Epidemiologi Angina Pektoris
Berdasarkan data epidemiologi, angina pektoris merupakan gejala dari penyakit arteri koroner yang lebih sering ditemukan pada perempuan dibandingkan laki-laki, dengan rasio 1,7:1. Estimasi prevalensi global terbaru untuk angina pektoris sebesar 4.600.000 pada perempuan, dan 3.600.000 pada pria.[9,11,12]
Global
Insiden angina pektoris di negara barat sekitar 30.000‒40.000 orang per 1 juta individu. Prevalensi angina pektoris meningkat seiring pertambahan usia, baik pada laki-laki maupun perempuan. Estimasi prevalensi untuk laki-laki dan wanita berusia 45‒64 tahun masing-masing adalah 4‒7% dan 5‒7%. Sementara itu, pada laki-laki dan perempuan yang berusia 65‒84 tahun. estimasi prevalensi angina pektoris masing-masing adalah 10‒12% dan 14‒15%.[11,12]
Penelitian di Inggris melaporkan prevalensi angina pektoris pada perempuan usia 45‒64 tahun sebesar 5‒7%, sedangkan pada laki-laki dengan rentang usia yang sama memiliki prevalensi 4‒7%. Prevalensi angina pektoris meningkat menjadi 10‒12% pada perempuan berusia 65‒84 tahun, dan 12‒14% pada laki-laki berusia sama.[11,12]
Studi deskriptif cross-sectional menganalisis data dari National Survey of Health 2019 dan menilai prevalensi angina pektoris di Brazil. Studi tersebut melaporkan bahwa prevalensi angina ringan adalah 8,1% dan angina sedang/berat adalah 4,5%, di mana keduanya lebih umum terjadi pada wanita.[13]
Prevalensi angina pektoris juga meningkat secara progresif seiring dengan pertambahan usia.[13]
Indonesia
Ketersediaan data epidemiologi angina pektoris di Indonesia masih sangat terbatas.
Suling et al melalui sebuah studi penelitian retrospektif melaporkan hipertensi menjadi faktor risiko terbanyak (30,9%) dari total keseluruhan pasien di sebuah rumah sakit swasta di Jakarta yang datang dengan keluhan nyeri dada, dan memiliki diagnosis akhir angina pektoris tidak stabil maupun NSTEMI.[16]
Mortalitas
Tingkat mortalitas angina pektoris di seluruh negara sangat bervariasi, bergantung pada prevalensi faktor risiko penyakit, serta pengendalian penyakit metabolik, seperti diabetes melitus, dislipidemia, dan hipertensi.[9,11]
Beberapa studi melaporkan bahwa pasien angina memiliki risiko komplikasi kardiovaskular yang mengancam jiwa secara signifikan lebih tinggi. Angina pektoris berpotensi untuk memicu serangan jantung (heart attack) hingga henti jantung (cardiac arrest). Di Amerika Serikat, angina pektoris yang termasuk bagian dari penyakit arteri koroner merupakan penyebab utama kematian.[9,11]
Berdasarkan laporan data dari Center for Disease Control and Prevention (CDC) tahun 2020, penyakit jantung koroner (PJK) merupakan jenis penyakit jantung yang paling umum, dengan angka mortalitas global sebesar 382.820 orang. Pada tahun 2020, CDC melaporkan sekitar 2 dari 10 kematian akibat PJK terjadi pada orang dewasa berusia <65 tahun.[14]
Penulisan pertama oleh: dr. Sunita