Pendahuluan Facial Fillers
Facial fillers merupakan prosedur dermatologis invasif minimal dengan menginjeksi bahan fillers ke jaringan penyambung di bawah kulit, seperti lapisan subkutan. Facial fillers dilakukan untuk mengisi volume wajah yang menipis akibat faktor usia, serta menghaluskan kerutan dan meningkatkan kontur wajah.
Zat yang seringkali digunakan pada facial fillers seperti yaitu asam hialuronat. Zat lain yang juga dapat digunakan pada prosedur ini adalah calcium hydroxyapatite (Radiesse), polylactic acid, dan polymethylmethacrylate.[1,2]
Indikasi dilakukannya facial fillers adalah untuk peremajaan wajah atau face rejuvenation dan memperbaiki kontur wajah. Facial fillers dikontraindikasikan pada wanita hamil, ibu menyusui, dan pasien imunokompromais. Penggunaan obat yang meningkatkan risiko perdarahan dianjurkan untuk dihindari dalam 10–14 hari sebelum prosedur.[2,4,5]
Teknik facial fillers dilakukan secara aseptik dengan beberapa teknik injeksi yang paling sering termasuk fanning, linear threading, cross-hatching, layering, dan injeksi depot. Pemahaman anatomi yang baik dan teknik yang tepat dapat meminimalisir risiko komplikasi pada prosedur facial fillers.[1,8]
Komplikasi facial fillers adalah inflamasi seperti eritema, hematoma, serta reaksi alergi terhadap bahan filler. Komplikasi lain yang dapat timbul adalah bahan filler yang terlihat berupa papul keputihan atau nodul maupun reaksi granulomatosa. Komplikasi jarang yang ditakutkan adalah oklusi vaskular retina yang berisiko kebutaan permanen.[1,5,7]