Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Schizophrenia general_alomedika 2022-09-22T14:41:31+07:00 2022-09-22T14:41:31+07:00
Schizophrenia
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Schizophrenia

Oleh :
dr. Jennifer
Share To Social Media:

Patofisiologi schizophrenia atau skizofrenia dapat disebabkan oleh abnormalitas anatomi dan reseptor neurotransmiter yang berperan, abnormalitas fungsi sistem imun, dan proses inflamasi.[6]

Abnormalitas Anatomi

Studi neuroimaging menunjukkan adanya perbedaan otak pada orang normal dengan pasien schizophrenia. Pada schizophrenia terdapat gambaran ventrikel yang membesar, penurunan volume otak di daerah temporal, medial dan area hippocampus. Studi lainnya menggunakan magnetic resonance imaging (MRI) menunjukkan kelainan anatomi pada jaringan neokortikal dan area limbik, serta area white-matter. Studi metaanalisis menemukan bahwa area white-matter berkurang pada schizophrenia.[6]

Pada Edinburgh High-Risk Study didapatkan adanya pengurangan volume seluruh otak, volume lobus prefrontal kiri dan kanan, serta lobus temporal pada 17 dari 146 orang yang memiliki risiko genetik tinggi mengalami schizophrenia. Perubahan pada lobus prefrontal dikaitkan dengan peningkatan keparahan gejala psikotik yang akan ditunjukkan oleh pasien.[6]

Dalam studi metaanalisis lain yang mengkaji 27 studi, MRI secara longitudinal yang membandingkan pasien schizophrenia dalam kelompok kontrol menemukan adanya kelainan struktural otak yang berkembang seiring berjalannya waktu. Kelainan struktural ini termasuk penurunan volume seluruh otak pada white and gray-matter dan peningkatan volume ventrikel lateral.[6]

Agregasi Protein Insolubel

Insolubilitas protein sering kali merupakan akibat dari abnormalitas struktur tersier protein. Protein akan mengalami konformasi (folding) setelah terbentuk yang diperantarai oleh chaperone. Bila terjadi mutasi atau stres seluler (misalnya, akibat peningkatan temperatur, produksi reactive oxygen species, atau hipoksia), kesalahan proses folding dapat terjadi, sehingga protein mengalami agregasi karena protein menjadi sulit larut. Teori agregasi protein insolubel ini berdasarkan studi-studi terbaru berpotensi berperan dalam patofisiologi schizophrenia.

Abnormalitas Neurotransmiter

Patofisiologi schizophrenia yang paling mendasar adalah teori mengenai abnormalitas neurotransmiter. Sebagian besar teori ini menyatakan adanya kekurangan ataupun kelebihan neurotransmiter, termasuk dopamin, serotonin dan glutamat. Teori lainnya melibatkan aspartat, glisin dan gamma-aminobutyric acid (GABA) sebagai bagian dari ketidakseimbangan neurokimia pada schizophrenia.[7]

Aktivitas abnormal pada reseptor dopamin diduga berperan besar pada kejadian schizophrenia.

Empat jalur dopaminergik juga ikut terlibat, antara lain:

  • Jalur nigrostriatal yang berasal dari substansia nigra dan berakhir pada nukleus kaudatus. Tingkat dopamin yang rendah dalam jalur ini mempengaruhi sistem ekstrapiramidal yang mengarah ke gejala motorik
  • Jalur mesolimbik yang berasal dari area ventral tegmental (VTA) ke area limbik dan berperan dalam gejala positif schizophrenia
  • Jalur mesokortikal yang berlanjut dari VTA ke area korteks. Gejala negatif schizophrenia dan defisit kognitif diduga disebabkan oleh tingkat dopamin yang rendah pada jalur ini
  • Jalur tuberoinfundibular yang merupakan jalur dari hipotalamus ke kelenjar hipofisis. Penurunan atau blokade dopamin pada jalur ini meningkatkan kadar prolaktin sehingga mengakibatkan terjadinya galaktorea, amenorrhea dan penurunan libido[7]

Abnormalitas Neurotransmiter akibat Obat

Teori lainnya berhubungan dengan lysergic acid diethylamide (LSD) yang dapat meningkatkan kadar serotonin di otak. Rangsangan aktivitas glutamat juga dapat memicu terjadinya schizophrenia, hal ini diperoleh dari penemuan bahwa fenilkisid dan ketamin, dua antagonis N-methyl-D-aspartate (NMDA)/glutamat nonkompetitif menginduksi gejala seperti schizophrenia.[7]

Penelitian selanjutnya mengarah pada pengembangan senyawa-senyawa yang dapat menghambat reseptor dopamin, serotonin dan reseptor lainnya sehingga diharapkan dapat mengurangi gejala positif dan negatif schizophrenia.[7]

Inflamasi dan Abnormalitas Fungsi Sistem Imun

Fungsi sistem imun mengalami gangguan pada schizophrenia. Aktivitas sistem imun yang berlebih dapat menyebabkan ekspresi berlebih dari sitokin inflamasi serta perubahan struktur dan fungsi otak. Resistensi insulin dan gangguan metabolisme lainnya dikaitkan dengan proses inflamasi.[6]

 

 

 

 

Direvisi oleh: dr. Livia Saputra

Referensi

6. Frankenburg FR. Schizophrenia. Medscape. March 2018. https://bit.ly/2Rqfyjz
7. Patel KR, Cherian J, Gohil K, Atkinson D. Schizophrenia: Overview and treatment options. September 2014; 39(9): 638-64

Pendahuluan Schizophrenia
Etiologi Schizophrenia

Artikel Terkait

  • Pencegahan Relaps pada Schizophrenia
    Pencegahan Relaps pada Schizophrenia
  • Antipsikotik Pertama dalam Bentuk Transdermal Patch untuk Schizophrenia Dewasa – Telaah Jurnal
    Antipsikotik Pertama dalam Bentuk Transdermal Patch untuk Schizophrenia Dewasa – Telaah Jurnal
  • Risiko Sindrom Metabolik pada Penggunaan Antipsikotik
    Risiko Sindrom Metabolik pada Penggunaan Antipsikotik
  • Cegah Kambuh Skizofrenia e-Course
    Cegah Kambuh Skizofrenia e-Course
  • Meningkatnya Risiko Penyakit Jantung pada Penderita Skizofrenia
    Meningkatnya Risiko Penyakit Jantung pada Penderita Skizofrenia

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr.Ni Putu Intan Sri Maharani
Dibuat 30 April 2025, 21:17
Buku psikiatri anak dan remaja beserta obat dan dosisnya
Oleh: dr.Ni Putu Intan Sri Maharani
0 Balasan
Alo dokter. Ada yang tau gak buku psikiatri anak dan remajaBerserta dosis2 obatnya?Terimakasih
Anonymous
Dibalas 16 September 2024, 09:43
Kapan obat skizofrenia dapat diturunkan dosisnya
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Alodok, izin konsu dokter,l saya dapat pasien skizofrenia, sekitar 4 bulan yang lalu pasien tersebut dibawa berobat ke RSJ yang kemudian di beri obat...
dr.Ni Putu Intan Sri Maharani
Dibalas 29 Juli 2024, 22:27
Skizofrenia hebefrenik yang menyerang apakah bisa diberikan injeksi diazepam
Oleh: dr.Ni Putu Intan Sri Maharani
2 Balasan
Pasien mengamuk, putus obat trifluoperasoneHendak mau memberikan obat lagiTapi pasiennya mengamuk hingga memukulSaya ingin memberikan obat injeksi tapi...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.