Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Middle East Respiratory Syndrome (MERS) general_alomedika 2022-08-05T11:58:31+07:00 2022-08-05T11:58:31+07:00
Middle East Respiratory Syndrome (MERS)
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Middle East Respiratory Syndrome (MERS)

Oleh :
Rainey Ahmad Fajri Putranta
Share To Social Media:

Penatalaksanaan Middle East Respiratory Syndrome (MERS) bersifat suportif mencakup oksigen dan ventilasi, hidrasi, antipiretik, analgesik, serta antibiotik untuk superinfeksi bakteri. Hingga saat ini, belum ada terapi khusus yang dinilai bermanfaat pada terapi MERS.[3,9]

Untuk mencegah penyebaran, pasien yang dicurigai terinfeksi virus MERS-CoV harus dirawat di ruang isolasi agar tidak menginfeksi pasien lainnya. Pasien akan dimonitoring sampai hasil RT PCR terkonfirmasi negatif sebanyak 2 kali dan tidak lagi ditemukan tanda infeksi. Tenaga medis harus menggunakan alat pelindung diri untuk menghindari terjangkit infeksi menular MERS saat merawat pasien.[3,9]

Terapi Oksigen dan Ventilasi

Pasien MERS dengan pneumonia dapat diberikan terapi oksigen apabila ditemukan tanda-tanda severe acute respiratory infection (SARI), yaitu depresi nafas berat dan hipoksemia (SpO2 < 90%). Pemberian oksigen dimulai dari 5 L/menit, lalu dititrasi hingga SpO2 ≥90% pada orang dewasa yang tidak hamil, dan SpO2 ≥92-95% pada ibu hamil.

Pemberian oksigen 10-15 L/menit dengan Nonrebreathing Oxygen Face Mask, dan konsentrasi oksigen yang tinggi dapat dilakukan apabila SpO2 tetap turun walaupun telah diberikan oksigen 5L/menit. Apabila tetap tidak membaik, mungkin dapat terjadi tingginya fraksi shunt intrapulmonary, dapat di intubasi dan menggunakan ventilasi mekanis.

Terdapat 2 buah teknik pemberian ventilasi mekanik, ventilasi non-invasif, yaitu dengan memberikan ventilasi melalui masker dengan support, dan ventilasi invasif melalui penggunaan endotracheal tube atau trakeostomi.

Penggunaan ventilasi non-invasif dapat dilakukan apabila terdapat petugas medis yang terlatih dan harus dilakukan secara dini dan harus dipantau ketat di ICU. Apabila ventilasi non-invasif tidak berhasil, segera lakukan intubasi.[3,16]

Farmakoterapi

Farmakoterapi diberikan sesuai dengan indikasi pada pasien, meliputi antipiretik seperti paracetamol, antiemetik seperti ondansetron, ataupun mukolitik, antitusif, dan ekspektoran seperti N-acetylcysteine, dextromethorphan, guaifenesin, ambroxol apabila terdapat gejala ISPA pada pasien. Pada kasus yang lebih berat seperti syok sepsis, terapi cairan dan penggunaan vasopressor diberikan sesuai dengan pertimbangan klinis.[9]

Antibiotik tidak diberikan pada pasien MERS kecuali terdapat ko-infeksi bakterial. Pemberian kortikosteroid telah diteliti menghambat viral clerance dan antiviral seperti masih bersifat kontroversial karena lemahnya hasil penelitian yang ada.[10]

Hingga saat ini belum ada antiviral khusus untuk MERS, tetapi ribavirin dapat diberikan pada pasien MERS. Menurut studi kombinasi ribavirin dengan interferon-ɑ2b seperti peginterferon alfa-2B dapat menurunkan viral load. Akan tetapi, penggunaan ribavirin dan interferon sendiri juga memiliki efek samping, yaitu anemia hemolitik untuk ribavirin dan disfungsi myeloid untuk interferon. Selain itu, dosis ribavirin dan interferon yang digunakan belum terfiksasi, pemberiannya masih berdasarkan penelitian deskriptif.[9,22,23]

Pemberian vasopressor, seperti epinephrine, norepinephrine, dan dopamin dapat dilakukan apabila gejala syok berlanjut walau sudah diberikan resusitasi cairan.[16]

 

 

Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja

Referensi

3. Ramadan N, Shaib H. Middle East respiratory syndrome coronavirus (MERS-CoV): A review. Germs. 2019 Mar 1;9(1):35-42. doi: 10.18683/germs.2019.1155. PMID: 31119115; PMCID: PMC6446491.
9. Gompf SG. Middle East Respiratory Syndrome (MERS). 2019. Medscape. https://emedicine.medscape.com/article/2218969-overview#a3
10. Memish ZA, Perlman S, Van Kerkhove MD, Zumla A. Middle East respiratory syndrome. Lancet. 2020 Mar 28;395(10229):1063-1077. doi: 10.1016/S0140-6736(19)33221-0. Epub 2020 Mar 4. PMID: 32145185; PMCID: PMC7155742.
16. World Health Organization. Clinical management of severe acute respiratory infections when novel coronavirus is suspected: what to do and what not to do. 2019. https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/178529/WHO_MERS_Clinical_15.1_eng.pdf?sequence=1&isAllowed=y&ua=1
22. Totura AL, Bavari S. Broad-spectrum coronavirus antiviral drug discovery. Expert Opin Drug Discov. 2019 Apr;14(4):397-412. doi: 10.1080/17460441.2019.1581171. Epub 2019 Mar 8. PMID: 30849247; PMCID: PMC7103675.
23. Xu J, Jia W, Wang P, Zhang S, Shi X, Wang X, Zhang L. Antibodies and vaccines against Middle East respiratory syndrome coronavirus. Emerging microbes & infections. 2019 Jan 1;8(1):841-56.

Diagnosis Middle East Respirator...
Prognosis Middle East Respirator...

Artikel Terkait

  • Efikasi Masker Bedah dan Masker Respirator N95 untuk Mencegah Infeksi Saluran Pernapasan pada Tenaga Medis
    Efikasi Masker Bedah dan Masker Respirator N95 untuk Mencegah Infeksi Saluran Pernapasan pada Tenaga Medis
  • Klorokuin Fosfat dan Remdesivir Sebagai Terapi COVID- 19
    Klorokuin Fosfat dan Remdesivir Sebagai Terapi COVID- 19
  • Apakah Terapi Plasma Konvalesens untuk COVID-19 Masih Diperlukan?
    Apakah Terapi Plasma Konvalesens untuk COVID-19 Masih Diperlukan?
  • Bukti Ilmiah Physical Distancing pada Pandemi COVID-19
    Bukti Ilmiah Physical Distancing pada Pandemi COVID-19
  • Fibrosis Paru Pada Pasien COVID-19
    Fibrosis Paru Pada Pasien COVID-19

Lebih Lanjut

Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas 4 jam yang lalu
Seftriaxon 250 mg Injeksi IM harus di larutkan Nacl 0.9% atau Aquabides berapa ml ya dok ?
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Maaf dok, izin bertanya bila ada pasien gonore. Lalu mau diberikan Injeksk Ceftriaxon.  Seftriaxon 250 mg Injeksi IM harus di larutkan Nacl 0.9% atau...
Anonymous
Dibalas 09 Mei 2025, 16:20
Pemberian cotrimoksazol pada pasien Hiv-TB
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dok, izin diskusi. Saya ada pasien tb dan juga terdiagnosis hiv. Hiv (+) lewat RDT saja tanpa cek cd4. Sudah di berikan arv dan cotrimoksazol 1x960mg....
Anonymous
Dibalas 09 Mei 2025, 16:09
Pemberian VAR dan SAR pada pasien terduga rabies
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, selamat sore. Saya ingin bertanya apakah pemberian VAR/SAR dapat diberikan pada pasien dengan risiko tinggi rabies yang kejadian tergigit hewan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.