Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Indikasi Induksi Persalinan general_alomedika 2023-11-13T10:31:42+07:00 2023-11-13T10:31:42+07:00
Induksi Persalinan
  • Pendahuluan
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Komplikasi
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Indikasi Induksi Persalinan

Oleh :
dr. Utari Nur Alifah
Share To Social Media:

Indikasi induksi persalinan dapat dibagi menjadi indikasi fetal dan indikasi maternal. Beberapa kondisi yang sering menjadi indikasi induksi persalinan adalah kehamilan postterm, ketuban pecah dini, dan preeklampsia. Faktor lain seperti usia kehamilan, preferensi pasien dan preferensi tenaga kesehatan juga dipertimbangkan dalam membuat keputusan untuk dilakukan tindakan induksi persalinan.[1,2]

Indikasi Maternal

Indikasi maternal untuk induksi persalinan antara lain adanya ketuban pecah dini, kehamilan postterm, diabetes gestasional, kolestasis intrahepatik pada kehamilan, dan vaginal birth after caesarean delivery (VBAC).[3,4]

Kehamilan Postterm

Kehamilan postterm merupakan indikasi untuk melakukan induksi persalinan. Kehamilan yang berlanjut telah dikaitkan dengan peningkatan risiko, baik untuk janin maupun ibu. Risiko untuk janin meliputi peningkatan kebutuhan perawatan intensif neonatal, makrosomia, distosia bahu, keterlambatan pertumbuhan janin, kematian janin, dan mortalitas neonatal yang lebih tinggi. Risiko maternal mencakup robekan perineum, infeksi, perdarahan postpartum, dan peningkatan angka persalinan dengan operasi caesar.

Oleh karena itu, organisasi seperti  Society of Obstetricians and Gynaecologists of Canada (SOGC) dan National Institute for Health and Care Excellence (NICE) merekomendasikan induksi persalinan antara 41+0 hingga 42+0 minggu kehamilan, sementara American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) menyarankan induksi setelah 42+0 hingga 42+6 minggu kehamilan walaupun induksi antara 41+0 dan 42+0 minggu kehamilan juga dapat dipertimbangkan.

WHO juga menyarankan induksi persalinan untuk kehamilan tanpa komplikasi yang telah mencapai 41 minggu kehamilan, dengan penentuan usia kehamilan yang akurat dilakukan menggunakan ultrasonografi. Penerapan pemeriksaan ultrasonografi rutin sebelum 24 minggu kehamilan membantu dalam penentuan usia kehamilan yang tepat dan memudahkan kepatuhan terhadap rekomendasi ini.[14]

Peningkatan Usia Kehamilan

Indikasi induksi persalinan lainnya adalah untuk wanita nullipara dengan risiko rendah pada usia kehamilan 39 minggu. Bukti ilmiah yang tersedia menunjukkan bahwa melakukan induksi persalinan pada usia kehamilan ini tidak mengurangi frekuensi luaran perinatal yang buruk secara signifikan, namun mengurangi frekuensi persalinan dengan operasi caesar.

Terdapat meta analisis yang menunjukkan bahwa induksi persalinan pada usia kehamilan 39 minggu berhubungan dengan frekuensi persalinan dengan operasi caesar yang lebih rendah, infeksi peripartum yang lebih rendah, serta angka morbiditas pernapasan dan masuk ruang perawatan intensif neonatal yang lebih rendah.[14]

Ketuban Pecah Dini

ACOG dan NICE merekomendasikan induksi persalinan pada usia kehamilan 34 minggu dalam kasus ketuban pecah dini prematur, sementara SOGC merekomendasikan induksi pada usia kehamilan 32 minggu jika kematangan paru janin dapat didokumentasikan.

Selain itu, ACOG, SOGC, dan WHO merekomendasikan induksi persalinan dalam kasus ketuban pecah dini pada kehamilan aterm. NICE menyatakan bahwa semua wanita dengan ketuban pecah dini pada kehamilan aterm harus diberi pilihan untuk induksi atau menunggu.

Tinjauan Cochrane tahun 2017 melibatkan 23 uji coba untuk mengevaluasi efek dari kelahiran dini yang direncanakan (intervensi segera atau dalam waktu 24 jam) dibandingkan dengan manajemen menunggu (tanpa intervensi yang direncanakan dalam waktu 24 jam) untuk wanita dengan ketuban pecah dini pada kehamilan aterm. Wanita yang menjalani kelahiran dini yang direncanakan memiliki risiko yang lebih rendah terhadap morbiditas infeksi maternal, seperti korioamnionitis atau endometritis, dibandingkan dengan wanita yang menjalani manajemen menunggu.[14]

Vaginal Birth After Cesarean Delivery (VBAC)

ACOG, SOGC, dan NICE menganggap induksi persalinan tetap menjadi salah satu opsi dalam kasus pasien yang ingin mencoba persalinan pervaginam setelah riwayat operasi caesar, sementara WHO tidak memberikan rekomendasi khusus.

Dalam kasus seperti ini, ACOG dan WHO menyarankan untuk tidak menggunakan misoprostol, sementara SOGC menyatakan tidak boleh menggunakan prostaglandin apapun. Di sisi lain, NICE menyatakan bahwa prostaglandin vaginal dapat diberikan dengan mempertimbangkan keadaan dan keinginan pasien.

Tinjauan Cochrane menyimpulkan bahwa bukti dari uji coba terkontrol acak mengenai metode induksi untuk wanita dengan riwayat persalinan dengan operasi caesar sebelumnya masih kurang memadai, dan studi yang ada memiliki daya statistik yang kurang untuk mendeteksi perbedaan klinis yang signifikan untuk banyak luaran.

Mengenai oxytocin, baik ACOG maupun SOGC menyatakan bahwa penggunaannya tidak menjadi kontraindikasi dan dapat digunakan untuk induksi persalinan VBAC.[14]

Diabetes pada Kehamilan

Induksi persalinan pada kasus diabetes dalam kehamilan bergantung pada jenis diabetes dan tingkat kontrol glikemik. Untuk diabetes gestasional yang dapat dikendalikan dengan diet dan olahraga, induksi sebaiknya tidak dilakukan sebelum usia kehamilan 39 minggu menurut panduan dari ACOG. Namun, jika diabetes gestasional memerlukan obat untuk pengendalian, SOGC merekomendasikan induksi antara usia kehamilan 39 minggu 0 hari hingga 39 minggu 6 hari.

Pada kasus diabetes pregestasional, SOGC merekomendasikan induksi persalinan antara usia kehamilan 38 hingga 40 minggu, tergantung pada kontrol glikemik dan faktor komorbiditas lainnya. NICE merekomendasikan induksi persalinan antara usia kehamilan 37 hingga 39 minggu untuk wanita dengan diabetes tipe 1 atau diabetes tipe 2.

Untuk kasus diabetes gestasional atau pregestasional, WHO tidak memberikan rekomendasi khusus, tetapi menyatakan bahwa jika diabetes gestasional adalah satu-satunya kelainan, induksi persalinan sebelum usia kehamilan 41 minggu tidak disarankan.[14]

Kolestasis Intrahepatik pada Kehamilan

Kadar konsentrasi asam empedu selama kehamilan telah dikaitkan dengan kejadian kematian janin dan komplikasi neonatal, tetapi nilai ambang batas bervariasi antara > 40 µmol/L hingga > 100 µmol/L dalam berbagai penelitian. Berdasarkan beberapa bukti yang tersedia, induksi persalinan dapat direkomendasikan antara minggu 34+0 hingga minggu 36+6 kehamilan jika konsentrasi asam empedu > 100 µmol/L.[13]

Indikasi Fetal

Indikasi fetus antara lain adanya intrauterine growth restriction, risiko kematian janin pada kehamilan postterm, dan kondisi lain yang berkaitan dengan kesejahteraan janin.[3,4]

Gestasi Multipel

Menurut panduan dari SOGC, induksi persalinan direkomendasikan hanya pada kehamilan kembar tanpa komplikasi yang mencapai 38 minggu atau lebih. Sementara itu, organisasi lain tidak memberikan rekomendasi khusus mengenai hal ini.

Sebuah tinjauan Cochrane yang relevan memasukkan 2 uji coba terkontrol acak yang membandingkan hasil maternal dan neonatal pada kehamilan kembar yang menjalani persalinan elektif mulai dari 37 minggu kehamilan dibandingkan dengan manajemen menunggu. Tidak ditemukan perbedaan signifikan dalam luaran persalinan dan komplikasi, baik untuk ibu maupun bayi, antara kelompok yang menjalani induksi dan manajemen menunggu pada kehamilan kembar.[14]

Kematian Janin

Kebanyakan panduan medis merekomendasikan induksi persalinan dalam kasus kematian janin. Meski begitu, NICE menyatakan bahwa wanita juga dapat diberikan pilihan manajemen menunggu.

Mengenai metode farmakologis optimal untuk induksi persalinan dalam kasus kematian janin, ACOG merekomendasikan protokol obstetrik biasa, sedangkan NICE merekomendasikan mifepristone oral diikuti dengan prostaglandin E2 vaginal atau misoprostol vaginal. WHO merekomendasikan misoprostol oral atau vaginal.[14]

 

Penulisan pertama oleh: dr. Rachmah Trijayanti

Referensi

1. Gill P, Lende MN, Van Hook JW. Induction of Labor. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459264/
2. Vrees RA. Induction of Labor. Medscape. 2023. https://emedicine.medscape.com/article/2500091-overview
3. Marconi AM. Recent advances in the induction of labor. F1000Res. 2019 Oct 30;8:F1000 Faculty Rev-1829. doi: 10.12688/f1000research.17587.1. PMID: 31723412; PMCID: PMC6823899.
4. Rattanakanokchai S, Gallos ID, Kietpeerakool C, Eamudomkarn N, Alfirevic Z, Oladapo OT, Chou D, Mol BWJ, Li W, Lumbiganon P, Coomarasamy A, Price MJ. Methods of induction of labour: a network meta‐analysis . Cochrane Database Syst Rev. 2023 Jan 3;2023(1):CD015234. doi: 10.1002/14651858.CD015234. PMCID: PMC9808699.
13. Kehl S, Hösli I, Pecks U, Reif P, Schild RL, Schmidt M, Schmitz D, Schwarz C, Surbek D, Abou-Dakn M. Induction of Labour. Guideline of the DGGG, OEGGG and SGGG (S2k, AWMF Registry No. 015-088, December 2020). Geburtshilfe Frauenheilkd. 2021 Aug;81(8):870-895. doi: 10.1055/a-1519-7713. Epub 2021 Aug 9. PMID: 34393254; PMCID: PMC8354342.
14. Tsakiridis I, Mamopoulos A, Athanasiadis A, Dagklis T. Induction of Labor. Obstetrical & Gynecological Survey, 2020. 75(1), 61–72. doi:10.1097/OGX.0000000000000752

Pendahuluan Induksi Persalinan
Kontraindikasi Induksi Persalinan

Artikel Terkait

  • Induksi Persalinan dengan Kateter Foley
    Induksi Persalinan dengan Kateter Foley
  • Profilaksis Aspirin Dosis Rendah untuk Wanita Hamil yang Berisiko Mengalami Preeklampsia
    Profilaksis Aspirin Dosis Rendah untuk Wanita Hamil yang Berisiko Mengalami Preeklampsia
  • Induksi Persalinan pada Kehamilan Postterm Sebaiknya Dilakukan sebelum Usia Gestasi 42 Minggu
    Induksi Persalinan pada Kehamilan Postterm Sebaiknya Dilakukan sebelum Usia Gestasi 42 Minggu
  • Pemilihan Obat Antihipertensi pada Kehamilan
    Pemilihan Obat Antihipertensi pada Kehamilan
  • Diagnosis dan Penanganan Hipertensi Post-Partum
    Diagnosis dan Penanganan Hipertensi Post-Partum

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 19 Desember 2024, 15:31
Tatalaksana pasien Post SC dengan PEB di Puskesmas
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Selamat malam dok izin bertanya, kemarin saya ada pasien di puskesmas post SC hari ke-7 dengan PEB, saat pasien pulang dari RS, dari dokter Sp.OG diberikan...
Anonymous
Dibalas 08 Oktober 2024, 23:02
Tindakan lanjut terapi ibu hamil G1P0 28-29 minggu dengan ketuban pecah dini
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Ibu hamil usia 29 thnG1p0 29 - 30 mingguKeluhan awal rembes dari kemaluan sudah 5 hari. Demam - , mual muntah - .Sebelum rembes pasien mengaku ada putihan....
Anonymous
Dibalas 21 September 2024, 21:18
Proteinuri +2 dan edema tungkai hingga perut pada ibu hamil tanpa tensi yang tinggi
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Selamat soreIjin menanykanBila ada pasien hamil 39-40 mgg inpartu dengan proteinuri +2 dengan edema tungkai hingga perut (pitting edema). Tetapi tidak ada...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.