Pendahuluan Partograf
Partograf adalah suatu presentasi grafis, yang berisi informasi terkait kondisi janin dan ibu selama persalinan berlangsung. Partograf terdiri dari bagian informasi ibu, informasi janin, dan proses kemajuan persalinan.[1-5]
Penggunaan partograf sudah dianjurkan dan digunakan secara universal oleh WHO, karena dinilai sangat bermanfaat untuk menentukan diagnosis dan tindakan sesuai dengan kondisi persalinan yang sedang berlangsung. Penggunaan partograf dapat mengurangi angka kematian maternal dan neonatal, di mana partograf dinilai sebagai alat penunjang yang terjangkau dan dapat digunakan untuk memantau persalinan dengan memberikan hasil yang efektif.[1-5]
Partograf disarankan untuk meningkatkan keberhasilan persalinan normal, terutama di negara berpenghasilan rendah dan menengah dengan angka kematian ibu dan bayi baru lahir relatif tinggi. Partograf tidak disarankan pada kondisi di mana tenaga medis tidak dapat menilai dilatasi serviks, dan pada pasien yang kontraindikasi menjalani persalinan pervaginam.[6,7]
Dalam penggunaan partograf, kendala yang sering ditemukan adalah sumber daya manusia yang kurang dan pelatihan yang belum memadai untuk menggunakan partograf.[6,7]
Perubahan Antara Modified WHO Partograph dan Labor Care Guideline
Beberapa perbedaan antara modified WHO partograph yang lama dengan labor care guideline (LCG) adalah permulaan fase aktif dilatasi serviks, terdapat second stage, terdapat pencatatan supportive care, tidak mencatat kekuatan kontraksi uterus, dan ada pencatatan kondisi tidak normal lainnya.[8]
Permulaan Fase Aktif Dilatasi Serviks
Permulaan fase aktif dilatasi serviks dari 4 cm menjadi 5 cm. Hal ini dilakukan untuk mengurangi intervensi yang tidak diperlukan akibat penentuan fase aktif persalinan yang terlalu dini. Studi menunjukkan bahwa percepatan pelebaran serviks pada wanita normal adalah 1 cm/jam setelah pembukaan 5 cm.[8]
Terdapat Second Stage
Pada LCG, terdapat second stage untuk memonitor kala dua ibu melahirkan. LCG menyatakan bahwa kala dua juga sangat penting bagi ibu dan bayi, karena peningkatan aktivitas uterus dan peningkatan usaha ibu saat mengeluarkan bayi.[8]
Terdapat Pencatatan Supportive Care
Pencatatan supportive care pada LCG terdiri dari pemberian pereda nyeri, cairan oral yang masuk, serta postur dan mobilitas dari ibu.[8]
Tidak Mencatat Kekuatan Kontraksi Uterus
LCG hanya mencatat durasi dan frekuensi kontraksi uterus. Pada LCG, kekuatan kontraksi uterus tidak dicatat, karena pengukurannya sangat sulit dan tidak memiliki parameter yang pasti.[8]
Terdapat Pencatatan Ketidaknormalan Lainnya
LCG juga mencatat segala bentuk penyimpangan pada saat persalinan, yang penting untuk didokumentasikan demi pemantauan persalinan. Selain itu, dicatat juga tanggapan yang diberikan oleh perawat.[8]
Penulisan pertama oleh: dr. Agnes Tjakrapawira