Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Schizophrenia general_alomedika 2023-06-22T15:00:20+07:00 2023-06-22T15:00:20+07:00
Schizophrenia
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Schizophrenia

Oleh :
dr. Jennifer
Share To Social Media:

Penatalaksanaan schizophrenia atau skizofrenia bertujuan untuk meredakan dan mengontrol gejala, karena belum ada obat yang dapat menyembuhkan penyakit ini. Untuk itu, penatalaksanaan harus dilakukan seumur hidup, mencakup pemberian medikamentosa dan terapi psikososial. Dalam beberapa kasus, pasien mungkin memerlukan rawat inap, bila berpotensi membahayakan diri sendiri atau orang lain.[5]

Tata Laksana Farmakologi

Obat-obat yang dapat digunakan untuk pasien schizophrenia adalah berasal dari golongan antipsikotik. Golongan obat ini dianggap dapat mengendalikan gejala dengan mempengaruhi neurotransmiter dopamin di otak. Tujuan pengobatan dengan antipsikotik adalah untuk mengontrol tanda dan gejala schizophrenia secara efektif, dengan dosis serendah mungkin.[5]

Golongan Antipsikotik Generasi Pertama

Antipsikotik generasi pertama ini memiliki efek samping neurologis yang sering terjadi berupa tardive dyskinesia yang mungkin reversible maupun irreversible.

Antipsikotik generasi pertama dibagi menjadi 2 berdasarkan ikatannya pada reseptor dopamine D2, yaitu:

  • Low potency, seperti chlorpromazine dan thioridazine

  • High potency, termasuk haloperidol, fluphenazine, dan trifluoperazine[26]

Dosis Antipsikotik Generasi Pertama adalah:

  • Fluphenazine: 2,5-10 mg/hari dikonsumsi 2-3 kali sehari dengan dosis maksimum 40 mg/hari

  • Haloperidol: 0,5-2 mg dikonsumsi 2-3 kali sehari dengan dosis maksimum 30 mg/hari

  • Perphenazine: 4-8 mg dikonsumsi 3 kali sehari dengan dosis maksimum 64 mg/hari

Antipsikotik golongan ini memiliki harga yang lebih murah jika dibandingkan dengan antipsikotik generasi kedua, tetapi memiliki risiko efek samping yang lebih besar.[5]

Golongan Antipsikotik Generasi Kedua

Obat generasi kedua ini lebih baru, dan lebih disukai karena risiko efek samping yang lebih kecil dibandingkan dengan generasi pertama. Antipsikotik generasi kedua meliputi:

  • Risperidone: 1 mg dikonsumsi 2 kali sehari dengan dosis maksimum 16 mg/hari

  • Paliperidone: 6 mg dikonsumsi 1 kali sehari dengan dosis maksimum 12 mg/hari

  • Olanzapine: 5–10 mg dikonsumsi 1 kali sehari dengan dosis maksimum 20 mg/hari

  • Clozapine: 12,5 mg dikonsumsi 1-2 kali sehari dengan dosis maksimum 900 mg/hari[5]

Golongan Antipsikotik Generasi Ketiga

Antipsikotik generasi ketiga seperti aripiprazole, brexpiprazole, dan cariprazine adalah agonis parsial terhadap reseptor dopamin D2.[22,23]

Antipsikotik dalam Sediaan Injeksi

Beberapa studi telah menemukan bahwa pemberian injeksi antipsikotik dapat meningkatkan efektivitas terapi dan kepatuhan pasien dalam berobat.[25]

Penelitian oleh Schreiner et al. tahun 2015 menunjukkan perbedaan yang signifikan antara waktu kambuh pasien skizofrenia yang mendapatkan antipsikotik injeksi jika dibandingkan dengan pemberian peroral. Sebanyak 15% pasien skizofrenia yang mendapat injeksi paliperidone-palmitat mengalami kekambuhan pada hari ke-469, sedangkan pasien dengan terapi oral pada hari ke-249.[27]

Sebuah studi meta analisis oleh Park et al. tahun 2018 membandingkan efikasi dan keamanan antara antipsikotik injeksi jangka panjang dengan antipsikotik oral generasi kedua. Studi ini menyimpulkan bahwa kelompok pasien yang diberikan injeksi antipsikotik jangka panjang memiliki tingkat kekambuhan yang lebih rendah, waktu terjadinya kambuh yang lebih lama, dan masa rawat yang lebih pendek. Namun, ditemukan juga sindrom ekstrapiramidal dan gejala terkait prolaktin.[28]

Antikolinergik

Golongan antikolinergik seperti benztropin, trihexyphenidyl, dan diphenhydramine, sering digunakan bersama dengan agen antipsikotik untuk mencegah terjadinya gerakan distonik atau untuk mengobati gejala ekstrapiramidal (parkinsonism, distonia, akatisia).

Golongan antikolinergik meliputi:

  • Benztropine: untuk mengatasi distonia akut adalah 1-2 mg dikonsumsi 2 kali sehari selama 7-28 hari untuk mencegah gejala timbul kembali
  • Trihexyphenidyl: untuk mengatasi gejala akibat penggunaan obat antipsikotik adalah 5-15 mg dikonsumsi 3-4 kali sehari

  • Diphenhydramine: untuk mengatasi parkinsonism yang merupakan salah satu gejala ekstrapiramidal adalah 25 mg dikonsumsi 3 kali sehari[5]

Skizofrenia Resisten Obat

Skizofrenia resisten obat (treatment resistant schizophrenia) adalah suatu keadaan di mana gejala schizophrenia tidak membaik setelah menjalani 2 siklus atau lebih pengobatan antipsikotik standar, masing-masing selama 6 minggu. Pada kasus seperti ini, dapat diberikan tata laksana menggunakan clozapine.[17–20]

Uji klinis randomisasi menunjukkan clozapine memiliki efikasi lebih besar dibanding antipsikotik lain pada pasien skizofrenia resisten obat. Namun, mengingat potensi toksisitas clozapine, maka penggunaannya dibatasi hanya untuk kasus resisten obat atau pada pasien yang memiliki risiko tinggi bunuh diri.[17–20]

Selain itu, terdapat risiko idiopatik untuk mengalami agranulositosis pada penggunaan clozapine sehingga tes hematologi rutin harus dilakukan untuk memonitor risiko efek samping ini.[5]

Tata Laksana Psikososial

Selain penggunaan obat-obatan, intervensi psikologis dan sosial atau psikososial juga penting dengan tujuan sebagai berikut:

  1. Mencegah hospitalisasi
  2. Mengurangi atau memastikan gejala pasien stabil
  3. Kemandirian, yaitu dalam konteks bekerja atau sekolah, setidaknya setengah hari, serta mampu mengurus keuangan dan pengobatannya sendiri

Kebanyakan individu dengan gangguan ini memerlukan dukungan untuk dapat melakukan kegiatan sehari-harinya. Anjurkan pasien untuk bergabung dengan komunitas penderita schizophrenia yang dapat membantu pasien untuk memiliki fungsi sosial yang baik, kemampuan bekerja, serta membantu dalam situasi krisis.[5]

Psikoterapi

Psikoterapi dapat membantu pasien untuk menormalkan pola pikirnya, belajar untuk mengatasi stres, mengidentifikasi tanda-tanda schizophrenia serta meminimalisir gejala jika terjadi kekambuhan. Psikoterapi yang diberikan dapat berupa psikoterapi individu atau kelompok. Modalitas psikoterapi untuk pasien skizofrenia adalah cognitive behavioral therapy (CBT), metacognitive training, dan latihan vokasional. Psikoterapi juga bermanfaat untuk memastikan pasien tetap patuh terhadap pengobatannya.[7,29]

Pelatihan Keterampilan Sosial

Pelatihan ini berfokus pada peningkatan komunikasi dan interaksi sosial serta meningkatkan kemampuan untuk dapat berpartisipasi dalam kegiatan sehari-hari.

Terapi Keluarga

Terapi ini memberikan dukungan dan pendidikan bagi keluarga untuk dapat menangani anggota keluarganya dengan schizophrenia. Terapi yang diberikan bervariasi, meliputi psikoedukasi, reduksi stres, emotional processing, cognitive reappraisal, dan cara penyelesaian masalah.

Berdasarkan studi, terapi keluarga memiliki dampak positif terhadap pemulihan pasien, serta peningkatan kepatuhan terhadap pengobatan yang diberikan.[14]

Rehabilitasi Pekerjaan

Rehabilitasi ini berfokus untuk membantu orang dengan gangguan schizophrenia untuk dapat mempersiapkan, mencari serta mempertahankan pekerjaannya. Namun, rehabilitasi jenis ini belum tersedia di Indonesia.

Kontroversi tentang Terapi Elektrokonvulsif

Hingga saat ini, penelitian yang ada belum menemukan bukti konklusif untuk mendukung maupun melarang terapi elektrokonvulsif (electroconvulsive therapy/ECT) pada schizophrenia yang tidak berespon terhadap obat-obatan.

Bukti ilmiah yang ada masih terlalu lemah untuk mendukung penambahan ECT terhadap terapi standar. Penggunaan ECT sebagai terapi tunggal juga belum didukung bukti yang cukup. Dibutuhkan hasil penelitian dengan kualitas yang lebih baik sebelum kesimpulan dapat dibuat tentang terapi ECT pada schizophrenia.[21]

 

 

 

 

Direvisi oleh: dr. Livia Saputra

Referensi

5. Preda A, Bota RG. Schizophrenia. BMJ. 2018. https://bit.ly/2UsyxYe
7. Patel KR, Cherian J, Gohil K, Atkinson D. Schizophrenia: Overview and treatment options. September 2014; 39(9): 638-64
14. Caqueo-Urízar A, Rus-Calafell M, Urzúa A, et al. The role of family therapy in the management of schizophrenia: challenges and solutions. Neuropsychiatr Dis Treat. 2015;11:145-151.
17. Siskind D, McCartney L, Goldschlager R, Kisely S. Clozapine v. first- and second-generation antipsychotics in treatment-refractory schizophrenia: systematic review and meta-analysis. Br J Psychiatry 2016; 209:385.
18. Samara MT, Dold M, Gianatsi M, et al. Efficacy, Acceptability, and Tolerability of Antipsychotics in Treatment-Resistant Schizophrenia: A Network Meta-analysis. JAMA Psychiatry 2016; 73:199.
19. Siskind D, Siskind V, Kisely S. Clozapine Response Rates among People with Treatment-Resistant Schizophrenia: Data from a Systematic Review and Meta-Analysis. Can J Psychiatry 2017; 62:772.
20. Tiihonen J, Mittendorfer-Rutz E, Majak M, et al. Real-World Effectiveness of Antipsychotic Treatments in a Nationwide Cohort of 29 823 Patients With Schizophrenia. JAMA Psychiatry 2017; 74:686.
21. Sinclair DJM, Zhao S, Qi F, Nyakyoma K, Kwong JSW, Adams CE. Electroconvulsive therapy for treatment‐resistant schizophrenia. Cochrane Database of Systematic Reviews 2019, Issue 3. Art. No.: CD011847. DOI: 10.1002/14651858.CD011847.pub2. Accessed 26 April 2022.
22. Mailman RB, Murthy V. Third generation antipsychotic drugs: partial agonism or receptor functional selectivity? Curr Pharm Des. 2010;16(5):488-501. doi: 10.2174/138161210790361461. PMID: 19909227; PMCID: PMC2958217.
23. Solmi M, Murru A, Pacchiarotti I, et al. Safety, tolerability, and risks associated with first- and second-generation antipsychotics: a state-of-the-art clinical review. Ther Clin Risk Manag. 2017 Jun 29;13:757-777. doi: 10.2147/TCRM.S117321. PMID: 28721057; PMCID: PMC5499790.
24. Zipursky RB, Menezes NM, Streiner DL. Risk of symptom recurrence with medication discontinuation in first-episode psychosis: a systematic review. Schizophr Res. 2014 Feb;152(2-3):408-14. doi: 10.1016/j.schres.2013.08.001. Epub 2013 Aug 21. PMID: 23972821.
25. Zhornitsky S, Stip E. Oral versus Long-Acting Injectable Antipsychotics in the Treatment of Schizophrenia and Special Populations at Risk for Treatment Nonadherence: A Systematic Review. Schizophr Res Treatment. 2012;2012:407171. doi: 10.1155/2012/407171. Epub 2012 Feb 15. PMID: 22966436; PMCID: PMC3420751.
26. Muench J, Hamer AM. Adverse effects of antipsychotic medications. Am Fam Physician. 2010 Mar 1;81(5):617-22. PMID: 20187598.
27. Schreiner A, Aadamsoo K, Altamura AC, et al. Paliperidone palmitate versus oral antipsychotics in recently diagnosed schizophrenia. Schizophr Res. 2015 Dec;169(1-3):393-399. doi: 10.1016/j.schres.2015.08.015. Epub 2015 Oct 1. PMID: 26431793.
28. Park SC, Choi MY, Choi J, et al. Comparative Efficacy and Safety of Long-acting Injectable and Oral Second-generation Antipsychotics for the Treatment of Schizophrenia: A Systematic Review and Meta-analysis. Clin Psychopharmacol Neurosci. 2018 Nov 30;16(4):361-375. doi: 10.9758/cpn.2018.16.4.361. PMID: 30466208; PMCID: PMC6245299.
29. Andreou C, Moritz S. Editorial: Non-pharmacological Interventions for Schizophrenia: How Much Can Be Achieved and How?. Front Psychol. 2016;7:1289. Published 2016 Aug 29. doi:10.3389/fpsyg.2016.01289

Diagnosis Schizophrenia
Prognosis Schizophrenia

Artikel Terkait

  • Pencegahan Relaps pada Schizophrenia
    Pencegahan Relaps pada Schizophrenia
  • Antipsikotik Pertama dalam Bentuk Transdermal Patch untuk Schizophrenia Dewasa – Telaah Jurnal
    Antipsikotik Pertama dalam Bentuk Transdermal Patch untuk Schizophrenia Dewasa – Telaah Jurnal
  • Risiko Sindrom Metabolik pada Penggunaan Antipsikotik
    Risiko Sindrom Metabolik pada Penggunaan Antipsikotik
  • Cegah Kambuh Skizofrenia e-Course
    Cegah Kambuh Skizofrenia e-Course
  • Meningkatnya Risiko Penyakit Jantung pada Penderita Skizofrenia
    Meningkatnya Risiko Penyakit Jantung pada Penderita Skizofrenia

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr.Ni Putu Intan Sri Maharani
Dibuat 30 April 2025, 21:17
Buku psikiatri anak dan remaja beserta obat dan dosisnya
Oleh: dr.Ni Putu Intan Sri Maharani
0 Balasan
Alo dokter. Ada yang tau gak buku psikiatri anak dan remajaBerserta dosis2 obatnya?Terimakasih
Anonymous
Dibalas 16 September 2024, 09:43
Kapan obat skizofrenia dapat diturunkan dosisnya
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Alodok, izin konsu dokter,l saya dapat pasien skizofrenia, sekitar 4 bulan yang lalu pasien tersebut dibawa berobat ke RSJ yang kemudian di beri obat...
dr.Ni Putu Intan Sri Maharani
Dibalas 29 Juli 2024, 22:27
Skizofrenia hebefrenik yang menyerang apakah bisa diberikan injeksi diazepam
Oleh: dr.Ni Putu Intan Sri Maharani
2 Balasan
Pasien mengamuk, putus obat trifluoperasoneHendak mau memberikan obat lagiTapi pasiennya mengamuk hingga memukulSaya ingin memberikan obat injeksi tapi...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.