Efek Samping dan Interaksi Obat Allopurinol
Efek samping allopurinol adalah peningkatan insidensi serangan gout akut, ruam kulit, gejala gastrointestinal, dan hipersensitivitas. Interaksi obat allopurinol dapat terjadi dengan azathioprine dan 6-mercaptopurine. Allopurinol dapat menyebabkan reaksi kulit yang berat pada pasien dengan human leukocyte antigen (HLA) B*5801, yang dilaporkan banyak ditemukan pada pasien keturunan Cina, Thailand, dan Korea.[3,4,18,21-23]
Efek Samping
Allopurinol adalah obat yang cukup aman, namun pada kondisi yang sangat jarang dapat menimbulkan efek yang tidak diinginkan.[3,12]
Penggunaan allopurinol harus dihindari pada pasien yang positif human leukocyte antigen (HLA) B*5801. Varian genetik ini ditunjukkan pada beberapa populasi, seperti pasien yang berasal dari Cina, Thailand, dan Korea. Pasien tersebut mengalami peningkatan risiko reaksi merugikan kulit yang parah akibat allopurinol.[18,21-23]
Kekambuhan Gout Akut
Ketika memulai terapi penurun asam urat, terdapat peningkatan insidensi kekambuhan (flare) gout akut, terutama dalam 3-6 bulan pertama. Hal ini disebabkan destabilisasi mikrotophi asam urat intraartikuler. Untuk pencegahan dapat diberikan kolkisin atau obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) bersamaan atau sebelum memulai terapi penurun asam urat.[1,3,4,18,19,20]
Sindrom Hipersensitivitas Allopurinol
Sindroma hipersensitivas allopurinol (Allopurinol hypersensitivity syndrome/ AHS) merupakan efek samping yang jarang terjadi, namun skalanya berat. Insidensinya sekitar 1 dari 1000 kasus, dengan tingkat mortalitas cukup tinggi yaitu 20–25%. Mekanisme terjadinya adalah reaksi imun dimediasi sel T terhadap oksipurinol. Risiko tertinggi adalah pada beberapa bulan awal terapi, terutama pada dosis awalan yang lebih tinggi.
Faktor risiko kondisi ini adalah konsumsi bersamaan dengan diuretik (terutama thiazide) dan insufisiensi ginjal stadium 3 atau lebih. Selain itu, pasien dengan genotipe tertentu memiliki risiko yang sangat tinggi terhadap kondisi ini, yaitu pasien keturunan Korea, Han Tiongkok, dan Thailand dengan genotipe HLA-B*5801.
Fitur klinis AHS berupa sindroma Stevens-Johnson, toxic epidermal necrolysis, vaskulitis, jejas hepatoseluler, jejas ginjal akut, leukositosis, dan eosinofilia. Manajemen berupa terapi suportif. Risiko terkena AHS bisa dikurangi dengan menurunkan dosis awal allopurinol menjadi kurang dari 100 mg per hari.[1,3,4,11]
Efek Samping Lain
Efek samping tidak diinginkan contohnya adalah ruam pruritik makulopapular dan efek gastrointestinal yang tidak diinginkan, seperti mual dan diare. Dari segi pemeriksaan penunjang, dapat terjadi penyimpangan berupa transaminitis, peningkatan alkalin fosfatase serum, leukopenia, dan trombositopenia. Efek samping lain yang lebih jarang terjadi bisa berupa, nekrosis hepar, hepatitis granulomatosa, ikterus kolestatik, nefritis interstitial, dan vaskulitis.[1,3,4]
Interaksi Obat
Obat allopurinol berinteraksi dengan beberapa obat lain, misalnya azathioprine dan mercaptopurine. Kedua obat tersebut mengalami metabolisme oleh enzim xanthine oksidase. Penggunaan obat penghambat xanthine oksidase seperti allopurinol pada pasien yang mengonsumsi azathioprine dan mercaptopurine dapat menyebabkan agranulositosis berat dan pansitopenia.[3]
Menghambat Metabolisme Obat
Penggunaan obat allopurinol bersama obat azathioprine atau mercaptopurine akan menyebabkan inhibisi metabolisme azathioprine atau mercaptopurin. Hal ini berpotensi meningkatkan efek toksik, termasuk depresi sumsum tulang. Penggunaan obat allopurinol bersamaan dengan azathioprine atau mercaptopurine sebaiknya diikuti dengan penurunan dosis azathioprine atau mercaptopurine sebanyak 66–75% atau tergantung dari respons pasien dan efek toksik.[3,4]
Meningkatkan Ekskresi Asam Urat
Obat allopurinol yang digunakan bersamaan dengan agen urikosurik, seperti probenecid, dapat meningkatkan ekskresi asam urat, potensi reduksi inhibisi xanthine oksidase oleh oksipurinol, dan mungkin menyebabkan presipitasi oksipurin di ginjal. Sebaiknya turunkan dosis masing-masing obat.[1,4]
Pemanjangan Waktu Paruh
Penggunaan allopurinol juga telah dilaporkan dapat memperpanjang waktu paruh dicumarol.[4]
Peningkatan Risiko Efek Samping Dermatologi
Penggunaan allopurinol dengan ampicillin atau amoxicillin juga telah dilaporkan meningkatkan risiko munculnya ruam kulit.[4]
Peningkatan Risiko Supresi Sumsum Tulang
Penggunaan allopurinol dengan siklofosfamid dan agen sitotoksik lain telah dilaporkan meningkatkan risiko supresi sumsum tulang.[4]
Peningkatan Kadar Obat Siklosporin
Terdapat laporan yang menyatakan bahwa allopurinol dapat meningkatkan kadar dari siklosporin.[4]
Penulisan pertama oleh: dr. Maria Rossyani