Efek Samping dan Interaksi Obat Rifampicin
Efek samping rifampicin atau rifampin yang paling perlu diperhatikan adalah hepatitis dan peningkatan enzim hati, trombositopenia, dan cairan tubuh berwarna oranye kemerahan. Interaksi obat di antaranya berupa penurunan tingkat absorpsi rifampicin jika diberikan bersamaan dengan antasida.[2,4,15]
Efek Samping
Efek samping rifampicin berupa perubahan warna cairan tubuh, seperti urine, air mata, atau keringat, menjadi berwarna oranye kemerahan. Dokter harus memberikan edukasi bahwa hal ini merupakan efek samping yang umum terjadi dan tidak berbahaya.
Efek samping rifampicin yang umum terjadi lainnya adalah:
- Peningkatan enzim hati (+14%)
- Ruam (1‒5%)
- Nyeri ulu hati (1‒2%)
- Anoreksia (1‒2%)
- Mual, muntah, diare, kram perut (1‒2%)
- Kolitis pseudomembranosa (1‒2%)
- Pankreatitis (1‒2%)
Efek samping rifampicin yang jarang terjadi adalah reaksi kutaneus serius. Sedangkan efek samping yang lebih jarang adalah anafilaksis, gangguan ginjal (gagal ginjal akut, nekrosis tubular akut, nefritis interstisial, insufisiensi renal), gangguan hematologi (disseminated intravascular coagulation, hemolisis, trombositopenia), dan kelainan hepatik (hepatitis, shock-like syndrome dengan keterlibatan hepar).
Efek samping rifampicin yang sangat jarang terjadi (<0.01%) adalah agranulositosis, hematuria, hemoglobinuria, miopati, psikosis, dan insufisiensi adrenal. Efek samping lain yang perlu diketahui di antaranya kondisi kulit (eritema multiformis, angiodema, pruritus, reaksi pemfigoid, sindrom Stevens-Johnson, nekrolisis epidermal toksik).
Selain itu, efek samping kondisi hematologi (anemia hemolitik, eosinofilia, leukopenia), neurologi (perdarahan intraserebral, ataxia, pusing, kliyengan, baal generalisata, nyeri kepala, gangguan konsentrasi), kardiovaskular (hipotensi, edema ekstremitas, syok, vaskulitis), nyeri pada tulang/ekstremitas dan mulut/lidah, gangguan menstruasi, perubahan warna gigi, kelemahan otot, konjungtivitis, gangguan penglihatan, demam, sindrom flu, sesak napas, dan wheezing.[2,4,15,19]
Interaksi Obat
Interaksi obat rifampicin terutama adalah penurunan tingkat absorpsi rifampicin jika diberikan bersama dengan antasida.
Interaksi lainnya adalah penurunan aktivitas obat lain jika rifampicin digunakan bersama obat-obatan berikut:
- Antikonvulsan: phenytoin
- Antikoagulan: warfarin
- Antivirus: atazanavir, darunavir, fosamprenavir, saquinavir, tipranavir
- Obat kardiovaskular: antiaritmia (disopiramida, mexiletine, kuinidin, tocainide), beta blockers, penghambat kanal kalsium (diltiazem, nifedipine, verapamil), preparat glikosida kardiak
- Antibiotik: chloramphenicol, clarithromycin, cyclosporine, fluoroquinolone, dapson, ciprofloxacin, doxycycline
- Kontrasepsi hormonal sistemik: progestin
- Analgesik narkotik: metadon, fentanyl, codeine
- Psikotropika: diazepam, golongan barbiturat, haloperidol, antidepresan trisiklik (amitriptyline, nortriptyline)
- Obat antidiabetes oral golongan sulfonilurea: glibenclamide dan glimepiride
- Lainnya: kortikosteroid, klofibrat, levotiroksin, kuinin, takrolimus, teofilin, zidovudine[2,15,19,20]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini