Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Teknik Intravenous Pyelography general_alomedika 2024-06-11T15:15:03+07:00 2024-06-11T15:15:03+07:00
Intravenous Pyelography
  • Pendahuluan
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Komplikasi
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Teknik Intravenous Pyelography

Oleh :
dr. Putri Anindita
Share To Social Media:

Teknik intravenous pyelography (IVP) atau intravenous urography (IVU) dimulai dari pengambilan foto KUB (kidney-ureter-bladder) awal, pemberian kontras melalui jalur intravena, diikuti oleh foto nefrogram, foto KUB, foto pyelogram, foto ureter-bladder setelah kompresi, dan foto vesika urinaria. Pasien yang akan menjalani IVP harus puasa terlebih dahulu dan dilakukan pemeriksaan serum kreatinin.[1,6,7]

Persiapan Pasien

Sebelum pemeriksaan dilakukan, perlu diidentifikasi riwayat alergi pasien, riwayat penyakit, dan riwayat penggunaan obat. Pastikan kadar kreatinin serum pasien berada dalam batas nilai rujukan dan pastikan bahwa pasien perempuan sedang tidak hamil karena kehamilan merupakan kontraindikasi. Nilai kreatinin serum >2 mg/dL merupakan kontraindikasi pemeriksaan IVP.

Pasien diminta berpuasa makanan minimal 5 jam menjelang pemeriksaan dan mengosongkan kandung kemih sebelum tindakan. Beberapa sumber menyarankan penggunaan pencahar sebelum IVP. Akan tetapi, bukti menunjukkan bahwa penggunaan obat pencahar rutin sebelum IVP tidak meningkatkan kualitas diagnostik.

Pasien juga perlu diminta untuk melepaskan perhiasan dan barang-barang yang terbuat dari logam. Jelaskan juga tahapan prosedur yang akan dijalani oleh pasien, kemudian minta pasien menandatangani informed consent.[1-3,7]

Peralatan

Peralatan yang perlu dipersiapkan untuk pemeriksaan intravenous pyelography (IVP) adalah:

  • Kontras berupa low osmolar contrast material (LOCM) 300–370 mg/mL dengan dosis 50–100 ml untuk pasien dewasa dan 1 ml/kgBB untuk pasien anak-anak
  • Meja pemeriksaan radiologi
  • Tabung X-ray

  • Monitor
  • Fluoroskop
  • Infus set, kateter intravena, cairan salin normal, dan spuit
  • Obat-obatan emergensi[1,3]

Posisi Pasien

Pemeriksaan intravenous pyelography dilakukan pada pasien dengan posisi berbaring supinasi di atas meja pemeriksaan.[1,3]

Prosedural

Prosedur IVP diawali dengan pengambilan foto X-ray pilot untuk menilai kondisi saluran kemih sebelum tindakan. Setelah itu, bahan kontras diinjeksikan secara intravena dan serangkaian foto serial akan diambil.

Foto Radiografi Pilot

Ambil foto radiografi awal yaitu foto kidney-ureter-bladder (KUB) sebelum kontras diinjeksi. Foto anteroposterior (AP) dilakukan dalam posisi pasien berbaring supinasi. Tepi bawah kaset terletak setinggi simfisis pubis dan pusat sinar X-ray diposisikan di bagian tengah tubuh setinggi krista iliaka.

Foto ini diambil dengan tujuan mengidentifikasi batu saluran kemih yang mungkin tidak terlihat ketika kontras sudah dimasukkan. Jika terdapat kalsifikasi, foto oblik tambahan dapat membantu memastikan posisi dan sumber kalsifikasi. Foto oblik juga bermanfaat bagi pasien nyeri pinggang ketika pada gambaran KUB tidak tampak batu.[1,3,7,10]

Injeksi Kontras dan Foto Nefrogram

Masukkan kontras intravena secara bolus dan lakukan foto nefrogram AP 1–3 menit pascainjeksi. Tindakan ini bertujuan untuk menampilkan gambaran opak parenkim ginjal dengan densitas tertinggi. Foto oblik tambahan boleh dilakukan bila perlu.[1,3,10]

Foto Kidney-Ureter-Bladder (KUB)

Lakukan foto KUB dengan posisi AP 5 menit pascainjeksi kontras. Foto ini dapat mengevaluasi ada tidaknya obstruksi sebelum kompresi. Setelah itu, pita kompresi digunakan di sekitar spina iliaca anterior superior (SIAS) kiri dan kanan. Kompresi dilakukan di ureter untuk menghasilkan distensi pelviokaliks.

Kontraindikasi kompresi adalah riwayat pembedahan abdomen (baru-baru ini), riwayat trauma saluran kemih, nyeri perut berat, massa abdomen berukuran besar seperti aneurisma aorta, riwayat transplantasi ginjal, ada diversi urine, dan foto 5 menit telah menunjukkan pelvis yang distensi akibat obstruksi.[1,3,10]

Foto Pyelogram

Lakukan foto pyelogram (opasifikasi sistem pelviokaliks) 10 menit setelah injeksi kontras dengan posisi AP. Foto ini akan menunjukkan distensi yang adekuat pada sistem pelviokaliks.

Kompresi kemudian boleh dilepaskan. Apabila distensi pelviokaliks tidak adekuat, periksa posisi kompresi, posisikan ulang pita kompresi, dan berikan kontras tambahan 50 ml. Foto diulang kembali 5 menit setelah tambahan kontras diberikan.[1,3,7,9,10]

Foto Tambahan Lain

Pada 15 menit pascainjeksi kontras, lakukan foto dengan posisi AP. Pada foto ini dapat terlihat ureter dan early bladder filling. Foto ini dapat ditunjang dengan fluoroskopi untuk memastikan bahwa seluruh permukaan lumen ureter telah terfoto. Foto KUB oblik dapat menjadi alternatif apabila fluoroskopi tidak tersedia. Jika foto ini sudah adekuat, minta pasien untuk berkemih.[1,3,7,9,10]

Foto 15 menit umumnya sudah adekuat untuk evaluasi. Akan tetapi, jika distensi vesika urinaria tidak adekuat, foto dapat diambil kembali. Dalam waktu 15–30 menit umumnya vesika urinaria sudah terisi secara penuh.

Vesika urinaria yang terdistensi progresif akan menunjukkan tampilan kontras berbentuk bulat dengan tepi yang reguler, serta ketebalan dinding vesika urinaria yang tidak begitu jelas.[1,10]

Foto Setelah Berkemih

Foto setelah berkemih dilakukan dengan posisi AP. Foto ini paling bermanfaat untuk mengevaluasi volume residual dan menilai pengosongan vesika urinaria.[1,10]

Evaluasi Hasil Pemeriksaan

Setelah prosedur selesai, evaluasi kedua ginjal, kedua ureter, dan kandung kemih.

Evaluasi Kedua Ginjal:

Ukuran ginjal normal rata-rata adalah 9–13 cm. Posisi batas atas ginjal kanan biasanya terletak setinggi costae 12 dan ginjal kiri sedikit lebih tinggi dibandingkan ginjal kanan. Aksis vertikal ginjal paralel dengan sepertiga atas otot psoas mayor. Double contour umumnya dapat terlihat pada kasus neoplasma yang sedang berkembang.[1,10]

Ketebalan parenkim ginjal normal pada regio polar adalah 3–3,5 cm dan pada regio interpolar adalah 2–2,5 cm. Akumulasi kontras berlebihan pada parenkim mungkin merupakan tanda respons inflamasi. Tampilan kaliks abnormal dapat ditemukan pada keadaan pascainflamasi dan scarring akibat batu saluran kemih.

Tepi forniks yang menumpul dapat terjadi akibat obstruksi saluran kemih yang masih awal dan ringan. Sementara itu, hilangnya impresi papila dan clubbing kaliks dapat ditemukan pada obstruksi kronik. Terbentuknya phantom calyx, yaitu filling defect pada sistem kolektif, umumnya terjadi pada neoplasma.[1,10]

Evaluasi Kedua Ureter:

Penyempitan lumen ureter dapat terjadi akibat etiologi intraureter atau ekstraureter. Evaluasi dilakukan dengan membandingkan simetrisitas kedua ureter. Selain itu, dokter juga perlu melihat ada tidaknya penonjolan kontras yang menandakan divertikulum ureter.[1,10]

Ureter dianggap mengalami dilatasi bila berukuran >8 mm. Obstruksi ureter akut umumnya hanya menimbulkan dilatasi minimal. Dilatasi yang lebih besar biasanya disebabkan oleh kondisi kronik. Dilatasi nonobstruktif dapat terjadi akibat aliran urine yang besar (diuresis, diabetes insipidus), refluks, atau proses inflamasi.

Jika jarak antar ureter <5 cm, kondisi disebut sebagai deviasi medial. Sementara itu, ureter yang terletak >1 cm dari ujung processus transversus vertebrae disebut sebagai deviasi lateral.[1,10]

Evaluasi Vesika Urinaria:

Vesika urinaria dapat mengalami distensi fisiologis berupa tampilan kontras berbentuk bulat dengan tepi reguler. Akan tetapi, penebalan dinding dan iregularitas lumen yang disertai defek pada dasar vesika urinaria merupakan tanda khas yang ditemukan pada bladder outlet obstruction akibat kelainan prostat.

Penonjolan material kontras menunjukkan adanya divertikulum. Kelainan kontur juga dapat terlihat akibat pembentukan divertikulum. Sementara itu, adanya filling defect dapat menunjukkan neoplasma. Gambaran thimble bladder adalah vesika urinaria yang tampak berukuran kecil dan kaku akibat fibrosis ekstensif. Gambaran ini ditemukan pada tuberkulosis saluran kemih.[1,10,11]

Follow Up

Setelah pemeriksaan IVP selesai, pasien dipantau kembali dalam 24 jam. Pada pemantauan, pastikan pasien tidak mengalami tanda komplikasi seperti kulit mengelupas, melepuh, tanda selulitis, atau tromboflebitis.[7]

 

 

Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli

Referensi

1. Mehta SR, Annamaraju P. Intravenous Pyelogram. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK559034/
2. Niknejad MT, Shetty A, et al. Intravenous Urography. Radiopaedia. 2020. https://radiopaedia.org/articles/intravenous-urography
3. Watson N, Jones H. Chapman & Nakielny’s Guide to Radiological Procedures. 7th Edition. Elsevier; 2018.
6. Moloney F, Murphy KP, Twomey M, et al. Haematuria: An Imaging Guide. Adv Urol. 2014;2014:414125. doi:10.1155/2014/414125
7. Mathur M. Urography. Medscape. 2017. https://emedicine.medscape.com/article/1890669-overview
9. Asghar M. Evaluation of Renal Excretory Function by Intravenous Urography. Gomal Journal of Medical Sciences. 2010;8(1):60-63. http://www.gjms.com.pk/ojs24/index.php/gjms/article/download/205/204
10. Dyer RB, Chen MY, Zagoria RJ. Intravenous Urography: Technique and Interpretation. Radiographics. 2001;21(4):799-824.
11. Chen HE, Lin YC, Cheng YH. Urothelial Carcinoma Arising within Bladder Diverticulum—Report of a Case and Review of the Literature. Urological Science. 2016; 27(3): 177-180.

Kontraindikasi Intravenous Pyelo...
Komplikasi Intravenous Pyelography

Artikel Terkait

  • Alpha Blocker untuk Manajemen Batu Saluran Kemih
    Alpha Blocker untuk Manajemen Batu Saluran Kemih
  • Kolik Renal Mereda Bukan Tanda Hilangnya Batu Ginjal
    Kolik Renal Mereda Bukan Tanda Hilangnya Batu Ginjal
  • Red Flag Hematuria
    Red Flag Hematuria
  • Peningkatan Konsumsi Air Minum dan Pencegahan Batu Ginjal
    Peningkatan Konsumsi Air Minum dan Pencegahan Batu Ginjal
  • Penggunaan Ketorolac Intranasal vs Intravena untuk Terapi Kolik Renal Berat – Telaah Jurnal Alomedika – Artikel Terkini!
    Penggunaan Ketorolac Intranasal vs Intravena untuk Terapi Kolik Renal Berat – Telaah Jurnal Alomedika – Artikel Terkini!

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 06 Desember 2024, 11:34
Hematuria susp trauma uretra
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alodok, izin konsul px laki2 dgn hematuria 1x hari ini berupa clot. Awalnya sempat sulit bak pagi ini, saat dihejankan keluar clot darah, setelah itu bak...
Anonymous
Dibalas 02 Juli 2023, 13:35
Tata laksana hematuria setelah khitan
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Saya memiliki pasien laki laki 7th datang ke puskesmas dengan keluhan hematuria, terakhir keluar 1 hari yang lalu, darah juga keluar menetes setelah kencing...
Anonymous
Dibalas 22 November 2022, 14:38
Diet untuk penderita batu ginjal - Gizi Klinik Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter Kurnia Sp.GK, ada pasien yang sudah di USG ditemukan batu ginjal, sudah diberikan obat dan dinyatakan sembuh. Namun beberapa lama kemudian kambuh...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.