Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Aterosklerosis general_alomedika 2023-11-29T11:17:25+07:00 2023-11-29T11:17:25+07:00
Aterosklerosis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Aterosklerosis

Oleh :
Audric Albertus
Share To Social Media:

Diagnosis aterosklerosis koroner dicurigai pada pasien dengan gejala nyeri dada dan riwayat memiliki faktor risiko seperti dislipidemia atau penyakit metabolik lainnya, riwayat penyakit jantung koroner pada keluarga, serta gaya hidup sedentari. Namun, diagnosis aterosklerosis dapat menjadi sulit untuk ditegakkan karena pasien sering tidak memiliki gejala. Pemeriksaan angiografi merupakan baku emas dalam diagnosis aterosklerosis.

Anamnesis

Anamnesis pasien sangat penting dalam menentukan lokasi dan tingkat keparahan aterosklerosis. Gejala pasien yang muncul bergantung pada lokasi aterosklerosis.[3,14]

Aterosklerosis Koroner

Gejala aterosklerosis koroner yang paling sering ditemukan adalah nyeri dada. Nyeri dada pada penyumbatan koroner disebut sebagai angina. Angina dapat timbul saat aliran darah koroner tersumbat 50-70%. Sering kali, gejala angina muncul hanya saat pasien sedang beraktivitas.

Selain itu, gejala lain dari aterosklerosis koroner yang dapat ditemukan adalah sesak napas, pusing, fatigue, diaforesis, palpitasi, dan edema tungkai akibat gagal jantung.[3,14]

Aterosklerosis Nonkoroner

Gejala aterosklerosis nonkoroner tergantung pada letak aterosklerosis.

Berikut ini merupakan gejala yang dapat ditemukan berdasarkan letak aterosklerosis:

  • Sistem saraf pusat: kelemahan atau penurunan sensasi pada muka atau tungkai, disartria, inatensi, gangguan keseimbangan, gangguan penglihatan, kesulitan berbicara
  • Sistem vaskular perifer: klaudikasio atau rasa tidak nyaman saat aktivitas pada grup otot bagian distal arteri yang terkena, nyeri kaki saat istirahat, impotensi, ulkus atau gangrene pada kaki
  • Sistem vaskular gastrointestinal: nyeri abdomen postprandial, mual, muntah, diare, distensi, hematokezia, melena, hematemesis, penurunan berat badan[3,15-17]

Faktor Risiko

Selain itu, anamnesis mengenai faktor risiko aterosklerosis pada pasien juga perlu ditanyakan untuk diagnosis maupun rencana terapi. Berikut ini merupakan beberapa faktor risiko yang perlu ditanyakan:

  • Riwayat penyakit sebelumnya, seperti dislipidemia, hipertensi, diabetes mellitus, obstructive sleep apnea

  • Riwayat merokok

  • Riwayat konsumsi alkohol
  • Riwayat keluarga penyakit jantung
  • Aktivitas fisik sehari-hari
  • Diet sehari-hari[1,4,8]

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik pada pasien aterosklerosis dilakukan berdasarkan sistem organ yang terkena. Berikut ini merupakan pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan.

Pemeriksaan Awal

Evaluasi pasien aterosklerosis harus diawali dengan pemeriksaan kesadaran dan tanda-tanda vital. Tanda-tanda vital pasien, berupa tekanan darah, nadi, laju napas, dan temperatur, harus diperiksa untuk mengetahui kondisi hemodinamik pasien. Pada pasien aterosklerosis, dapat ditemukan takikardia dan denyut nadi ireguler. Pasien dengan aterosklerosis, terutama aterosklerosis koroner, juga dapat memiliki laju napas yang meningkat, dan tekanan darah yang tinggi maupun rendah.[3,18]

Aterosklerosis Koroner

Pada pasien aterosklerosis koroner dapat dilakukan pemeriksaan fisik dada untuk mendiagnosis dan mencari komplikasi, seperti gagal jantung dan komplikasi mekanikal. Tanda yang dapat ditemukan pada pasien aterosklerosis koroner meliputi diaforesis, S3 atau S4 gallop, murmur jantung, peningkatan tekanan vena jugularis, ronkhi basah, hepatomegali, edema tungkai.[3,18]

Aterosklerosis Nonkoroner

Tanda-tanda aterosklerosis nonkoroner tergantung pada sistem organ yang terkena. Berikut ini merupakan tanda yang dapat ditemukan pada aterosklerosis nonkoroner:

  • Pada pasien dengan dislipidemia dapat ditemukan xantelasma

  • Pada pasien resistensi insulin dapat ditemukan akantosis nigrikans

  • Apabila aterosklerosis terdapat di sistem saraf pusat, dapat ditemukan penurunan kesadaran, penurunan fungsi motorik dan sensorik tungkai, facial palsy, ataksia, dan disatria
  • Pada aterosklerosis vaskuler perifer, dapat ditemukan bruit arteri karotis, penurunan pulsasi pedis, sianosis, gangren, dan ulkus perifer
  • Pada sindroma ateroemboli bisa terdapat livedo retikularis, gangguan fungsi ginjal, iskemia jari kaki atau blue toes, dan kristal kolesterol pada bifurkasio arteriol retinal atau Hallenhorsy plaque yang tampak pada pada pemeriksaan funduskopi
  • Jika aterosklerosis menyebabkan aneurisma aorta abdominalis, pada pemeriksaan fisik bisa ditemukan massa pulsatile pada abdomen, bruit abdomen, dan edema ekstremitas bawah akibat kompresi vena kava inferior[4,18-20]

Anamnesis, kriteria diagnosis, pemeriksaan fisik, diagnosis banding dan pemeriksaan penunjang aterosklerosis yang terjadi pada arteri perifer maupun aneurisma aorta dibahas dalam artikel terpisah.

Diagnosis Banding

Beberapa keadaan, seperti perikarditis, penyakit vena, dan divertikulitis, dapat menyerupai aterosklerosis koroner.

Perikarditis

Perikarditis dapat memiliki gejala nyeri dada yang hampir sama dengan pasien aterosklerosis koroner. Nyeri dada pada perikarditis dan aterosklerosis koroner memiliki persamaan dalam nyeri dada akut yang membaik dengan istirahat. Akan tetapi, pada perikarditis dapat ditemukan adanya pericardial friction rub saat auskultasi jantung dan pada elektrokardiogram (EKG) ditemukan kenaikan segmen ST tanpa inversi gelombang T resiprokal atau gelombang Q pada seluruh lapang EKG.[21]

Penyakit Vena

Pada penyakit vena, seperti thrombosis atau insufisiensi vena kronik, juga dapat memiliki keluhan nyeri, terutama pada tungkai. Nyeri yang dirasakan umumnya bersifat tumpul. Akan tetapi, berbeda dengan aterosklerosis, nyeri pada penyakit vena diperberat dengan berdiri lama dan tidak diperparah dengan aktivitas.[15,22]

Divertikulitis

Nyeri abdomen pada divertikulitis hampir menyerupai keluhan nyeri pada aterosklerosis di sistem vaskular gastrointestinal, seperti aterosklerosis aorta abdominalis. Akan tetapi, pada divertikulitis tidak akan ditemukan adanya massa abdomen dengan pulsasi.[23]

Pemeriksaan Penunjang

Diagnosis aterosklerosis sangat bergantung pada pemeriksaan penunjang yang  dilakukan sesuai indikasi, berdasarkan jenis penyakit dan lokasi aterosklerosis.

Tes Laboratorium

Pemeriksaan tes laboratorium pada pasien aterosklerosis umumnya dilakukan untuk mencari faktor risiko pada pasien.

Berikut ini merupakan beberapa pemeriksaan tes laboratorium yang dapat dilakukan:

Profil Lipid:

Dislipidemia adalah salah satu faktor risiko terbentuknya aterosklerosis. Pada pasien dapat ditemukan peningkatan low density lipoprotein-cholesterol (LDL), rendahnya kadar high-density lipoprotein-cholesterol (HDL), dan peningkatan trigliserida.

Glukosa Plasma dan Hemoglobin A1c (HbA1c):

Diabetes mellitus dan resistensi insulin juga merupakan faktor risiko dan komorbiditas aterosklerosis. Pada pasien bisa ditemukan kadar glukosa plasma ≥ 200 mg/dL dan HbA1c ≥ 6,5.

Enzim Jantung:

Pada pasien aterosklerosis koroner dengan nyeri dada, disarankan untuk melakukan pemeriksaan enzim jantung, berupa high-sensitive troponin T atau I dan creatine kinase dengan MB isozymes untuk mengidentifikasi adanya infark miokard.[1,4,18]

Elektrokardiogram (EKG)

Pemeriksaan elektrokardiogram (EKG) dapat dilakukan untuk mengetahui aktivitas listrik jantung dan tanda-tanda iskemia jantung. Tes stres EKG juga dapat dilakukan untuk mendeteksi blokade koroner akibat aterosklerosis koroner. Pada pasien akan didapatkan depresi segmen ST saat treadmill.[1,3]

Coronary Computed Tomographic Angiography

Coronary Computed Tomographic Angiography (CCTA) merupakan tes diagnostik utama dalam mendeteksi aterosklerosis koroner. Pemeriksaan CCTA dilakukan pada pasien yang dicurigai memiliki penyakit jantung koroner, seperti pasien dengan angina. Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara menginjeksikan agen kontras teriodinasi melalui vena yang diikuti dengan pemindaian. Pada aterosklerosis koroner akan terlihat penyempitan arteri koroner.[5,6]

Angiografi Koroner

Pemeriksaan angiografi koroner merupakan salah satu baku emas dalam mendiagnosis aterosklerosis koroner. Pemeriksaan ini dilakukan dengan menginjeksikan agen kontras teriodinisasi pada ostium koroner. Penyumbatan koroner akibat aterosklerosis umumnya akan terlihat pada pemeriksaan ini. Akan tetapi, pemeriksaan ini bersifat invasif sehingga tidak disarankan untuk tujuan skrining.[5,6]

Intravascular Ultrasound

Intravascular ultrasound (IVUS) merupakan pemeriksaan invasif yang dapat digunakan untuk mendeteksi aterosklerosis koroner. Pemeriksaan ini menggunakan alat kateter dan berfungsi untuk mengevaluasi ukuran lumen koroner dan ketebalan dinding pembuluh darah. Pemeriksaan ini dapat mendeteksi plak aterosklerosis yang tidak dapat terdeteksi pada angiografi koroner dengan kontras.[5,6]

Optical Coherence Tomography

Optical Coherence Tomography (OCT) merupakan pemeriksaan dengan teknologi terbaru menggunakan kateter yang menghasilkan gambar resolusi tinggi dibandingkan dengan IVUS. Penggunaan OCT masih sangat terbatas dan sekarang umumnya hanya digunakan untuk tujuan penelitian.[5,6]

Ultrasonografi

Ultrasonografi dengan frekuensi tinggi dapat mengevaluasi ketebalan intima media dinding pembuluh darah. Pada aterosklerosis akan terlihat penebalan. Pemeriksaan ini sering digunakan sebagai pemeriksaan utama dalam mendeteksi arterosklerosis arteri karotis.[4,5,24]

Selain itu, disfungsi endotel pada aterosklerosis arteri ekstremitas atas juga dapat dideteksi dengan pemeriksaan flow-mediated dilation (FMD) arteri brakialis. Pada pemeriksaan ini, arteri brakialis dengan aterosklerosis akan memiliki penurunan respons dilatasi saat aliran darah meningkat.[4,5,24]

Magnetic Resonance Imaging dan Magnetic Resonance Angiography

Magnetic Resonance Imaging (MRI) merupakan pemeriksaan noninvasif yang dapat mengevaluasi struktur pembuluh darah dan karakteristik komposisi plak pada aterosklerosis. Selain itu, pemeriksaan ini juga dapat mendeteksi ruptur plak, perdarahan intraplak, dan thrombus pada pembuluh darah.[4,5,24]

Magnetic Resonance Angiography (MRA) merupakan pemeriksaan yang bersifat tidak invasif dan dapat digunakan untuk mendeteksi aterosklerosis pada arteri karotis. Penggunaan MRA untuk arteri koroner sangat sulit dikarenakan adanya artefak-artefak sehingga tidak terlalu direkomendasikan. Namun, pemeriksaan MRA seluruh jantung 1,5 T dapat mengidentifikasi stenosis koroner >50%.[5,6]

Teknik Scintigrafi

Pencitraan dengan teknik scintigrafi bergantung pada isotop radionuklir yang terakumulasi pada jaringan yang ingin diperiksa. Terdapat dua jenis pencitraan perfusi nuklear, yaitu single-photon emission computed tomography (SPECT) dan positron emission tomography (PET). Pemeriksaan PET umumnya lebih disarankan karena resolusi yang lebih tinggi, suara yang tidak berisik dan eksposur radiasi yang lebih rendah. Pemeriksaan PET dengan 18F-fluorodeoxyglucose (FDG) telah digunakan sebagai modalitas utama dalam mempelajari inflamasi vaskular dan dapat digunakan dalam mengevaluasi aterosklerosis.[3,5,6,24]

 

 

Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri

Referensi

1. Pahwa R, Jialal I. Atherosclerosis. StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2019 Jan.
3. Shah SN. Coronary Artery Atherosclerosis . Medscape. 2021. https://emedicine.medscape.com/article/153647-overview#a1
4. Boudi FB. Noncoronary Atherosclerosis . Medscape. 2019 . https://emedicine.medscape.com/article/1950759-overview#a1
5. Takx RA, Partovi S, Ghoshhajra BB. Imaging of atherosclerosis. Int J Cardiovasc Imaging. 2016 Jan;32(1):5-12. doi: 10.1007/s10554-015-0730-y. Epub 2015 Aug 4. PMID: 26239134.
6. Tarkin JM, Dweck MR, Evans NR, Takx RAP, Brown AJ, Tawakol A, et al. Imaging Atherosclerosis. Circ Res. 2016;118(4):750–69.
8. Rafieian-Kopaei M, Setorki M, Doudi M, Baradaran A, Nasri H. Atherosclerosis: Process, indicators, risk factors and new hopes. Int J Prev Med. 2014;5(8):927–46.
14. Rousan TA, Thadani U. Stable angina medical therapy management guidelines: A critical review of guidelines from the European Society of Cardiology and National Institute for Health and Care Excellence. Eur Cardiol Rev. 2019;14(1):18–22.
15. Kullo IJ, Rooke TW. Peripheral artery disease. N Engl J Med. 2016;374(9):861–71.
16. Hui C, Tadi P, Patti L. Ischemic stroke. StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2019 Jan.
17. Monita MM, Gonzalez L. Mesenteric Ischemia. StatPearls . Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2019 Jan.
18. Cagle SD, Cooperstein N. Coronary Artery Disease: Diagnosis and Management. Prim Care - Clin Off Pract. 2018;45(1):45–61.
19. Keisler B, Carter C. Abdominal aortic aneurysm. Am Fam Physician. 2015;91(8):538–43.
20. Health V, Ozkok A. Cholesterol-embolization syndrome : current perspectives. 2019;209–20.
21. Snyder MJ, Family N, Residency M, Air N, Base F, Bepko NJ, et al. Acute Pericarditis: Diagnosis and Management. 2014;89(7):553-60
22. Dominguez JA. Peripheral Arterial Occlusive Disease . Medscape. 2022 . https://emedicine.medscape.com/article/460178-differential#1
23. Rezapour M, Ali S, Stollman N. Diverticular disease: An update on pathogenesis and management. Gut Liver. 2018;12(2):125–32.
24. Gallino A, Aboyans V, Diehm C, Cosentino F, Stricker H, Falk E, et al. Non-coronary atherosclerosis. Eur Heart J. 2014;35(17):1112–9.

Epidemiologi Aterosklerosis
Penatalaksanaan Aterosklerosis

Artikel Terkait

  • Apakah Calcium Score Jantung Merupakan Indikator Penyakit Jantung Koroner?
    Apakah Calcium Score Jantung Merupakan Indikator Penyakit Jantung Koroner?
  • Diagnosis Banding Elevasi Segmen ST pada Elektrokardiografi
    Diagnosis Banding Elevasi Segmen ST pada Elektrokardiografi
  • Penggunaan Aspirin dan Clopidogrel pada Stroke Iskemik Minor
    Penggunaan Aspirin dan Clopidogrel pada Stroke Iskemik Minor
  • Membedakan Paralisis Nervus Fasialis Sentral dan Perifer
    Membedakan Paralisis Nervus Fasialis Sentral dan Perifer
  • Kriteria NIHSS untuk Menilai Keparahan Stroke
    Kriteria NIHSS untuk Menilai Keparahan Stroke

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 30 Desember 2024, 09:12
Stroke dengan tanda sulit diajak bicara dan lidah mencong ke kiri
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Izin bertanya apabila pasien sulit untuk diajak bicara sejak 1 hr yll. Lidah mencong ke kiri.Untuk hemisphere yg terkena apakah yg kiri?
dr.Made Agung M.KM., AIFO-K
Dibuat 29 Oktober 2024, 06:24
Stroke iskemik atau hipertensi termasuk kategori metabolik stress ringan, sedang, atau berat ?
Oleh: dr.Made Agung M.KM., AIFO-K
0 Balasan
Izin dokter, Saya Izin bertanya mengenai penilaiab Status gizi menggunakan formulir Subjective Global Assesment pada Pasien Hemodialisis ? Jika Pasien...
dr. Aqbar Saputra Pratama Pontoh
Dibalas 06 Juni 2024, 12:04
Apakah dapat diberikan antihipertensi pada pasien stroke?
Oleh: dr. Aqbar Saputra Pratama Pontoh
1 Balasan
Alo dokter. Apakah pasien2 dengan stroke iskemik atau hemoragik yang tekanan darahnya <220, dapat diberikan antihipertensi??Bila pasien punya riwayat...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.