Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Kanker Paru general_alomedika 2023-02-28T11:36:24+07:00 2023-02-28T11:36:24+07:00
Kanker Paru
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Kanker Paru

Oleh :
dr.Eva Naomi Oretla
Share To Social Media:

Diagnosis kanker paru perlu dicurigai pada pasien yang mengeluhkan batuk kronis yang tidak berespon terhadap terapi, terutama jika pasien memiliki riwayat paparan zat karsinogenik seperti rokok. Pasien juga bisa mengeluhkan batuk darah, lemah, dan penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas. Pencitraan, seperti rontgen toraks dan MRI, dapat membantu mengonfirmasi diagnosis. Biopsi dan pemeriksaan histopatologi merupakan baku emas penegakan diagnosis kanker paru.[1,3,5]

Anamnesis

Sebagian besar pasien kanker paru memiliki gejala yang tidak khas, namun pasien dapat datang dengan keluhan pada sistem respirasi. Pasien juga bisa memiliki keluhan sistemik dan gejala yang berkaitan dengan penyebaran dari sel kanker.[3,7,12]

Gejala Traktus Respiratorius

Pasien kanker paru bisa mengeluhkan batuk lebih dari 2 minggu, batuk berdarah (hemoptisis), sesak napas, nyeri dada, dan suara serak. Keluhan pasien muncul dalam jangka waktu lama dengan gejala yang tidak membaik meskipun telah diberikan pengobatan.[3,7,12]

Gejala Sistemik

Keluhan sistemik yang dapat dijumpai pada kanker paru adalah kelelahan, penurunan berat badan, anoreksia, keringat malam, dan demam yang dapat dijumpai pada 10% pasien dengan kanker paru.[3,12,13]

gambar 1 kanker paru-min

Gambar 1. Manifestasi Klinis Kanker Paru (Sumber: dr. Eva Naomi, Alomedika, 2022) [3,12,13]

Gejala Sindromik

Sindrom paraneoplastik merupakan gejala yang dihasilkan akibat keberadaan sel kanker di dalam tubuh (secara sistemik). Sementara itu, Sindrom Horner dapat memberikan gambaran klinis ptosis, miosis dan facial anhidrosis. Sindrom Pancoast yang terjadi akibat invasi pada pleksus brakialias dan saraf simpatis servikalis juga sering kali ditemukan pada pasien kanker paru dengan gejala klinis nyeri menjalar pada daerah bahu hingga lengan serta adanya hipertrofi osteoartropati.[12,13]

Poin Anamnesis Lainnya

Berikut beberapa hal penting yang perlu ditanyakan untuk mengevaluasi pasien kanker paru

  • Hal spesifik dari keluhan, misalnya onset, lokasi, frekuensi, interval, sifat, penjalaran, aktivitas yang memprovokasi, serta hal-hal yang dapat memperberat maupun meringankan gejala[3,5,7]
  • Faktor risiko, seperti data usia, jenis kelamin, riwayat kebiasaan merokok, riwayat pajanan bahan polutan industri yang bersifat karsinogenik poten, riwayat neoplasma pada pasien maupun keluarga, serta riwayat infeksi virus terutama HIV[3,5,7,12]

Pemeriksaan Fisik

Hasil pemeriksaan fisik pada pasien kanker paru dapat bervariasi tergantung pada letak dan besar neoplasma, serta penyebarannya. Pemeriksaan fisik kanker paru harus dilakukan secara menyeluruh pada semua tinjauan sistem. Pemeriksaan kondisi umum dan tanda-tanda vital juga harus tetap dilakukan.[3,12,13]

Pemeriksaan Regio Fasialis dan Kelenjar Getah Bening

Pada kanker paru, dapat ditemukan konjugtiva anemis pada pemeriksaan mata. Selain itu, dapat juga ditemukan adanya pembengkakan pada bagian wajah dan leher. Pada palpasi kelenjar getah bening dapat ditemukan limfadenopati perifer.[3,12,13]

Pemeriksaan Regio Toraks

Pada inspeksi regio toraks, dapat ditemukan adanya retraksi interkostal dan penggunaan otot bantu pernapasan. Selain itu, dapat ditemukan adanya pembesaran kelenjar getah bening regional di supraklavikula pada palpasi daerah toraks. Perkusi pada toraks akan menghasilkan suara pekak dan pada auskultasi dapat ditemukan bunyi napas tambahan seperti wheezing atau stridor.[3,7,12]

Pemeriksaan Integumen dan Muskuloskeletal

Pada kanker paru, bisa ditemukan lesi kulit eritema multiforme, hiperkeratosis, atau gambaran klinis jari tabuh. Eritema multiforme yang paling sering ditemukan pada pasien kanker paru berupa ruam kemerahan dengan papul yang memiliki inti di tengah yang dapat dijumpai pada  permukaan anterior ekstremitas atas maupun bawah.[3,12]

Penentuan Stadium

Penentuan stadium kanker paru dilakukan untuk mendapatkan deskripsi penyakit yang akurat serta objektif dan bertujuan untuk pemilihan penatalaksanaan yang sesuai pada pasien kanker paru. Dalam menentukan stadium kanker paru, diperlukan beberapa pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan CT scan toraks, ultrasonografi abdomen atau CT scan abdomen, CT scan kepala, dan bone scanning.[12,13]

Non Small Cell Lung Cancer

Tabel berikut merupakan penentuan stadium kanker paru non small cell lung cancer (NSCLC) berdasarkan American Joint Committee on Cancer (AJCC).[25,26]

Tabel 2. Sistem TNM untuk Penentuan Stadium Kanker Paru

Tumor Primer
Kategori Definisi
Tx Tumor yang terbukti secara histopatologis (sel ganas pada sekret bronkopulmoner) tetapi tidak dapat dinilai atau tidak dapat dibuktikan secara radiologis atau bronkoskopik.
T0 Tidak tampak lesi atau tumor primer.
Tis

Karsinoma in situ:

Karsinoma sel skuamosa in situ.

Adenokarsinoma in situ (dengan pola lepidik murni/pure lepidic pattern dan ukuran terbesar ≤3 cm).

T1

Ukuran: ≤ 3cm

Lokasi pada jalan napas: di dalam atau distal bronkus lobaris

Invasi lokal: tidak ada (dikelilingi oleh paru-paru atau pleura visceral).

 

Subdivisi: T1mi: Adenokarsinoma invasif minimal (pola lepidik murni, ukuran terbesar ≤ 3 cm dan invasi ≤5 mm)—T1a (ukuran ≤ 1 cm)a —T1b (1 cm < ukuran ≤ 2 cm)—T1c (2 cm < ukuran ≤ 3 cm).

T2

Salah satu dari karakteristik berikut:

Ukuran tumor: >3 cm tetapi  ≤5 cm

Lokasi jalan napas: invasi bronkus utama (terlepas dari jarak ke carina) atau adanya atelektasis atau obstruktif.

Pneumonitis yang meluas ke daerah hilus (baik mengenai sebagian atau seluruh paru).

Invasi lokal: pleura visceral (PL1 atau PL2).

 

Subdivisi: T2a (3 cm < ukuran ≤ 4 cm atau tidak dapat ditentukan) dan T2b (4 cm < ukuran ≤ 5 cm).

T3

Salah satu dari karakteristik berikut:

Ukuran tumor: >5 cm tetapi ≤ 7 cm.

Invasi lokal: invasi langsung ke dinding dada (termasuk tumor sulkus superior), pleura parietal (PL3), saraf frenikus, atau perikardium parietal.

Lebih dari satu nodul dalam satu lobus yang sama dengan tumor primer

T4

Salah satu dari karakteristik berikut:

Ukuran tumor:  >7cm.

Lokasi jalan napas: invasi ke carina atau trakea.

Invasi lokal: diafragma, mediastinum, jantung, pembuluh darah besar, nervus laringeus rekuren, esofagus atau korpus vertebra.

Lebih dari satu nodul berbeda lobus pada sisi yang sama dengan tumor (ipsilateral).

Kelenjar Getah Bening (KGB) regional N
Kategori Definisi
Nx Kelenjar getah bening regional tidak dapat dievaluasi
N0 Tidak terdapat keterlibatan getah bening regional
N1 Keterlibatan peribronkial ipsilateral dan/atau kelenjar getah bening hilus ipsilateral (termasuk perluasan langsung ke kelenjar intrapulmoner).
N2 Keterlibatan mediastinum ipsilateral dan/atau kelenjar getah bening subcarinal.
N3 Keterlibatan salah satu dari kelompok kelenjar getah bening berikut: mediastinum kontralateral, hilus kontralateral, skalenus ipsilateral atau kontralateral, maupun kelenjar supraklavikula.
Metastasis
Kategori Definisi
M0 Tidak ditemukan metastasis
M1

Terdapat metastasis jauh.

Subdivisi: M1a (nodul tumor terpisah di lobus kontralateral dengan tumor primer atau tumor dengan pleura atau pericardial nodul atau efusi pleura ganas); M1b (metastasis ekstratoraks tunggal); M1c (beberapa metastasis ekstratoraks ke satu atau lebih organ).

Keterangan:

a: Tumor menyebar superfisial yang jarang dengan komponen invasif terbatas pada dinding bronkus diklasifikasikan sebagai T1a terlepas dari ukuran atau luasnya ke bronkus utama.

●       Ukuran tumor ditentukan oleh dimensi terbesar dari lesi.

●       Lokasi metastasis kanker paru yang umum adalah tulang, tulang belakang, hepar, kelenjar adrenal, perikardium, dan otak.

●       Kalimat yang dicetak tebal merupakan modifikasi, tambahan, maupun redefinisi dari klasifikasi TNM edisi ke-7 (TNM staging system edisi ke 7 dari AJCC).

Sumber: dr.Eva Naomi, Alomedika, 2022.[25,26]

Hasil dari klasifikasi TNM tersebut dapat digunakan menentukan stadium kanker paru, seperti tertera pada Tabel 3.[25,26]

Tabel 3. Pengelompokan Stadium Kanker Paru

Stadium Kanker TNM
Occult Carcinoma TxN0M0
Stadium 0 TisN0M0
Stadium IA1 T1An0M0
T1(mi)N0M0
Stadium IA2 T1bN0M0
Stadium IA3 T1cN0M0
Stadium IB T2aN0M0
Stadium IIA T2Bn0m0
Stadium IIB T(1-2)N1M0
T3N0M0
Stadium IIIA T(1-2)N2M0
T3N1M0
T4N(0-1)M0
Stadium IIIB T(1-2)N3M0
T(3-4)N2M0
Stadium IIIC T(3-4)N3M0
Stadium IVA T apa saja N apa saja M1a,b
Stadium IVB T apa saja N apa saja M1c

Sumber: dr.Eva Naomi, Alomedika, 2022.[25,26]

Small Cell Lung Cancer

Small cell lung cancer (SCLC) diklasifikasikan menjadi stadium terbatas (limited stage disease) dan stadium lanjut (extensive stage disease). Berdasarkan Veterans Administration Lung Group (VALSG), stadium terbatas digolongkan sebagai semua T, semua N, M0 kecuali pada T3-4 dengan nodul multipel yang terdapat pada lebih dari satu lapang radiasi. Sementara itu, stadium lanjut digolongkan menjadi semua T, semua N, M1a/b dan T3-4 dengan nodul multipel.[3,13,14]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding kanker paru adalah berbagai jenis massa (tumor) yang dapat timbul pada organ paru, ataupun jenis kanker paru lainnya. Beberapa penyakit yang perlu dipertimbangkan saat menegakkan diagnosis kanker paru adalah tumor paru karsinoid atipikal dan tumor mediastinum.[3,12,13]

Tumor Paru Karsinoid Atipikal

Tumor paru karsinoid atipikal merupakan jenis tumor paru yang berproliferasi dan menyebar dengan cepat ke jaringan sekitarnya. Tumor paru karsinoid atipikal sering dijumpai pada pasien merokok namun dalam prevalensi yang kecil. Gambaran klinis tumor paru karsinoid atipikal meliputi batuk dan sesak napas yang dapat disertai dengan nyeri dada.

Pemeriksaan histopatologi pada tumor paru karsinoid atipikal menunjukkan infiltrasi jaringan oleh tumor yang terdapat pada trabekula, serta sel tumor yang berbentuk poligonal dengan inti pleomorfik sedang, kromatin granular, dan sitoplasma eosinofilik dalam jumlah sedang.[27,28]

Tumor Mediastinum

Tumor mediastinum merupakan pertumbuhan sel yang abnormal di dalam mediastinum yaitu kavitas yang berada di antara paru kanan dan kiri. Manifestasi klinis tumor mediastinum adalah batuk, sesak napas, nyeri dada, demam, penurunan berat badan, berkeringat di malam hari, dan suara serak.

Pemeriksaan rontgen toraks pada tumor mediastinum akan memberikan gambaran yang tidak sama dengan lesi paru pada umumnya. Tumor mediastinum tidak memberikan gambaran air bronchograms dan margin pada organ paru akan tampak tumpul. Gambaran histopatologi tumor mediastinum akan bervariasi sesuai dengan jenis dan asal sel tumornya.[29,30]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang pada kanker paru dilakukan untuk menegakkan diagnosis dan menyingkirkan diagnosis banding. Beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan, antara lain pemeriksaan radiologi, pemeriksaan histopatologi, dan pemeriksaan tumor marker.[3,5,12,13]

Rontgen Toraks

Pemeriksaan radiologi awal yang sederhana seperti rontgen toraks secara posterior-anterior (PA) dapat mendeteksi adanya kanker paru dengan gambaran adanya massa pada hilar ataupun perihilar serta gambaran lesi parenkim, dan dapat juga ditemui adanya pembesaran pada mediastinum.[3,5,13]

Pemeriksaan rontgen toraks ulang pada kasus kanker paru sangat diperlukan untuk menilai adanya doubling time, karena sebagian besar kanker paru mempunyai doubling time antara 37-645 hari. Apabila ditemukan doubling time < 18 bulan maka kemungkinan massa yang ditemukan pada foto rontgen toraks adalah kanker paru.[3,5,12]

CT Scan dan MRI Toraks

Pemeriksaan seperti CT scan dan MRI lebih akurat dan penting untuk menentukan stadium tumor secara lokal serta dapat menyingkirkan adanya metastasis. Pemeriksaan CT scan toraks lebih unggul dan sensitif, karena dapat mendeteksi kelainan atau nodul dengan diameter minimal 3 mm. Pemeriksaan MRI biasanya tidak rutin digunakan, namun dapat digunakan untuk menilai kelainan dari suatu tumor yang menginvasi ke dalam vertebra, medula spinalis, maupun mediastinum.[3,13,31]

PET Scan

Pemeriksaan positron emission tomography (PET) direkomendasikan untuk membantu menegakkan diagnosis kanker paru karena memiliki nilai akurasi yang lebih baik dibandingkan CT scan. PET memiliki sensitivitas sebesar 83-93% dengan spesifitas sebesar 60-90%. PET juga dapat menentukan stadium penyakit serta membedakan tumor jinak atau ganas melalui perbedaan kimia dalam metabolisme zat-zat seperti glukosa, protein, dan asam nukleat.[6,13,31]

Pemeriksaan Histopatologi

Pemeriksaan histopatologi merupakan pemeriksaan baku emas untuk menegakkan diagnosis kanker paru dan menentukkan jenisnya. Beberapa prosedur biopsi dilakukan untuk mendapatkan spesimennya, yaitu melalui bronkoskopi, biopsi transtorakal (TTB), dan torakoskopi.[3,6,12]

Bronkoskopi yang umumnya dilakukan adalah transbronchial lung biopsy yaitu biopsi yang dilakukan dengan tuntunan ultrasonografi maupun fluoroskopi, dengan tingkat keberhasilan prosedur mencapai 95% untuk tumor yang letaknya sentral dan 70-80% untuk tumor yang letaknya perifer.[3,5,12]

Biopsi transtorakal biopsi (TTB) umumnya digunakan untuk lesi yang letaknya perifer dengan ukuran > 2 cm dengan sensitivitas 90-95%. Beberapa komplikasi dapat timbul akibat prosedur TTB yaitu pneumothorax dan hemoptisis, namun komplikasi tersebut dapat diperkecil dengan menggunakan tuntunan CT scan atau ultrasonografi.[12,13]

Torakoskopi sering dilakukan untuk mengambil spesimen tumor yang terletak di daerah pleura. Prosedur torakoskopi dengan menggunakan video assisted memiliki tingkat sensitivitas dan spesifisitas hingga 100% dengan risiko komplikasi yang sangat rendah.[3,5,12]

Pemeriksaan Tumor Marker

Saat ini, belum terdapat penanda tumor (tumor marker) untuk diagnostik kanker paru. Pemeriksaan NSE (Neuron-specific enolase) dapat membantu menegakkan diagnosis SCLC dengan sensitivitas sebesar 52%, sedangkan Cyfra 21-1 memiliki sensitivitas sebesar 50%. Pemeriksaan penanda tumor sering digunakan untuk evaluasi outcome pengobatan kanker paru.[3,6,14]

Pemeriksaan Lain

Pemeriksaan laboratorium pada kanker paru meliputi pemeriksaan darah lengkap, fungsi hepar, fungsi ginjal, pemeriksaan elektrolit, serta blood urea nitrogen untuk mengevaluasi gejala paraneoplastik. Pemeriksaan analisa gas darah juga perlu dilakukan terutama pada pasien kanker paru yang memiliki gambaran klinis sesak napas yang mengarah pada kondisi gagal napas.[12-14]

Pemeriksaan elektrokardiografi juga dapat dilakukan untuk mengevaluasi kondisi dan penyebab nyeri dada maupun aritimia yang dapat terjadi pada pasien kanker paru. Pemeriksaan bone scanning diperlukan apabila terdapat dugaan adanya metastasis ke tulang, terutama pada jenis kanker paru NSCLC dengan peluang metastasis ke tulang sekitar 15%.[3,12,13]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Ricky Dosan

Referensi

1. Thai A A, Solomon B J, et al. Lung Cancer. Lancet. 2021;398:535–54 DOI: https://doi.org/10.1016/S0140-6736(21)00312-3
3. Kim J, Lee H, Huang B W. Lung Cancer: Diagnosis, Treatment Principles, and Screening. AAFP. 2022;105(5):487-494
5. Ettinger D S, Wood D E, Aisner D L, et al. Non–Small Cell Lung Cancer Version 2.2021 Featured Updates to the NCCN Guidelines. J Natl Compr Canc Netw 2021;19(3):254–266 DOI: 10.6004/jnccn.2021.0013
7. Joseph J, Rotty L W.A. Kanker Paru: Laporan Kasus. Medical Scope Journal (MSJ). 2020;2(1):17-25 DOI: https://doi.org/10.35790/msj.2.1.2020.31108
12. Tan W W. Non-Small Cell Lung Cancer (NSCLC). Medscape. 2022. https://emedicine.medscape.com/article/279960-overview#a3
13. Tan W W. Small Cell Lung Cancer (SCLC). Medscape. 2021. https://emedicine.medscape.com/article/280104-overview#a3
14. Raso, M.G, Bota-Rabassedas N, Wistuba I.I. Pathology and Classification of SCLC. Cancers. 2021;13(820):1-11 DOI: https://doi.org/10.3390/cancers13040820
25. Labede O, Meziane M A. The Eighth Edition of TNM Staging of Lung Cancer: Reference Chart and Diagrams. The Oncologist. 2018;23:844–848 DOI: http://dx.doi.org/10.1634/theoncologist.2017-0659
26. Detterbeck F C. The eighth edition TNM stage classification for lung cancer: What does it mean on main street?. J Thorac Cardiovasc Surg. 2018;155:356-9 DOI: https://doi.org/10.1016/j.jtcvs.2017.08.138
27. Mancini M C. Carcinoid Lung Tumors. Medscape. 2022. https://emedicine.medscape.com/article/426400-overview
28. Garg R, Kumar R, et al. Atypical carcinoid tumor of the lung: A rare entity. Lung India. 2019;36:236-8 DOI:10.4103/lungindia.lungindia_111_16
29. Khalifa M A, Alsaad S, et al. Histopathological Characteristics of Mediastinal Tumors through 11 Years. Bahrain Medical Bulletin. 2020;42(1):13-19
30. Mueller D K. Teratomas and Other Germ Cell Tumors of the Mediastinum. Medscape. 2021. https://emedicine.medscape.com/article/427395-overview
31. Ahmed B T. Lung Cancer Prediction and Detection Using Image Processing Mechanisms: An Overview. Signal and Image Processing Letters. 2019;1(3):20-31

Epidemiologi Kanker Paru
Penatalaksanaan Kanker Paru

Artikel Terkait

  • Interpretasi Rontgen Toraks
    Interpretasi Rontgen Toraks
  • Efikasi Crizotinib, Ceritinib, dan Alectinib untuk Non Small Cell Lung Cancer- Telaah Jurnal Alomedika
    Efikasi Crizotinib, Ceritinib, dan Alectinib untuk Non Small Cell Lung Cancer- Telaah Jurnal Alomedika
  • Pemeriksaan untuk Pasien Hemoptisis
    Pemeriksaan untuk Pasien Hemoptisis
  • Red Flags Batuk Kronis
    Red Flags Batuk Kronis
  • Penanganan Hemoptisis di Faskes Primer
    Penanganan Hemoptisis di Faskes Primer

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr.Rinata Ayu Mayangsari
Dibalas 05 Agustus 2024, 22:17
Simvastatin untuk pengobatan dislipidemia pada penderita ca paru sedang kemoterapi?
Oleh: dr.Rinata Ayu Mayangsari
2 Balasan
Alo dokter. Saya dapat pasien dengan kadar kolesterol total 355 sedang menjalani kemoterapi, apakah tepat jika saya berikan simvastatin atau perlu saya rujuk...
Anonymous
Dibalas 29 November 2022, 15:47
Monitoring kanker paru - Penyakit Dalam Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Ijin tanya dr Alvin Tagor Harahap, SpPD-KHOM, untuk long term monitoring pada misalnya pasien kanker paru, apakah ada pemeriksaan penunjang yang diutamakan?...
dr. Irene Cindy Sunur
Dibalas 28 April 2022, 12:34
Pasien kanker paru yang memerlukan PET Scan - Radiologi Ask the Expert
Oleh: dr. Irene Cindy Sunur
1 Balasan
ALO dr. Yuki Mulyani, Sp.RadIzin bertanya, Dok. Kasus kanker paru yang indikatif untuk menjalani PET scan adalah kasus kanker paru yang seperti apa ya, Dok?...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.