Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Kanker Paru general_alomedika 2023-02-28T11:35:56+07:00 2023-02-28T11:35:56+07:00
Kanker Paru
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Kanker Paru

Oleh :
dr.Eva Naomi Oretla
Share To Social Media:

Patofisiologi kanker paru banyak dikaitkan dengan paparan zat karsinogenik, termasuk tembakau dalam rokok. Kanker paru berkembang akibat gangguan proliferasi sel dan transformasi sel normal menjadi sel dengan sifat malignansi. Proliferasi sel kanker yang tidak terkendali akan menginvasi dan merusak jaringan paru sehingga dapat menimbulkan manifestasi klinis.[1,5,9]

Anatomi Trakeobronkial dan Paru-paru

Trakea merupakan organ pernapasan yang berawal dari C6 (setinggi kartilago krikoid di leher) dan berakhir pada T4 –T5 (setinggi angulus ludovici), yang nantinya akan membentuk bifurkasio atau percabangan menjadi bronkus primer dekstra dan bronkus primer sinistra. Bronkus nantinya akan bercabang menjadi bronki segemental.

Bronkus primer dekstra memiliki struktur yang lebih pendek, lebih lebar, dan lebih vertikal letaknya dibandingkan bronkus primer sinistra. Bronkus primer dekstra bercabang menjadi bronkus ke lobus atas sebelum memasuki hilus dan nantinya akan terbagi menjadi bronki lobus medial dan inferior. Bronkus primer sinistra memasuki hilus dan terbagi menjadi bronkus lobus superior dan inferior.

Setiap bronkus segmental akan memasuki sebuah segmen bronkopulmonalis. Segmen bronkopulmonalis memiliki bentuk seperti piramid dengan apeks ke arah hilus, serta terdiri dari unit struktural lobus yang memiliki bronkus segmental, arteri, dan sistem limfatikus sendiri.[9,10]

Paru-paru

Paru-paru (pulmo) merupakan organ respirasi yang dilapisi oleh pleura dan memiliki area permukaan alveolar kurang lebih seluas 40 m2 untuk pertukaran udara. Setiap pulmo akan memiliki apeks yang mencapai ujung sternal dada, basis yang terletak di atas diafragma, dan permukaan mediastinal.

Struktur pulmo dekstra terbagi menjadi lobus atas, tengah, dan bawah yang terbagi melalui fisura oblikus dan horizontal. Pulmo sinistra hanya memiliki fisura oblikus, sehingga tidak terdapat lobus tengah. Segmen lingular pada pulmo merupakan sisi kiri yang ekuivalen dengan lobus tengah kanan, namun secara anatomis lingula merupakan bagian dari lobus atas kiri.[9,10]

Histologi Trakeobronkial dan Paru-paru

Secara histologi, trakea memiliki mukosa dengan epitel bersilia dan jaringan limfoid serta glandula. Cabang utama dari trakea yaitu bronkus primer memiliki struktur yang mirip dengan trakea, kecuali pada bronkus subsegmental. Struktur histologis bronkus adalah epitel kolumnar bersilia dengan banyak sel goblet, glandula submukosa, lamina propria, serat retikular, elastin, limfosit, sel mast, dan eosinofil.

Bronkiolus memiliki struktur histologi epitel kuboid bersilia dan sel bronkiolar tanpa silia (sel Clara), serta lamina propria yang tidak mengandung sel goblet, sedangkan bronkiolus respiratorius yang merupakan peralihan bagian konduksi ke bagian respirasi pulmo memiliki struktur histologi epitel kuboid, kuboid rendah, dan tanpa silia.

Alveolus yang terdapat pada pulmo sebagai tempat pertukaran oksigen dan karbondioksida antara darah dan udara yang dihirup memiliki bentuk bulat poligonal secara histologi. Terdapat juga septa tipis antar alveoli yang disebut dengan pori Khon dan didukung oleh serat kolagen serta elastis halus.

Sel epitel terdiri atas sel alveolar gepeng (sel alveolar tipe I) dan sel alveolar besar (sel alveolar tipe II). Sel alveolar gepeng ( tipe I) menempati 95 % alveolar pulmo, sedangkan sel alveolar besar (tipe II) hanya menempati 5 % alveolar pulmo. Sel alveolar gepeng terletak di dekat septa alveolar, bentuknya lebih tebal, apikal bulat yang ditutupi mikrovili pendek dengan permukaan licin, dan memilki badan berlamel.[9,11]

Karsinogenesis

Kanker paru terjadi akibat adanya gangguan proliferasi sel pada organ paru yang meliputi faktor pertumbuhan, reseptor faktor pertumbuhan, second messenger, serta faktor transkripsi DNA. Bila terjadi kerusakan DNA, maka akan terjadi perbaikan DNA melalui mekanisme siklus replikasi. Namun jika perbaikan DNA gagal, maka akan terjadi mutasi genom sel somatik yang menjadi dasar terbentuknya sel kanker.[1,5,9]

 Di dalam tubuh terdapat protoonkogen yang merupakan gen seluler yang berfungsi untuk mendorong dan meningkatkan pertumbuhan normal dan pembelah sel. Protoonkogen yang mengalami mutasi disebut dengan onkogen, yang memiliki kemungkinan besar untuk menjadi sel yang memiliki sifat karsinogenik.[5,9,13]

Onkogen ras seperti H-ras, K-ras, dan N-ras merupakan abnormalitas genetik yang berkaitan dengan kanker paru terutama jenis non small cell lung cancer (NSCLC). Onkogen ras tersebut akan mengkode protein dari permukaan dalam membran sel melalui guanosin trifosfat (GTP) yang berkaitan dengan transduksi sinyal.[9,12]

Studi melaporkan bahwa aktivasi onkogen ras pada manusia berkontribusi pada progresi tumor pada pasien dengan kanker paru. Sel yang memiliki sifat karsinogenik akan mengalami pertumbuhan dalam beberapa periode yaitu fase induksi, fase in situ, fase invasif, dan fase diseminasi.[5,9,15]

Fase Induksi

Fase induksi merupakan fase awal transformed cell. Pada fase induksi terdapat 3 tahapan, yaitu inisiasi yang meliputi proses yang melibatkan mutasi genetik yang menjadi permanen di DNA, promosi yang merupakan suatu tahapan ketika sel mutan berproliferasi, serta progresi yang merupakan tahapan sel yang mengalami keganasan akan menjadi lebih heterogen akibat mutasi tambahan.[5,9,15]

Fase In Situ atau Kanker Non Invasif

Transformed cell yang memiliki sifat keganasan mengalami pertumbuhan terbatas pada jaringan asalnya, yaitu pada intraepitel, intraduktal, atau intralobuler, dan belum menembus membran basal.[1,5,9]

Fase Invasif atau Kanker Infiltratif

Pada fase ini, sel kanker telah tumbuh menembus membran basal dan masuk ke jaringan sekitarnya yang berdekatan.[5,9,15]

Fase Diseminasi

Fase diseminasi adalah sel kanker telah menyebar ke glandula limfe regional atau ke organ-organ jauh lainnya melalui penyebaran secara hematogen.[5,9,15]

Metastasis

Interaksi antara sel kanker dan sel tubuh normal penderita dapat menyebabkan terjadinya metastasis. Sel kanker yang telah menginvasi dan masuk ke vaskular akan melekat pada suatu organ dengan bantuan glikoprotein, walau tidak semua sel kanker yang masuk ke dalam sirkulasi vaskular dapat tumbuh menjadi metastasis, diperkirakan kurang dari 0,01% dapat menimbulkan metastasis.

Sel kanker dengan gerakan amoeboid akan memasuki jaringan ekstravaskular dan tumbuh untuk membentuk koloni sel-sel. Arah gerakan dipengaruhi oleh faktor kemotaksis yang dapat berasal dari parenkim organ atau membran basal yang dapat mempengaruhi lokasi metastasis.[9,12-15]

Klasifikasi dan Patologi Kanker Paru

Kanker paru secara histopatologi terbagi atas small cell lung cancer (SCLC) dan non small cell lung cancer (NSCLC). Masing-masing dari jenis kanker paru tersebut memiliki gambaran histopatologi yang khas dan berbeda. Tabel berikut mendeskripsikan klasifikasi kanker paru berdasarkan temuan histopatologi.[12-15]

Tabel 1. Klasifikasi Kanker Paru Berdasarkan Klasifikasi Tumor Paru WHO

Small Cell Lung Cancer (SCLC)

⮚     Combined small cell carcinoma

Non Small Cell Lung Cancer  (NSCLC)⮚     Karsinoma sel skuamosa / karsinoma bronkogenik: papiler, clear cell carcinoma, karsinoma basaloid.

⮚     Adenokarsinoma: asinar, papiler, karsinoma solid dengan formasi musin, adenokarsinoma dengan subtipe campuran, adenokarsinoma bronkoalveolar (nonmucinous, mucinous, dan tipe campuran).

⮚     Large cell carcinoma: large cell neuroendocrine carcinoma, lymphoe-pithelioma-like carcinoma, large cell carcinoma with rhabdoid phenotype.

Lain-lain

⮚     Karsinoma pleomorfik sakramatoid paru

⮚     Carcinoid tumor : typical carcinoid, atypical carcinoid

Sumber: dr.Eva Naomi, Alomedika, 2022.[15]

Small Cell Lung Cancer

Small cell lung cancer (SCLC) merupakan kanker paru sel kecil yang dikenal juga dengan karsinoma neuroendokrin yang memiliki sifat agresif, berproliferasi dengan sangat cepat, namun sensitif pada kemoterapi dan radiasi. SCLC berasal dari peribronkial yang menginfiltrasi submukosa bronkus, dan nantinya pada fase dini dapat bermetastasis ke mediastinum, limfoid, hepar, tulang, kelenjar adrenal, serta otak.[9,13-15]

Non Small Cell Lung Cancer

Non small cell lung cancer (NSCLC) merupakan kanker paru yang memiliki tiga jenis utama yang berasal dari berbagai macam sel di organ respirasi. Adenokarsinoma merupakan salah satu tipe utama NSCLC yang berasal dari kelenjar mukosa bronkus, yang biasanya pada fase awal muncul dari perifer paru, lokasi sikatriks, inflamasi, dan luka pada organ paru.

Tipe utama lainnya dari NSCLC adalah karsinoma sel besar (large cell carcinoma) yang berasal dari sel-sel pada organ paru yang tidak berdiferensiasi, bersifat anaplastik, serta biasanya disertai dengan infiltrasi sel neutrofil.[5,9,15]

Karsinoma Sel Skuamosa

Sementara itu, karsinoma sel skuamosa atau disebut juga dengan karsinoma bronkogenik berasal dari saluran napas seperti trakea, bronkus, bronkiolus, dan alveolus.[5,12,15]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Ricky Dosan

Referensi

1. Thai A A, Solomon B J, et al. Lung Cancer. Lancet. 2021;398:535–54 DOI: https://doi.org/10.1016/S0140-6736(21)00312-3
5. Ettinger D S, Wood D E, Aisner D L, et al. Non–Small Cell Lung Cancer Version 2.2021 Featured Updates to the NCCN Guidelines. J Natl Compr Canc Netw 2021;19(3):254–266 DOI: 10.6004/jnccn.2021.0013
8. Howlader N, Forjaz G, et al. The Effect of Advances in Lung-Cancer Treatment on Population Mortality. N ENGL J MED. 2020;383;7:640-650
9. McNamee C J, et al. Overview of Anatomy and Pathophysiology of Lung Cancer. McGraw Hill. 2022;68:1-21
10. Chaudhry R, Bordoni B. Anatomy, Thorax, Lungs. Statpearls. 2021. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470197/
11. Khan Y S, Lynch D T. Histology, Lung. Statpearls. 2022. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK534789/
12. Tan W W. Non-Small Cell Lung Cancer (NSCLC). Medscape. 2022. https://emedicine.medscape.com/article/279960-overview#a3
13. Tan W W. Small Cell Lung Cancer (SCLC). Medscape. 2021. https://emedicine.medscape.com/article/280104-overview#a3
14. Raso, M.G, Bota-Rabassedas N, Wistuba I.I. Pathology and Classification of SCLC. Cancers. 2021;13(820):1-11 DOI: https://doi.org/10.3390/cancers13040820
15. Nicholson A G, Tsao M S, et al. The 2021 WHO Classification of Lung Tumors: Impact of Advances Since 2015. Journal of Thoracic Oncology. 2022;17(3):362–387.DOI: https://doi.org/10.1016/j.jtho.2021.11.003

Pendahuluan Kanker Paru
Etiologi Kanker Paru

Artikel Terkait

  • Interpretasi Rontgen Toraks
    Interpretasi Rontgen Toraks
  • Efikasi Crizotinib, Ceritinib, dan Alectinib untuk Non Small Cell Lung Cancer- Telaah Jurnal Alomedika
    Efikasi Crizotinib, Ceritinib, dan Alectinib untuk Non Small Cell Lung Cancer- Telaah Jurnal Alomedika
  • Pemeriksaan untuk Pasien Hemoptisis
    Pemeriksaan untuk Pasien Hemoptisis
  • Red Flags Batuk Kronis
    Red Flags Batuk Kronis
  • Penanganan Hemoptisis di Faskes Primer
    Penanganan Hemoptisis di Faskes Primer

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr.Rinata Ayu Mayangsari
Dibalas 05 Agustus 2024, 22:17
Simvastatin untuk pengobatan dislipidemia pada penderita ca paru sedang kemoterapi?
Oleh: dr.Rinata Ayu Mayangsari
2 Balasan
Alo dokter. Saya dapat pasien dengan kadar kolesterol total 355 sedang menjalani kemoterapi, apakah tepat jika saya berikan simvastatin atau perlu saya rujuk...
Anonymous
Dibalas 29 November 2022, 15:47
Monitoring kanker paru - Penyakit Dalam Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Ijin tanya dr Alvin Tagor Harahap, SpPD-KHOM, untuk long term monitoring pada misalnya pasien kanker paru, apakah ada pemeriksaan penunjang yang diutamakan?...
dr. Irene Cindy Sunur
Dibalas 28 April 2022, 12:34
Pasien kanker paru yang memerlukan PET Scan - Radiologi Ask the Expert
Oleh: dr. Irene Cindy Sunur
1 Balasan
ALO dr. Yuki Mulyani, Sp.RadIzin bertanya, Dok. Kasus kanker paru yang indikatif untuk menjalani PET scan adalah kasus kanker paru yang seperti apa ya, Dok?...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.