Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Angina Pektoris general_alomedika 2025-01-13T13:47:58+07:00 2025-01-13T13:47:58+07:00
Angina Pektoris
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Angina Pektoris

Oleh :
dr.Eva Naomi Oretla
Share To Social Media:

Tujuan penatalaksanaan angina pektoris adalah mencegah kematian dan terjadinya infark jantung. Terapi juga bertujuan untuk mengontrol serangan angina sehingga kualitas hidup pasien dapat diperbaiki. Penatalaksanaan angina pektoris terdiri atas terapi farmakologi dan terapi nonfarmakologis, termasuk tindakan revaskularisasi pembuluh koroner.[17,18]

Terapi Farmakologis

Terapi farmakologis untuk angina pektoris meliputi pemberian obat vasodilator untuk pemenuhan kebutuhan oksigen, dan beberapa obat yang berperan untuk menurunkan kebutuhan oksigen. Obat antiagregasi trombosit juga telah terbukti bermanfaat dalam penanganan angina pektoris.[17,18,23-25]

Nitrat

Nitrat atau bekerja sebagai vasodilator pembuluh vena dan arteri perifer, sehingga preload dan afterload berkurang yang akan menyebabkan wall stress dan kebutuhan oksigen (oxygen demand) menurun. Nitrat juga dapat menambah suplai oksigen dengan vasodilatasi pembuluh koroner dan memperbaiki aliran darah kolateral.[23-25]

Jenis obat nitrat yang sering digunakan adalah:

  • Isosorbide dinitrate: dosis 5 mg setiap 5 menit, maksimal 3 kali/hari

  • Nitrogliserin sublingual: efektif untuk meredakan nyeri pada saat episode akut angina, dengan dosis 0,3‒1,5 mg setiap 5 menit, maksimal 3 kali/hari[23-25]

Namun, hilangnya nyeri dada setelah nitrogliserin tidak berkorelasi dengan coronary artery disease.[31]

Beta Bloker

Beta bloker dapat menurunkan kebutuhan oksigen pada miokardium, melalui penurunan denyut jantung dan daya kontraksi miokardium. Beberapa studi penelitian menunjukkan bahwa beta bloker dapat memperbaiki morbiditas dan menurunkan mortalitas pasien dengan infark miokard sebesar 13%.[18,23-25]

Penyekat beta yang dapat menjadi pilihan dalam penatalaksanaan angina pektoris adalah propranolol, metoprolol, dan atenolol. Terapi penyekat beta harus segera dimulai dalam 24 jam pertama pada pasien yang tidak memiliki kontraindikasi penyekat beta yaitu bradiaritmia.[18,23-25]

Antagonis Kalsium (Calcium Channel Blocker)

Pemberian verapamil dan diltiazem dapat memperbaiki angka kesintasan dan mengurangi infark pada pasien angina pektoris dan sindrom koroner akut. Pemilihan jenis obat antagonis kalsium yang hendak digunakan pada pasien dengan angina lebih didasarkan pada perbedaan interaksi obat dan efek samping, karena jenis obat dalam golongan antagonis kalsium memiliki efikasi yang sebanding.[23-25]

Dihidropiridin sebagai antagonis kalsium menjadi pilihan untuk pasien dengan gangguan konduksi jantung (sinus bradikardi atau gangguan konduksi atrioventrikular). Sementara, penggunaan pada pasien stenosis aorta perlu dilakukan secara hati-hati.[23-25]

Antagonis kalsium tidak dapat diberikan secara rutin pada pasien dengan penurunan fraksi ejeksi ventrikel kiri dan pasien dengan gagal jantung. Hal ini akibat efek poten dari antagonis kalsium dalam menghambat kontraktilitas jantung.[23-25]

Obat Antiagregasi Trombosit

Obat antiagregasi trombosit menjadi pilihan dalam penatalaksanaan angina pektoris tidak stabil maupun NSTEMI. Aspirin merupakan obat antiagregasi trombosit yang sering digunakan dalam penatalaksanaan angina pektoris tidak stabil.[18,23-25]

Beberapa studi telah melaporkan bahwa aspirin dapat mengurangi mortalitas dan infark fatal maupun non fatal, sampai 72%, pada pasien angina pektoris tidak stabil. Aspirin dapat diberikan dengan dosis awal 160 mg/hari, dan dosis selanjutnya 80‒325 mg/hari.[18,23-25]

Obat antiagregasi lainnya adalah clopidogrel, yang juga terbukti dalam mengurangi infark dan kematian sindrom koroner akut. Clopidogrel dapat menjadi pilihan pada pasien yang tidak dapat menerima aspirin. Dosis awal clopidogrel pada angina pektoris tidak stabil (NSTEMI) adalah 75 mg/hari, sementara untuk dosis loading sebesar 300 mg.[18,23-25]

Tindakan Revaskularisasi Pembuluh Koroner 

Tindakan revaskularisasi pembuluh koroner dapat dilakukan pada pasien yang mengalami iskemia berat atau refrakter dengan terapi medikamentosa. Revaskularisasi tidak direkomendasikan pada kasus penyakit arteri koroner yang stabil.[17,18,23-25]

Percutaneous coronary intervention (PCI) menjadi pilihan utama pada pasien dengan fungsi ventrikel kiri yang masih baik, dengan penyempitan pada 1‒2 pembuluh darah, serta tidak memiliki kontraindikasi untuk dilakukannya PCI.[17,18,23-25]

Pasien yang mengalami stenosis di left main atau stenosis pada 3 pembuluh darah, dan disertai dengan fungsi ventrikel kiri yang menurun, maka coronary artery bypass graft (CABG) dapat dilakukan untuk memperbaiki kualitas dan angka kesintasan hidup.[17,18,23-25]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Sunita

Referensi

17. Dancy L, et al. New NICE guidelines for the management of stable angina. British Journal of General Practice 2018;68:202–203 DOI: https://doi.org/10.3399/bjgp18X695693
18. Knuuti J, Wijns W, et al. 2019 ESC Guidelines for the diagnosis and management of chronic coronary syndromes. European Heart Journal. 2020;41:407-477 DOI:10.1093/eurheartj/ehz425
23. Gulati M, Joglar Jose A, et al. 2021 AHA/ACC/ASE/CHEST/SAEM/SCCT/SCMR Guideline for the Evaluation and Diagnosis of Chest Pain. JOURNAL OF THE AMERICAN COLLEGE OF CARDIOLOGY. 2021;78(22):e187 – e285
24. Roberto M, Verdoia M, et al. Angina in 2022: Current Perspectives. Journal of Clinical Medicine. 2022;11(6891):1-19 DOI: https://doi.org/10.3390/jcm11236891
25. Sinha A, et al. Vasospastic Angina: A Contemporary Review of its Pathophysiology, Diagnosis and Management. Heart International. 2022;16(2):99–104
31. Diercks D, Boghos E, et al. Changes in the Numeric Descriptive Scale for Pain After Sublingual Nitroglycerin Do Not Predict Cardiac Etiology of Chest Pain. Ann Emerg Med. 2005;45(6):P581-5.

Diagnosis Angina Pektoris
Prognosis Angina Pektoris

Artikel Terkait

  • Pemeriksaan Coronary Computed Tomography Angiography untuk Nyeri Dada
    Pemeriksaan Coronary Computed Tomography Angiography untuk Nyeri Dada
  • Mematahkan Dogma Medis Tentang Nyeri Dada
    Mematahkan Dogma Medis Tentang Nyeri Dada
  • Trimetazidine dan Bisoprolol Untuk Penanganan Angina - Telaah Jurnal Alomedika
    Trimetazidine dan Bisoprolol Untuk Penanganan Angina - Telaah Jurnal Alomedika
  • Penggunaan Coronary CT Angiography pada Angina Pektoris Stabil
    Penggunaan Coronary CT Angiography pada Angina Pektoris Stabil
  • 5 Interaksi Serius Obat Kardiovaskuler
    5 Interaksi Serius Obat Kardiovaskuler

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 03 April 2025, 17:07
Bagaimana terapi pasien UAP di klinik yang ditegakkan berdasarkan hasil EKG saja?
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Alo Dokter. Pasien dgn keluhan nyeri dada hilang timbul, di ulu hati, terkadang muncul saat istirahat terkadang saat tidur. Pasien pernah EKG dan dicurigai...
Anonymous
Dibalas 26 September 2024, 08:39
Terapi pada nyeri dada yang menembus punggung dan memberat saat aktivitas
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Nyeri dada sampai tembus punggung, memberat saat aktivitas, membaik saat istirahat, kadang berdebar2. Namun tidak tersedia ekg. Tx awal apa ya dok yg bisa...
Anonymous
Dibalas 02 Mei 2024, 15:37
T inverted tanpa keluhan nyeri khas angina
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Izin tanya dok.Pada pasien dengan T inverted luas (II, III, aVF, V2-V6) namun tidak ada keluhan nyeri dada khas angina dan tensi dalam batas normal apakah...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.