Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Panduan e-Prescription Rhinitis Alergi general_alomedika 2024-01-09T15:22:52+07:00 2024-01-09T15:22:52+07:00
Rhinitis Alergi
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Panduan e-Prescription

Panduan e-Prescription Rhinitis Alergi

Oleh :
dr. Qorry Amanda, M.Biomed
Share To Social Media:

Panduan e-prescription untuk rhinitis alergi ini dapat digunakan oleh dokter umum saat hendak memberikan terapi medikamentosa secara online.

Tanda dan Gejala

Diagnosis klinis rhinitis alergi dapat ditegakkan jika terdapat riwayat alergi berulang serta manifestasi rinorea yang jernih, mukosa nasal yang pucat, serta mata merah dan berair.  Keluhan ini biasanya disertai dengan bersin-bersin, hidung tersumbat, dan gatal pada hidung. Keluhan akan timbul berkaitan dengan paparan alergen tertentu, seperti polen bunga atau bulu binatang.[1,2,20]

Peringatan

Penggunaan antihistamin yang dapat menyebabkan kantuk, terutama antihistamin generasi pertama. Pasien yang mengemudi kendaraan bermotor atau mengoperasikan alat berat harus diedukasi mengenai efek sedasi dan penurunan koordinasi psikomotor akibat penggunaan antihistamin.

Penggunaan dekongestan dan kortikosteroid perlu berhati-hati pada pasien yang memiliki komorbiditas diabetes mellitus, penyakit jantung, dan penyakit ginjal. Pemberian kortikosteroid intranasal lebih disukai dibandingkan kortikosteroid oral karena dapat menghindari efek samping sistemik. Dekongestan tidak boleh diberikan lebih dari 3-5 hari karena dapat menimbulkan fenomena rebound dan rhinitis medikamentosa.

Rujukan perlu dilakukan pada:

  • Rhinitis alergi dengan gejala berat yang tidak membaik dengan terapi farmakologi,
  • Rhinitis alergi yang disertai komorbiditas atau komplikasi,
  • Rhinitis alergi di mana alergen spesifik penyebab keluhan tidak teridentifikasi
  • Rhinitis alergi yang memberikan gejala discharge berdarah dari hidung,

  • Rhinitis alergi yang memerlukan imunoterapi untuk memperbaiki kualitas hidup pasien

Medikamentosa

Medikamentosa yang diberikan pada rhinitis alergi ditujukan untuk mengatasi gejala alergi, termasuk rinorea, bersin, hidung tersumbat, gatal pada hidung, dan gejala okular. Obat yang dapat digunakan adalah antihistamin dan dekongestan. Pasien juga dianjurkan untuk menghindari alergen pencetus.

Dewasa

Antihistamin generasi kedua dapat diberikan untuk pasien rhinitis alergi, dengan pilihan loratadine atau cetirizine. Peresepan antihistamin generasi pertama, yaitu chlorpheniramine maleate, harus dihindari dalam praktik karena kurang efektif dibandingkan dengan antihistamin generasi kedua. Selain itu, chlorpheniramine maleate juga memiliki efek samping yang lebih berat dan berpotensi menimbulkan reaksi toksik yang tidak dimiliki antihistamin generasi kedua.

Untuk pasien dengan gejala ringan, pilih salah satu dari opsi antihistamin generasi kedua berikut: 

  • Loratadine 10 mg/hari per oral, 1 kali sehari
  • Cetirizine 5–10 mg/hari per oral, 1 kali sehari

Untuk gejala sedang (gejala cukup memengaruhi kualitas hidup), lini pertama terapi adalah kortikosteroid intranasal. Antihistamin oral tidak lebih efektif dalam mengatasi gejala rhinitis sedang hingga berat. Pilih salah satu dari obat berikut:

  • Budesonide nasal spray (32 μg/semprotan), 2 semprotan per lubang hidung, 1 kali sehari, selama 2–4 minggu. Jika keluhan membaik, dosis bisa diturunkan menjadi 1 semprotan tiap lubang hidung

  • Fluticasone furoate nasal spray (27,5 μg/semprotan), 2 semprotan per lubang hidung, 1 kali sehari, selama 2–4 minggu

  • Fluticasone propionate nasal spray (50 μg/semprotan), 2 semprotan per lubang hidung, 1 kali sehari, selama 2–4 minggu

  • Mometasone furoate nasal spray (50 μg/semprotan), 2 semprotan per lubang hidung, 1 kali sehari, selama 2–4 minggu

  • Triamcinolone acetonide nasal spray (55 μg/semprotan), 2 semprotan per lubang hidung, 1 kali sehari, selama 2–4 minggu

Dekongestan digunakan untuk mengurangi gejala hidung tersumbat. Obat ini bekerja mengurangi sekret hidung dengan cara menyebabkan vasokonstriksi pada pembuluh darah. Penggunaan dekongestan pada rhinitis alergi dianjurkan hanya dalam waktu jangka pendek. Pilih salah satu dari opsi dekongestan berikut: 

  • Oxymetazoline solusio 0,05% intranasal (tetes hidung atau semprot hidung), 2–3 tetes/spray, 2 kali sehari, maksimal 3 hari 

  • Pseudoephedrine per oral 60 mg/hari 

Pilihan terapi lain pada rhinitis alergi adalah antagonis leukotriene dan mast cell stabilizer. Meski demikian, terapi menggunakan golongan obat tersebut sebaiknya tidak dilakukan secara online.[2,17,20]

Anak

Cetirizine dapat digunakan sebagai antihistamin pada anak usia di atas 3 tahun. Dosis yang disarankan adalah 2,5 hingga 5 mg/hari per oral. Loratadine juga dapat digunakan pada anak di atas 2 tahun dengan dosis 5 mg/hari.[1,2,17,20]

Pemberian pada Ibu Hamil

Obat-obat antihistamin oral yang disebut di atas tergolong kategori B berdasarkan FDA sehingga bisa dikonsumsi oleh ibu hamil.

Kortikosteroid intranasal yang dapat digunakan ibu hamil adalah budesonide (kategori B), sedangkan obat lainnya tergolong kategori C.[1,2,17,20]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Nindy Adhilah

Referensi

1. Akhouri S, House SA. Allergic Rhinitis. [Updated 2022 Jun 5]. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK538186/
2. Jean T. Allergic Rhinitis. Medscape, 2022. https://emedicine.medscape.com/article/134825-overview
17. Madiadipoera T, Utami R. Strategi penatalaksanaan Rinitis Alergi untuk Mengoptimalkan Kualitas Hidup Pasien. Medicinus, 2021. Vol. 34, p 3-10.
20. Hossenbaccus L, Linton S, Garvey S, Ellis AK. Towards definitive management of allergic rhinitis: best use of new and established therapies. Allergy Asthma Clin Immunol. 2020 May 27;16:39. doi: 10.1186/s13223-020-00436-y. PMID: 32508939; PMCID: PMC7251701.

Edukasi dan Promosi Kesehatan Rh...

Artikel Terkait

  • Pemilihan Antihistamin untuk Rhinitis Alergi
    Pemilihan Antihistamin untuk Rhinitis Alergi
  • Dispepsia – Panduan E-Prescription Alomedika
    Dispepsia – Panduan E-Prescription Alomedika
  • Batuk Kering pada Dewasa – Panduan e-Prescription Alomedika
    Batuk Kering pada Dewasa – Panduan e-Prescription Alomedika
  • Batuk Berdahak pada Anak – Panduan e-Prescription Alomedika
    Batuk Berdahak pada Anak – Panduan e-Prescription Alomedika
  • Demam pada Anak (1–5 Tahun) – Panduan E-Prescription Alomedika
    Demam pada Anak (1–5 Tahun) – Panduan E-Prescription Alomedika

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 07 Mei 2025, 10:23
Terapi Rhintis Alergi dengan steroid
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo Dokter, izin bertanya dok. Pengalaman dokter dlm memberikan terapi rhinitis alergi, apakah msih menggunakan steorid oral atau sudah beralih ke steroid...
dr.Nabel
Dibalas 11 April 2025, 15:05
Pseudoefedrin sudah bisa diresepkan dari My Patient Alomedika?
Oleh: dr.Nabel
1 Balasan
Alo Dokter, kupikir resep pseudoefedrin tidak bisa diberikan secara online. Tetapi, kemarin saat saya coba kirim resep dari My Patient Alomedika, saya bisa...
dr.Meidina
Dibalas 08 April 2025, 15:50
Pengalaman tulis resep di fitur My Patient Alomedika
Oleh: dr.Meidina
2 Balasan
Gak nyangka bakal semudah ini buat bantu saudara saat lebaran di Bandung kemarin. Hari ke-2 lebaran kemarin, ada saudara yang mengeluh batuk pilek dan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.