Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Edukasi dan Promosi Kesehatan Middle East Respiratory Syndrome (MERS) general_alomedika 2022-08-05T13:31:17+07:00 2022-08-05T13:31:17+07:00
Middle East Respiratory Syndrome (MERS)
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Edukasi dan Promosi Kesehatan Middle East Respiratory Syndrome (MERS)

Oleh :
Rainey Ahmad Fajri Putranta
Share To Social Media:

Edukasi dan promosi kesehatan tentang Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dilakukan untuk memperingati pasien dan keluarga bahwa pasien lansia atau pasien dengan penyakit komorbid memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami morbiditas dan bahkan mortalitas bila terkena infeksi MERS.[9]

Pengetahuan jalur penularan infeksi yakni kontak dengan andromedari sangat penting untuk penerapan pencegahan resiko terjangkit MERS. Selain itu, pasien dan keluarga perlu mengetahui bahwa waktu terinfeksi hingga munculnya gejala adalah 5 hari.[3,8]

Edukasi Pasien

Pasien diedukasi bahwa penyakit yang dideritanya merupakan infeksi virus MERS-CoV yang dapat berasal dari penularan melalui kontak langsung atau tidak langsung dengan andromedari. Penularan juga dapat terjadi melalui kontak dengan orang yang terinfeksi, meski belum ada bukti penelitian yang cukup mengenai jalur transmisi manusia antar manusia.

Sampaikan pada pasien bahwa penting untuk melakukan isolasi supaya tidak terjadi penyebaran virus ke anggota keluarga yang lain.

Beritahu pasien mengenai kemungkinan mortalitas dan komplikasi terberat yang dapat terjadi seperti sepsis dan pasien disarankan untuk segera mencari pertolongan ke Rumah Sakit bila pasien mengeluhkan gejala sesak ataupun gangguan pernapasan lainnya, terutama apabila pasien sempat bepergian ke kawasan Timur Tengah dalam 2 minggu terakhir.[3,9]

Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Infeksi virus MERS-CoV pada orang yang lebih muda cenderung ringan dan dapat mengalami resolusi dalam 2-7 hari  (self-limiting), komplikasi dapat terjadi apabila pasien mempunyai komorbid seperti diabetes mellitus, hipertensi, penyakit paru obstruktif kronik, penyakit ginjal kronis. Pasien imunokompromais atau pasien lansia juga memiliki risiko komplikasi yang lebih buruk bahkan hingga kematian.

Hingga saat ini belum ada vaksin untuk mencegah MERS. Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam pencegahan dan pengendalian infeksi virus Zika adalah sebagai berikut.[6,10]

Bagi Pasien

Pengendalian infeksi bagi pasien yang diduga terinfeksi atau sudah didiagnosa dengan MERS bertujuan untuk menghindari perluasan infeksi pada orang terdekat.

  • Lakukan isolasi mandiri di rumah, hingga dinyatakan sembuh melalui dua kali hasil laboratorium negatif
  • Usahakan tidak keluar dari di kamar sendiri dan mempunyai akses ke kamar mandi sendiri
  • Monitor gejala, bila pasien merasa sesak segera datang ke rumah sakit
  • Ketika akan mengunjungi rumah sakit, beritahu tenaga medis sebelum datang bahwa pasien sedang diduga atau sudah didiagnosa dengan MERS, agar mereka dapat mempersiapkan alat pelindung diri dan melakukan protokol pengendalian infeksi
  • Gunakan masker, tutup hidung dan mulut saat sedang batuk atau bersin
  • Cuci tangan berkala
  • Hindari menggunakan peralatan rumah bersama[25]

Bagi Keluarga

Pengendalian infeksi bagi keluarga ataupun orang yang tinggal dekat dengan pasien yang diduga terinfeksi atau sudah didiagnosa dengan MERS adalah dengan cara-cara berikut:

  • Anggota keluarga yang lansia atau mempunyai penyakit komorbid sebaiknya meminimalkan interaksi dengan pasien karena mempunyai risiko yang lebih tinggi untuk terinfeksi dan mengalami infeksi MERS berat
  • Pastikan ventilasi rumah baik
  • Gunakan masker saat berinteraksi dengan pasien dan cuci tangan setelahnya
  • Jangan gunakan barang bersamaan dengan pasien dan sebaiknya barang milik pasien diurus terpisah dari milik anggota keluarga lainnya[25]

Anggota keluarga juga sebaiknya memonitor kesehatan individu setidaknya 2 minggu kontak erat dengan pasien. Bila mengalami gejala, maka anggota keluarga juga harus mengikuti langkah pengendalian infeksi yang dilakukan oleh pasien serta mengabarkan tenaga medis sebelum berkunjung untuk mendapatkan evaluasi. Bila tidak ada gejala, anggota keluarga dapat beraktivitas seperti biasa.[25]

 

 

Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja

Referensi

3. Ramadan N, Shaib H. Middle East respiratory syndrome coronavirus (MERS-CoV): A review. Germs. 2019 Mar 1;9(1):35-42. doi: 10.18683/germs.2019.1155. PMID: 31119115; PMCID: PMC6446491.
6. Mubarak A, Alturaiki W, Hemida MG. Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV): Infection, Immunological Response, and Vaccine Development. Journal of immunology research. 2019;2019.
8. Centers for Disease Control and Prevention. MERS: Clinical Features. 2022. https://www.cdc.gov/coronavirus/mers/clinical-features.html
9. Gompf SG. Middle East Respiratory Syndrome (MERS). 2019. Medscape. https://emedicine.medscape.com/article/2218969-overview#a3
10. Memish ZA, Perlman S, Van Kerkhove MD, Zumla A. Middle East respiratory syndrome. Lancet. 2020 Mar 28;395(10229):1063-1077. doi: 10.1016/S0140-6736(19)33221-0. Epub 2020 Mar 4. PMID: 32145185; PMCID: PMC7155742.
25. CDC. Preventing MERS-CoV from Spreading to Others in Homes and Communities. 2019. https://www.cdc.gov/coronavirus/mers/hcp/home-care-patient.html

Prognosis Middle East Respirator...

Artikel Terkait

  • Efikasi Masker Bedah dan Masker Respirator N95 untuk Mencegah Infeksi Saluran Pernapasan pada Tenaga Medis
    Efikasi Masker Bedah dan Masker Respirator N95 untuk Mencegah Infeksi Saluran Pernapasan pada Tenaga Medis
  • Klorokuin Fosfat dan Remdesivir Sebagai Terapi COVID- 19
    Klorokuin Fosfat dan Remdesivir Sebagai Terapi COVID- 19
  • Apakah Terapi Plasma Konvalesens untuk COVID-19 Masih Diperlukan?
    Apakah Terapi Plasma Konvalesens untuk COVID-19 Masih Diperlukan?
  • Bukti Ilmiah Physical Distancing pada Pandemi COVID-19
    Bukti Ilmiah Physical Distancing pada Pandemi COVID-19
  • Fibrosis Paru Pada Pasien COVID-19
    Fibrosis Paru Pada Pasien COVID-19

Lebih Lanjut

Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas 4 jam yang lalu
Seftriaxon 250 mg Injeksi IM harus di larutkan Nacl 0.9% atau Aquabides berapa ml ya dok ?
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Maaf dok, izin bertanya bila ada pasien gonore. Lalu mau diberikan Injeksk Ceftriaxon.  Seftriaxon 250 mg Injeksi IM harus di larutkan Nacl 0.9% atau...
Anonymous
Dibalas 09 Mei 2025, 16:20
Pemberian cotrimoksazol pada pasien Hiv-TB
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dok, izin diskusi. Saya ada pasien tb dan juga terdiagnosis hiv. Hiv (+) lewat RDT saja tanpa cek cd4. Sudah di berikan arv dan cotrimoksazol 1x960mg....
Anonymous
Dibalas 09 Mei 2025, 16:09
Pemberian VAR dan SAR pada pasien terduga rabies
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, selamat sore. Saya ingin bertanya apakah pemberian VAR/SAR dapat diberikan pada pasien dengan risiko tinggi rabies yang kejadian tergigit hewan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.