Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Tinea Corporis general_alomedika 2023-08-08T13:52:50+07:00 2023-08-08T13:52:50+07:00
Tinea Corporis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Panduan E-Prescription Alomedika

Patofisiologi Tinea Corporis

Oleh :
dr.Megawati Tanu
Share To Social Media:

Patofisiologi tinea corporis diawali dengan penempelan dermatofit Trichophyton, Microsporum, atau Epidermophyton pada kulit. Setelah manusia terkena paparan dari dermatofit, patogen harus melewati berbagai pertahan kulit terlebih dulu sebelum menimbulkan penyakit.[1-3]

Kerentanan Terhadap Infeksi Jamur

Faktor genetik dan familial mempengaruhi kerentanan seorang individu terinfeksi jamur. Hal ini diduga karena terdapat defek spesifik pada sistem imun innate dan adaptif yang berperan dalam mengontrol dermatofitosis.[1]

Defek sistem imun innate yang telah dikaitkan dengan tinea corporis adalah menurunnya jumlah sel dendritik epidermis (sel Langerhans) untuk mengenali dan mengeradikasi jamur. Individu dengan kadar Defensin Beta 4 yang rendah juga lebih cenderung terinfeksi dermatofita.[1-3]

Beberapa dermatofita juga memiliki mannan pada dinding selnya yang dapat menghambat respon imun, sehingga jamur dapat tetap berada di permukaan kulit. Jamur dapat memproduksi

  • Protease (enzim yang mencerna keratin)
  • Serin-subtilisins (enzim yang mencerna protein dan menyerang neutrofil)
  • Keratinase (enzim yang melakukan penetrasi ke jaringan keratin)

Dengan ketiga enzim tersebut jamur dapat menyerang lapisan tanduk dan menyebar. Pada individu imunokompeten jamur, tidak dapat menembus jaringan yang lebih dalam karena pengaruh sistem imun. Skuama pada tepi aktif lesi terjadi akibat peningkatan proliferasi sel epidermis akibat respon terhadap infeksi jamur.[2,3]

Fase Penempelan

Fase infeksi ini diawali dengan spora aseksual yang jatuh ke kulit dan menghasilkan enzim, seperti protease dan lipase. Enzim yang dihasilkan dapat mempererat penempelan dan invasi ke dalam kulit. Setelah berhasil menempel, spora mulai berkembang untuk invasi.

Penempelan ini bisa terjadi dengan kontak langsung kulit (antropofilik), tanah (geofilik), atau binatang (zoofilik). Tinea corporis juga bisa muncul sekunder akibat infeksi di tempat lain, misalnya tinea kapitis.[1-4]

Fase Invasi

Pada fase invasi, adanya trauma dan pengikisan kulit dapat mempermudah masuknya dermatofit ke dalam kulit. Invasi dilakukan dengan sekresi protease dan lipase oleh jamur. Selain menghancurkan keratin, keratin juga digunakan oleh dermatofit sebagai sumber nutrisi.[1-4]

Fase Respon

Setelah terjadinya invasi, tubuh manusia sebagai host berespon dengan menghasilkan asam lemak fungistatik, meningkatnya proliferasi epidermis, dan menghasilkan mediator inflamasi. Keratinosit merupakan barier pertama tubuh pada infeksi dermatofit, dimana keratinosit meningkatkan proliferasi agar mempercepat pengikisan kulit, serta menghasilkan peptida mikrobial dan sitokin. Respon inflamasi yang terjadi menghasilkan lesi yang gatal, merah, dan bengkak.[1-4]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Rainey Ahmad Fajri Putranta

Referensi

1. Yee G, Al Aboud AM. Tinea Corporis. In: StatPearls. Treasure Island . StatPearls Publishing; 2023. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK544360/
2. Leung AK, Lam JM, Leong KF, Hon KL. Tinea corporis: an updated review. Drugs Context. 2020 Jul 20;9:2020-5–6.
3. Jartarkar SR, Patil A, Goldust Y, Cockerell CJ, Schwartz RA, Grabbe S, et al. Pathogenesis, Immunology and Management of Dermatophytosis. J Fungi. 2021 Dec 31;8(1):39.
4. Kovitwanichkanont Tom, Chong Alvin H. Superficial fungal Infection. Vol 48, Issue 10. October 2019. Australian Journal of General Practice. https://www1.racgp.org.au/ajgp/2019/october/superficial-fungal-infection.

Pendahuluan Tinea Corporis
Etiologi Tinea Corporis

Artikel Terkait

  • Gambaran Kelainan Kulit pada Penderita Diabetes Melitus tipe 2
    Gambaran Kelainan Kulit pada Penderita Diabetes Melitus tipe 2
  • Terapi Antifungal Oral yang Aman untuk Pasien Lanjut Usia
    Terapi Antifungal Oral yang Aman untuk Pasien Lanjut Usia
  • Pengelolaan Tinea Kapitis Karier Asimptomatik
    Pengelolaan Tinea Kapitis Karier Asimptomatik
  • Tinea Incognito: Alasan Untuk Berhenti Memberikan Steroid Topikal pada Infeksi Jamur Kulit
    Tinea Incognito: Alasan Untuk Berhenti Memberikan Steroid Topikal pada Infeksi Jamur Kulit
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 25 September 2024, 19:08
Lesi central healing dan tepi aktif di punggung dan axila pada anak 4 tahun yang semakin gatal dan tidak membaik
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Selamat sore dokter , saya memiliki pasien anak perempuan berumur 4 tahun dengan keluhan gatal di punggung sejak 1 bulan yg lalu . Lesi dengan central...
dr.Prionoto
Dibalas 18 September 2024, 07:15
Pasien perempuan 15 tahun dengan lesi papul eritema, apakah tinea atau scabies
Oleh: dr.Prionoto
4 Balasan
Alo dokter, mau tanya diagnosisnya ini apa ya? Tinea atau scabies, gejala gatal2 dikulit kaki dan tangan ,wanita 15 tahun.
dr.Reza fatra cornika
Dibalas 30 Agustus 2024, 20:43
Bercak putih yang gatal
Oleh: dr.Reza fatra cornika
2 Balasan
Alo dokter.Saya ada pasien terdapat bercak putih di paha.Lama kelamaan tambah banyak dan gatal.Cara mengatasinya gmn ya.Matursuwon suwon

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.