Pendahuluan Fentanil
Fentanil atau fentanyl merupakan obat golongan analgesik opioid yang digunakan sebagai premedikasi dan anestesi umum. Fentanil juga dapat diberikan sebagai bagian dari manajemen nyeri, khususnya pada nyeri kanker dan nyeri kronis.[1]
Fentanyl bekerja langsung pada sistem saraf pusat melalui interaksinya pada reseptor opioid. Potensi analgesik fentanil adalah 50-100 kali lebih kuat dibandingkan dengan morfin. Hal ini menyebabkan fentanil rawan disalahgunakan dan menyebabkan adiksi.[2]
Sediaan fentanil adalah parenteral, transdermal, dan transmukosal. Namun di Indonesia hanya ada sediaan parenteral dan transdermal.[1]
Efek samping dari penggunaan fentanil yang perlu diwaspadai adalah depresi napas dan henti jantung. Pengawasan klinis terhadap tanda vital perlu dilakukan berkala untuk mendeteksi dini efek samping tersebut. Selain itu, juga diperlukan pemeriksaan EEG dan EKG pada pasien yang mendapatkan obat neuroleptik dan fentanil secara bersamaan.[2-4]
Tabel 1. Deskripsi Singkat Fentanil
Perihal | Deskripsi |
Kelas | Analgesik[1] |
Subkelas | Analgesik opioid[1] |
Akses | Resep[1] |
Wanita hamil | Kategori FDA: C[3] Kategori TGA: C[5] |
Wanita menyusui | Dikeluarkan ke ASI[3] |
Anak-anak | Keamanan pada anak belum jelas[3] |
Infant | Tidak dianjurkan[3] |
FDA | Approved[3] |
Penulisan pertama oleh: dr. Amelia Febrina