Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Teknik Facial Fillers monika-natalia 2024-04-15T10:16:44+07:00 2024-04-15T10:16:44+07:00
Facial Fillers
  • Pendahuluan
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Komplikasi
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Teknik Facial Fillers

Oleh :
dr. Devina Sagitania
Share To Social Media:

Teknik facial fillers meliputi fanning, linear threading, cross-hatching, layering, dan injeksi depot. Tindakan aseptik dan pemahaman anatomi yang baik diperlukan untuk mengurangi risiko komplikasi. Sebelum tindakan, pasien perlu mendapatkan penjelasan mengenai informed consent.

Persiapan Pasien

Persiapan pasien pada facial fillers diawali dengan pemeriksaan kondisi pasien guna memastikan tidak adanya kontraindikasi maupun riwayat medis yang dapat meningkatkan risiko komplikasi.

Pada anamnesis dan pemeriksaan fisik, perlu diidentifikasi adanya infeksi seperti herpes simpleks, riwayat komplikasi saat prosedur facial fillers sebelumnya, kebersihan serta kesehatan gigi dan mulut yang kurang terjaga, kondisi imunokompromais dan autoimun, serta penyakit metabolik seperti diabetes mellitus tipe 2 yang tidak terkontrol.[7]

Prosedur facial fillers sebaiknya ditunda bila pasien sedang dalam kondisi tidak sehat, misalnya pasien yang sedang mengalami demam ataupun influenza. Riwayat konsumsi obat juga perlu ditanyakan, terutama obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) seperti ibuprofen dan antikoagulan misalnya aspirin. Konsumsi obat–obatan golongan ini harus dihentikan 10–14 hari sebelum prosedur.[7]

Selain itu, dapat ditanyakan mengenai tujuan pasien melakukan facial fillers, apakah tujuannya untuk terlihat lebih muda, maupun menambah atau membuat proporsi wajah yang baru.[7]

Pasien juga harus diberikan edukasi sebelum menandatangani informed consent, yang meliputi penjelasan mengenai alur atau proses tindakan, risiko atau komplikasi yang dapat terjadi, hingga tata laksana setelah tindakan.

Pasien tidak diperbolehkan untuk mengkonsumsi obat yang dapat meningkatkan risiko perdarahan selama 10–14 hari sebelum tindakan, seperti antikoagulan (misalnya rivaroxaban) dan antiinflamasi.[5,7]

Pasien juga harus dijelaskan mengenai risiko komplikasi vaskular seperti kebutaan, tetapi hal ini jarang terjadi. Reaksi serta efek samping ringan dan sementara juga dapat timbul, seperti reaksi kemerahan dan edema di area suntikan atau memar pasca tindakan.[5,7]

Analisis Facial

Sebelum prosedur, perlu dilakukan analisis anatomi wajah pasien. Analisis wajah pasien dilakukan dengan cara sistematis menggunakan 8 parameter utama berikut:

  • Superior ke inferior (dari garis rambut ke leher tengah, atau decollete yakni merupakan area dari pangkal leher ke bagian atas dada) seperti dahi, kompleks glabellar, daerah perioral, dan lain–lain
  • Dari perifer ke garis tengah wajah
  • Dari lapisan terdalam ke superfisial (skeletal ke kulit)
  • Ketebalan jaringan kulit
  • Kesimetrisan
  • Analisis secara dinamis dari bagian anterior garis rambut ke leher atau dada
  • Etnis dan gender[1]

Setiap area wajah pasien harus dianalisis baik secara terpisah maupun secara keseluruhan sebagai bagian wajah dengan simetris.

Persiapan Wajah

Bersihkan wajah dari make up dan kotoran serta rambut, tandai bagian yang akan diinjeksi dengan penanda warna putih, oleskan antiseptik, pilihan antiseptik, yakni povidone iodine, chlorhexidine maupun alkohol.

Alkohol dan chlorhexidine dapat menyebabkan iritasi kornea bila terkena kornea, alternatif lain yang lebih aman untuk pengganti chlorhexidine yakni povidone iodine. Biarkan antiseptik mengering sebelum dilakukan tindakan filler.[7]

gambar 1 filler-min

Gambar 1. Posisi Injeksi pada Facial Fillers. Sumber: Shutterstock, 2022.

Sebelum tindakan injeksi filler, wajah dapat ditandai dengan marker berwarna putih agar meningkatkan presisi saat penyuntikan.[8]

Peralatan

Peralatan yang digunakan dalam facial fillers adalah sebagai berikut:

  • Alat pelindung diri, seperti sarung tangan
  • Spidol putih untuk penanda
  • Kassa steril
  • Alkohol, chlorhexidine, atau povidone iodine
  • Anestesi topikal, seperti lidokain 1% dengan atau tanpa epinefrin dengan perbandingan 1:100.000
  • Bahan filler, seperti asam hialuronat

  • Syringe 1 mL dan jarum ukuran 25–32 gauge[1,7,12]

Pada prosedur facial fillers perlu disediakan reversal untuk asam hialuronat, yaitu enzim hyaluronidase. Enzim hyaluronidase diberikan bila terdapat komplikasi seperti kebutaan, nekrosis jaringan, dan syok anafilaksis. Karena terdapat risiko alergi berat, seperti syok anafilaksis, diperlukan resuscitation kit dengan epinefrin dan oksigen.[14]

Posisi Pasien

Posisi pasien saat dilakukan tindakan filler dengan posisi setengah duduk maupun duduk. Posisi duduk lebih dipilih untuk memanfaatkan gravitasi, agar akurasi penyuntikkan dermal fillers menjadi lebih baik.[5,9,10,11]

Prosedural

Prosedural facial fillers diawali dengan teknik aseptik termasuk mencuci tangan, penggunaan sarung tangan, dan membersihkan wajah pasien. Teknik injeksi dalam melakukan tindakan facial fillers yang paling sering termasuk fanning, linear threading, cross–hatching, layering, dan injeksi depot.[1,8]

Teknik Fanning

Dalam teknik fanning, jarum diarahkan dalam berbagai sudut dari titik masuk tunggal. Pada teknik linier threading, jarum dimasukkan ke kedalaman yang sesuai dengan tekanan yang konstan pada jarum suntik sementara jarum ditarik perlahan.[1,8]

Cross–Hatching

Cross–hatching serupa dengan teknik linier threading, dengan beberapa injeksi tegak lurus membentuk jalur paralel.[1,8]

Teknik Layering

Teknik layering, atau susun, dilakukan dengan injeksi filler pada beberapa kedalaman yang berbeda untuk menaikkan volume secara bertahap.[1,8]

gambar 2 filler-min

Gambar 2. Sebelum dan Setelah Penyuntikan Dermal Fillers. Sumber: Shutterstock, 2022

Injeksi filler dapat dilakukan dengan menggunakan kanula tumpul atau jarum tajam, biasanya berukuran 25–32 gauge. Selama injeksi secara dalam, sekitar sebanyak 0,1–0,2 cm3 bahan diinjeksikan ke bantalan lemak maupun periosteum.[1,8]

Asam hialuronat dapat digabungkan dengan cairan salin agar dapat mencapai koreksi yang lebih halus. Selain itu, asam hialuronat dapat dikombinasi dengan neurotoksin seperti toksin botulinum untuk menginduksi relaksasi otot.

Terlepas dari apapun tekniknya, volume injeksi tidak lebih dari 0,05–0,2 cm3. Teknik injeksi dilakukan secara perlahan dan harus selalu dilakukan aspirasi sebelum melakukan injeksi untuk memastikan filler tidak diinjeksikan ke pembuluh darah.[1,8]

Follow up

Follow up untuk evaluasi ulang umumnya dilakukan 2 minggu setelah treatment. Pada saat follow up, penilaian yang dilakukan klinisi adalah mengevaluasi hasil estetika, adanya keluhan yang timbul setelah prosedur, maupun komplikasi yang timbul.[1,7,8]

Follow up dapat dilakukan lebih cepat apabila timbul komplikasi, seperti nyeri bertambah setelah injeksi, hematoma yang meluas dalam 24 jam setelah injeksi, pustul atau lepuh yang timbul dalam 3 hari setelah injeksi.

Komplikasi yang ditakutkan pada facial fillers adalah oklusi vaskular, seperti oklusi vaskular retina yang berisiko kebutaan, serta nekrosis jaringan. Maka dari itu, bila pasien mengalami gangguan penglihatan atau peningkatan rasa sakit setelah perawatan harus segera kontrol kembali, walaupun belum melewati jadwal kontrol.[1,7,8]

Referensi

1. Akinbiyi T, Othman S, Familusi O, Calvert C, Card EB, Percec I. Better Results in Facial Rejuvenation with Fillers. Plast Reconstr Surg Glob Open. 2020 Oct 15;8(10):e2763. doi: 10.1097/GOX.0000000000002763. PMID: 33173655; PMCID: PMC7647625.
5. Carpintero, et al. Dermal Fillers: Types, Indications, and Complications. Actas Dermosiiliogr. 2010;101(5):381–393
8. Sito, et al. Vascular Complications after Facial filler Injection: A literature review and Meta Analysis. J Clin Aesthet Dermatol. 2019;12(6):E65–E72
9. Ruiz, et al. Methodology for teaching facial fillin with hyaluronic acid. European Review for Medical and Pharmacological Sciences. 2014
10. Farollch Prats, L, Mirada Donisa, E, Villanueva, C. “WAY”: A practical means to identify and treat the aging process. J Cosmet Dermatol. 2021; 20: 1837– 1845.
11. Keramidas, et al. A Safe and Effective Lip Augmentation Method: The Step-by-Step Φ (Phi) Technique. PRS Global Open 2021
12. Winkler AA. Injection Facial Fillers. Medscape, Aug 13, 2020. https://emedicine.medscape.com/article/1574158-overview#a5

Kontraindikasi Facial Fillers
Komplikasi Facial Fillers

Artikel Terkait

  • Asam Hialuronat sebagai Dermal Filler untuk Mengatasi Kerutan
    Asam Hialuronat sebagai Dermal Filler untuk Mengatasi Kerutan
  • Meminimalkan Risiko Komplikasi Akibat Injeksi Dermal Filler
    Meminimalkan Risiko Komplikasi Akibat Injeksi Dermal Filler
  • E-Course Filler Injection
    E-Course Filler Injection
Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas kemarin, 19:30
Seftriaxon 250 mg Injeksi IM harus di larutkan Nacl 0.9% atau Aquabides berapa ml ya dok ?
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Maaf dok, izin bertanya bila ada pasien gonore. Lalu mau diberikan Injeksk Ceftriaxon.  Seftriaxon 250 mg Injeksi IM harus di larutkan Nacl 0.9% atau...
Anonymous
Dibalas 7 jam yang lalu
Salbutamol dan metilprednisolon tablet
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, izin bertanya ada pasien bumil minum salbutamol hanya 3 tablet berturut-turut dan metilprednisolon 4mg 1 tablet saat asthmanya kambuh. Pasien UK...
Anonymous
Dibalas 09 Mei 2025, 16:20
Pemberian cotrimoksazol pada pasien Hiv-TB
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dok, izin diskusi. Saya ada pasien tb dan juga terdiagnosis hiv. Hiv (+) lewat RDT saja tanpa cek cd4. Sudah di berikan arv dan cotrimoksazol 1x960mg....

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.