan dengan radiologi, hingga biopsi.

Pemeriksaan Laboratorium Darah

Pemeriksaan laboratorium pada sindrom nefrotik terdiri dari pemeriksaan darah dan urine. Pada pemeriksaan darah, pemeriksaan darah lengkap tetap perlu dilakukan. Selain itu, perlu dilakukan pemeriksaan kimia, seperti profil lipid, gula darah, HbA1C, fungsi hati dan ginjal.

Pemeriksaan serologi, seperti deteksi virus hepatitis B, hepatitis C, dan HIV dapat dilakukan sesuai indikasi. Pemeriksaan antinuclear antibody (ANA) dan antibodi anti-double stranded DNA (anti-dsDNA) dapat berguna dalam penegakan etiologi penyakit. Serologi Phospholipase A2 receptor (PLA2R) dapat diperiksa untuk mengetahui perkembangan penyakit.

Pada sindrom nefrotik tanpa komplikasi, dapat ditemukan kadar serum kreatinin dalam kisaran normal, di mana kadar serum kreatinin dewasa normal sekitar 1 mg/dL, sedangkan pada anak usia 5 tahun sekitar 0,5 mg/dL. Umumnya, kadar serum albumin pada sindrom nefrotik rendah. Pada pemeriksaan profil lipid, ditemukan peningkatan kolesterol total, LDL, VLDL, dan trigliserida.[1-7,10,11]

Pemeriksaan Laboratorium Urine

Selain pemeriksaan darah, pemeriksaan urine penting dilakukan dalam penegakan diagnosis sindrom nefrotik. Pemeriksaan dipstik dapat menunjukkan proteinuria 3+ (300 mg/dL) atau lebih. Pengukuran proteinuria yang lebih akurat dilakukan dengan urine 24 jam yang dapat menunjukkan hasil 3 gram protein dalam urine. Selain kadar protein, pemeriksaan urine dapat menunjukkan adanya berbagai jenis sedimen, sel darah merah, hingga lipiduria.[1-7,10,11]

Pemeriksaan Radiologi

Ultrasonography (USG) dilakukan untuk identifikasi ginjal, di mana pasien dengan satu ginjal berisiko mengalami glomerulosklerosis fokal dan merupakan kontraindikasi relatif untuk dilakukan biopsi renal. Peningkatan ekogenisitas renal menandakan adanya fibrosis intrarenal. Selain itu, USG pada abdomen dapat menilai ascites serta komplikasi lain, misalnya deep vein thrombosis (DVT).

Selain USG, rontgen toraks dapat dilakukan jika dicurigai terjadi efusi pleura dan kongesti paru. Pada kasus yang dicurigai neoplasma, dapat dilakukan pemeriksaan penunjang tambahan seperti Computed tomography (CT), magnetic resonance imaging (MRI), dan aspirasi sumsum tulang belakang sesuai indikasi.[1-7,10,11]

Biopsi

Biopsi renal merupakan pemeriksaan definitif untuk sindrom nefrotik. Beberapa indikasi pemeriksaan biopsi renal, adalah sindrom nefrotik kongenital, anak usia > 8 tahun saat awitan, resistensi steroid, tingkat kekambuhan tinggi atau ketergantungan steroid, serta manifestasi nefritik yang signifikan. Sindrom nefrotik primer atau idiopatik pada dewasa juga memerlukan pemeriksaan biopsi renal. [1-7,10,11]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Karina Sutanto

Referensi

1. Tapia C, Bashir K. Nephrotic Syndrome. StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470444/
2. Sinnakirouchenan R. Nephrotic Syndrome. Medscape. 2021. https://emedicine.medscape.com/article/244631-overview#a1
3. O’Brien F. Overview of Nephrotic Syndrome. MSD Manual Professional Version. 2022. https://www.msdmanuals.com/professional/genitourinary-disorders/glomerular-disorders/overview-of-nephrotic-syndrome
4. Politano SA, Colbert GB, Hamiduzzaman N. Nephrotic syndrome. Primary Care: Clinics in Office Practice. 2020 Dec 1;47(4):597-613.
5. Wang CS, Greenbaum LA. Nephrotic syndrome. Pediatric Clinics. 2019 Feb 1;66(1):73-85.
6. Downie ML, Gallibois C, Parekh RS, Noone DG. Nephrotic syndrome in infants and children: pathophysiology and management. Paediatrics and International Child Health. 2017 Oct 2;37(4):248-58.
7. McCloskey O, Maxwell AP. Diagnosis and management of nephrotic syndrome. The Practitioner. 2017 Feb 1;261(1801):11-5.
10. Downie ML, Gallibois C, Parekh RS, Noone DG. Nephrotic syndrome in infants and children: pathophysiology and management. Paediatrics and International Child Health. 2017 Oct 2;37(4):248-58.
11. Kodner C. Diagnosis and management of nephrotic syndrome in adults. American family physician. 2016 Mar 15;93(6):479-85.
22. Vivarelli M, Massella L, Ruggiero B, Emma F. Minimal Change Disease. Clin J Am Soc Nephrol. 2017 Feb 7;12(2):332-345. doi: 10.2215/CJN.05000516. Epub 2016 Dec 9. PMID: 27940460; PMCID: PMC5293332.
23. Rosenberg AZ, Kopp JB. Focal Segmental Glomerulosclerosis. Clin J Am Soc Nephrol. 2017 Mar 7;12(3):502-517. doi: 10.2215/CJN.05960616. Epub 2017 Feb 27. Erratum in: Clin J Am Soc Nephrol. 2018 Dec 7;13(12):1889. PMID: 28242845; PMCID: PMC5338705.
24. Couser WG. Primary Membranous Nephropathy. Clin J Am Soc Nephrol. 2017 Jun 7;12(6):983-997. doi: 10.2215/CJN.11761116. Epub 2017 May 26. Erratum in: Clin J Am Soc Nephrol. 2017 Sep 7;12 (9):1528. PMID: 28550082; PMCID: PMC5460716.
25. Sagoo MK, Gnudi L. Diabetic Nephropathy: An Overview. Methods Mol Biol. 2020;2067:3-7. doi: 10.1007/978-1-4939-9841-8_1. PMID: 31701441.

Epidemiologi Sindrom Nefrotik
Penatalaksanaan Sindrom Nefrotik

Artikel Terkait

  • Panduan Klinis Diet untuk Orang dengan Sindrom Nefrotik
    Panduan Klinis Diet untuk Orang dengan Sindrom Nefrotik
  • Video Alomedika - Red Flags Edema Perifer
    Video Alomedika - Red Flags Edema Perifer
  • Risiko Sindrom Nefrotik akibat Penggunaan NSAID
    Risiko Sindrom Nefrotik akibat Penggunaan NSAID
  • Penggunaan Kortikosteroid untuk Sindrom Nefrotik pada Anak
    Penggunaan Kortikosteroid untuk Sindrom Nefrotik pada Anak
  • Pemberian Profilaksis Antikoagulan pada Pasien Sindrom Nefrotik
    Pemberian Profilaksis Antikoagulan pada Pasien Sindrom Nefrotik

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 11 Mei 2022, 15:32
Diet yang dianjurkan pada pasien anak dengan Sindrom Nefritik - Anak Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dr. Annisya, SpA,Ijin bertanya dok. Untuk anak dengan Sindrom Nefritik, diet yang dianjurkan bagaimana ya dok? Terimakasih
dr. Gabriela
Dibalas 12 April 2022, 08:26
Pemberian Profilaksis Antikoagulan Pada Pasien Sindrom Nefrotik - Artikel SKP Alomedika
Oleh: dr. Gabriela
1 Balasan
ALO Dokter!Sindrom nefrotik menyebabkan hiperkoagulabilitas akibat ketidakseimbangan pada homeostasis. Hiperkoagulabilitas pada sindrom nefrotik meningkatkan...
dr. Nurul Falah
Dibalas 09 Februari 2022, 12:37
Tatalaksana dislipidemia pada pasien dengan sindroma nefrotik - Penyakit Dalam Ask the Expert
Oleh: dr. Nurul Falah
1 Balasan
Alo dr. Sri Ningsih, Sp.PD., izin bertanya dokter.Bagaimana rekomendasi tatalaksana dislipidemia pada pasien dengan sindroma nefrotik?Terimakasih sebelumnya...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.