Pendahuluan Kultur Sputum
Pemeriksaan kultur sputum atau kultur dahak digunakan untuk mengidentifikasi bakteri atau jamur penyebab infeksi saluran pernapasan atau paru, seperti pada kasus tuberkulosis paru, pneumonia, bronkitis, dan bronkiektasis. Kultur sputum juga digunakan untuk menilai progresi perburukan kondisi kronik penyakit paru seperti fibrosis kistik dan penyakit paru obstruktif kronik, serta melakukan tes kepekaan antimikroba dan memonitor efektivitas terapi.[1-3]
Pemeriksaan kultur sputum pada prinsipnya dilakukan dengan menambahkan sampel sputum ke media kultur kemudian diinkubasi untuk mengidentifikasi organisme patogen yang tumbuh. Sampel sputum yang memenuhi syarat diperlukan demi keberhasilan pemeriksaan dan hasil yang valid.
Sampel sputum dapat diambil dengan teknik batuk spontan, induksi sputum, atau dengan bantuan bronkoskopi. Pengumpulan sputum, pengiriman sampel, penyimpanan sampel, pemeriksaan diagnostik, dan pelaporan hasil harus dilakukan sesuai pedoman standar.[1,4]
Komplikasi pemeriksaan kultur sputum sangat jarang terjadi dan lebih terkait pada pengambilan sampel sputum dengan bronkoskopi. Komplikasi bronkoskopi hanya terjadi pada <1% kasus, antara lain perdarahan, depresi napas, aritmia jantung, dan pneumothorax.[5,6]