Teknik Partograf
Teknik partograf yang digunakan sekarang merujuk pada labor care guideline (LCG) dari WHO, yang merupakan pengembangan dari partograf lama atau modified WHO partograph. LCG terdiri dari tujuh bagian, yaitu informasi saat penerimaan pasien, supportive care, kondisi janin saat persalinan, kondisi ibu selama persalinan, proses persalinan, pengobatan, dan perencanaan (decision-making).[8,12]
LCG masih memiliki grafis kemajuan persalinan yang sama dengan modified WHO partograph sebelumnya, di mana terdapat grafis kemajuan dilatasi serviks dan presentasi janin terhadap waktu. Pada grafis, dicatat juga parameter penting secara reguler, untuk menilai kesehatan ibu dan janin selama persalinan normal/pervaginam.[8,12]
Persiapan Pasien
Pasien dijelaskan terlebih dahulu mengenai pencatatan yang akan dilakukan dan data-data apa saja yang akan diambil untuk dicatat. Penjelasan ini termasuk dalam informed consent.
Peralatan
Dalam pencatatan partograf dibutuhkan lembaran partograf dan alat tulis.
Gambar 1. WHO Labour Care Guide[13]
Posisi Pasien
Pasien dalam posisi litotomi untuk menilai dilatasi serviks. Sementara, pada saat pengambilan data-data lain yang diperlukan untuk pencatatan partograf, pasien dalam posisi berbaring.
Prosedural
Berikut adalah rincian bagian-bagian yang perlu diisi pada partograf terbaru atau LCG:
- Informasi persalinan awal
- Supportive care
- Informasi janin/bayi
- Informasi ibu
- Proses persalinan
- Pengobatan
- Perencanaan atau shared decision making[8]
Bagian 1: Informasi Persalinan Awal
Bagian ini berisikan informasi ibu secara terperinci, yaitu nama, usia, usia kehamilan, hasil pemeriksaan laboratorium, dan tinggi fundus. Nama ibu diisi menggunakan nama lengkap sesuai pada rekam medis. Informasi lain terdiri dari:
- Jumlah paritas ibu: gunakan kode P untuk mencatat jumlah paritas ibu
- Onset persalinan: diisi dengan spontan atau
- Tanggal dan waktu terjadinya ruptur membran (pecah ketuban)
- Status kesehatan serta faktor risiko yang dimiliki, seperti kronik hipertensi, preeklampsia, kehamilan tua, dan kelahiran preterm[8,12,13]
Sesaat setelah ibu dibawa untuk mendapatkan perawatan dan sudah memasuki masa aktif, tenaga kesehatan harus langsung melanjutkan pencatatan pada bagian ke-2 hingga ke-7.[8,12,13]
Bagian 2: Supportive Care
Bagian ini berisikan dokumentasi untuk kepentingan kualitas perawatan dan kenyamanan pasien, yaitu:
- Pendamping pasien
- Pemberian obat farmakologis, seperti anestesi epidural atau golongan opioid (fentanyl, diamorphine, dan pethidine)
- Pemberian tindakan nonfarmakologis, misalnya teknik relaksasi otot dan pola pernapasan untuk mengurangi nyeri, cairan oral yang masuk, serta postur tubuh supine atau mobile untuk mendorong mobilitas dan pemilihan posisi saat melahirkan[12,13]
Pernyataan di atas diisi dengan Y (yes), N (no), atau D (decline). Pasien seharusnya mendapatkan pendamping sesuai dengan yg diharapkan, intake cairan yang cukup dan makan makanan yang ringan, dan mendukung pasien untuk mobile pada saat menunggu proses persalinan.[12,13]
Bagian 3: Informasi Janin/Bayi
Bagian ini berisi informasi terperinci terkait kondisi janin/bayi, yaitu:
- Perlambatan denyut jantung bayi atau fetal heart rate deceleration (FHR), yang diisi dengan N (no), E (early), L (late), atau V (variable). Pencatatan FHR diulang setiap 30 menit jika masih dalam batasan normal
- Kondisi cairan amnion, yang diisi dengan I (intact), C (ruptured clear fluids), M (meconium), atau B (blood-stained fluid). Bila normal maka cairan amnion dipantau kembali 4 jam setelahnya
- Presentasi bayi, yang diisi dengan A (any occiput anterior position), P (any occiput posterior position), atau T (any occiput transverse position). Jika presentasi A maka dipantau kembali 4 jam setelahnya
- Bentuk kepala bayi dan kondisi caput succedaneum, yang dapat membantu tenaga kesehatan untuk menilai apakah ada kemungkinan obstruksi persalinan, seperti caput +++ atau moulding +++[8,12,13]
Jika hasil pemeriksaan menunjukkan tidak normal, segera dilaporkan ke spesialis karena membutuhkan tata laksana segera.
Bagian 4: Informasi Ibu
Bagian ini berisikan informasi kondisi ibu pada saat persalinan, yaitu nadi, tekanan darah, dan suhu yang diukur setiap 4 jam bila dalam batas normal. Selain itu, dicatat juga urine output dari ibu.
Bagian 5: Proses Persalinan
Bagian ini mencatat kondisi kontraksi uterus, dilatasi serviks, dan posisi janin. Keempat parameter ini membantu tenaga kesehatan untuk menilai apakah proses persalinan berjalan dengan normal.[8,12]
Tabel 1. Pemantauan Proses Persalinan
Pemantauan | Normal | Pantau Ulang Setiap | Rujuk Jika |
Frekuensi kontraksi uterus | 3‒5 kali per 10 menit | ● 30 menit pada kala 1 ● 15 menit pada kala 2 | <3 kali per 10 menit |
Durasi kontraksi uterus | 20‒60 detik | ● 30 menit pada kala 1 ● 15 menit pada kala 2 | <20 detik |
Dilatasi serviks* | 1 cm/jam setelah pembukaan 5 cm | 4 jam | ● tetap 5 cm selama >6 jam ● tetap 6 cm selama >5 jam ● tetap 7 cm selama >3 jam ● tetap 8 cm selama >2,5 jam ● tetap 9 cm selama >2 jam |
Penurunan posisi janin* | Penting pada kala 2, untuk menilai efektivitas kontraksi dan dorongan ibu, serta posisi dan kondisi janin | 4 jam | |
* Pemeriksaan dalam untuk menentukan dilatasi serviks dan penurunan posisi janin dapat dilakukan lagi <4 jam hanya untuk mengumpulkan informasi demi keputusan saat persalinan. |
Sumber: dr. Alicia, 2023[8,12]
Bagian 6: Pengobatan
Bagian ini mencatat pemberian obat-obatan selama persalinan, baik saat kala 1 maupun kala 2. Obat dicatat nama, dosis, dan waktu pemberian, misalnya oxytocin 0,5-1 mU/menit, diulang 1 jam.
Jika ibu dipasang infus, dicatat nama dan dosis cairan yang digunakan. Pemberian cairan infus tidak disarankan untuk ibu berisiko persalinan rendah, karena lebih dianjurkan untuk minum cairan peroral. Pemasangan infus hanya jika ada indikasi sesuai kondisi pasien. Pencatatan bertujuan untuk memastikan kelangsungan perawatan dengan meminimalisasi kesalahan.[8,12,13]
Bagian 7: Perencanaan atau Shared Decision Making
Bagian ini memberikan penilaian dan perencanaan yang telah disepakati dan disetujui oleh pasien, yang nanti akan dicatat secara konsisten. Bagian ini difokuskan untuk memfasilitasi komunikasi yang kontinu antara pasien, pendamping pasien, dan juga tenaga kesehatan untuk memastikan pasien mendapatkan perawatan yang maksimal.[12,13]
Ketentuan dalam mengisi bagian ini adalah:
- Tuliskan tindakan yang akan dilakukan, contohnya lanjutkan monitoring, berikan oxytocin untuk induksi persalinan, amniotomi, bantuan forceps atau vacuum, dan/atau rencana operasi sectio caesarea[8,12,13]
- Gunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami, di mana komunikasi yang efektif juga meliputi penjelasan mengenai prosedur yang akan dilalui dan penemuan pemeriksaan fisik yang harus diinformasikan kepada pasien dan pendamping[8,12,13]
Bagian ini tidak hanya membuat LCG sebagai dokumentasi persalinan, tetapi juga sebagai alat monitoring dan respons.[8,12,13]
Follow Up
Interval waktu yang tepat dalam pencatatan partograf adalah setiap ½ jam, untuk memantau denyut jantung janin, kontraksi rahim, dan denyut nadi ibu. Selain itu, interval 2 jam untuk memantau suhu dan pengeluaran urin ibu, serta interval 4 jam untuk memantau kondisi cairan amnion, posisi kepala bayi, dilatasi serviks, penurunan posisi kepala bayi, dan tekanan darah ibu.[2]
Literatur mengatakan bawa partograf dikatakan sudah lengkap atau selesai apabila dilatasi serviks sudah mencapai 8 cm atau sudah dekat dengan dilatasi penuh. Hal ini karena penggunaan partograf pada tahap tersebut sudah tidak memengaruhi pengambilan keputusan klinis.[2]
Penulisan pertama oleh: dr. Agnes Tjakrapawira