Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Edukasi dan Promosi Kesehatan Henti Jantung Mendadak general_alomedika 2025-03-28T14:08:46+07:00 2025-03-28T14:08:46+07:00
Henti Jantung Mendadak
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Edukasi dan Promosi Kesehatan Henti Jantung Mendadak

Oleh :
dr. Nurul Falah
Share To Social Media:

Edukasi dan promosi kesehatan henti jantung mendadak menjadi pilar yang penting untuk pencegahan. Pencegahan kondisi kegawatdaruratan ini terdiri dari pencegahan primer, yakni pencegahan penyakit kardiovaskular dengan modifikasi gaya hidup, berhenti merokok, rutin berolahraga, menjaga berat badan yang ideal, mengontrol kadar gula darah pada pasien diabetes melitus,  dan mengontrol tekanan darah.[1,21]

Sementara itu, pencegahan sekunder ditujukan untuk pasien berisiko tinggi, yang memiliki riwayat penyakit jantung iskemik ataupun henti jantung mendadak sebelumnya. Pencegahan sekunder termasuk rencana untuk kondisi darurat, yaitu dengan mempersiapkan nitrogliserin serta menyiapkan akses ke layanan gawat darurat atau rumah sakit bila terjadi henti jantung mendadak.[1,21]

Edukasi Pasien

Edukasi dan promosi kesehatan henti jantung mendadak diperlukan untuk mengimbangi tingginya insidensi serta mortalitas. Edukasi pada pasien maupun keluarga pasien dapat diberikan setelah kondisi pasien stabil.

Berikan informasi mengenai kondisi henti jantung mendadak yang dialami, kemungkinan etiologi, serta rencana pemeriksaan ataupun terapi tambahan yang perlu dilakukan.[21,22]

Promosi dan pelatihan RJP bagi masyarakat, terutama RJP dengan kompresi dada saja, perlu ditingkatkan baik dari frekuensi dan jangkauan. Selain itu, penyediaan AED di tempat umum juga dapat meningkatkan angka kelangsungan hidup pada henti jantung di luar rumah sakit (OHCA).

Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit yang dapat dilakukan antara lain mengontrol riwayat penyakit seperti hipertensi, dislipidemia, diabetes mellitus, dan lainnya, dengan kontrol ke dokter secara berkala dan minum obat sesuai dengan anjuran dokter.

Untuk mencegah henti jantung mendadak, individu harus berhenti merokok, melakukan latihan fisik (olahraga) minimal 3‒4 kali dalam seminggu masing-masing dengan durasi 30 menit, mengendalikan stres, dan pemasangan implantable cardioverter defibrillator (ICD) untuk mencegah rekurensi henti jantung mendadak.[1,21]

Dalam upaya pencegahan dan pengendalian penyakit kardiovaskular termasuk henti jantung mendadak, diperlukan pengaturan pola makan sehat dan gizi seimbang. Pengaturan pola makan dilakukan dengan mengikuti pedoman umum gizi seimbang (PUGS) sebagai berikut:

  • Konsumsi makanan yang beraneka ragam sehingga kebutuhan zat makro dan mikro terpenuhi dengan baik
  • Konsumsi makanan sesuai kebutuhan tubuh, adapun kecukupan masukan energi bagi seseorang ditandai dengan berat badan yang ideal
  • Tingkatkan asupan serat dari sayur dan buah-buahan
  • Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari angka kecukupan energi
  • Konsumsi makanan rendah garam dan tinggi kalium
  • Hindari kebiasaan mengkonsumsi minuman beralkohol.[21,23]

Skrining

Skrining keluarga untuk menilai faktor risiko henti jantung mendadak. Skrining berkala dilakukan pada seseorang yang memiliki keluarga dekat penderita yang mengalami serangan jantung usia dini (laki laki <55 tahun dan perempuan <65 tahun), mempunyai komorbiditas dislipidemia, hipertensi, dan diabetes mellitus.[1,23]

Upaya Pencegahan Henti Jantung pada Atlet

Sebagai upaya pencegahan primer terjadinya henti jantung di lapangan permainan, American Heart Association (AHA) dan European Society of Cardiology (ESC) merekomendasikan skrining pre-participation evaluation (PPE), terutama sistem kardiovaskular pada atlet untuk alasan medis, etika, dan hukum.

Skrining PPE pada umumnya terdiri dari anamnesis riwayat penyakit dahulu dan keluarga, pemeriksaan fisik, EKG 12 lead, dan pemeriksaan lain yang dirasa perlu oleh dokter pemeriksa.[24,25]

 

Direvisi oleh: dr. Eurena Maulidya Putri P.

Referensi

1. Sovari AA. Sudden Cardiac Death. Medscape. 2020. https://emedicine.medscape.com/article/151907-overview#a1
21. PERKI. Edukasi untuk pasien henti jantung. 2015.
22. PERKI. Press Release, World Heart Day PERKI. 2019.
23. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Pengendalian Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah. 2016.
24. Rizki P, Cahyani N. Tatalaksana henti jantung di lapangan permainan. Jurnal Olahraga Prestasi. 2017;13(2):139-151.
25. Pelto HF, Drezner JA. Design and Implementation of an Emergency Action Plan for Sudden Cardiac Arrest in Sport. J Cardiovasc Transl Res. 2020;13(3):331-338.

Prognosis Henti Jantung Mendadak

Artikel Terkait

  • Kajian Etik dan Medikolegal dari Do Not Resuscitate
    Kajian Etik dan Medikolegal dari Do Not Resuscitate
  • Efektivitas Ventilasi Bag Mask vs Intubasi Endotrakeal selama Resusitasi Jantung Paru di Luar Rumah Sakit – Telaah Jurnal Alomedika
    Efektivitas Ventilasi Bag Mask vs Intubasi Endotrakeal selama Resusitasi Jantung Paru di Luar Rumah Sakit – Telaah Jurnal Alomedika
  • Sekilas Mengenai Henti Jantung Intraoperatif
    Sekilas Mengenai Henti Jantung Intraoperatif
  • Terapi Hipotermia pada Pasien Henti Jantung dengan Irama Jantung Non-Shockable
    Terapi Hipotermia pada Pasien Henti Jantung dengan Irama Jantung Non-Shockable
  • Pembaruan Pedoman ACLS 2024 – Ulasan Guideline Terkini
    Pembaruan Pedoman ACLS 2024 – Ulasan Guideline Terkini

Lebih Lanjut

Diskusi Terbaru
dr. Ade Wijaya SpN
Dibalas 13 Juni 2025, 14:17
Fitur Ulasan Pasien di dalam MyPatient - Aplikasi Alomedika
Oleh: dr. Ade Wijaya SpN
7 Balasan
AlodokterSekarang ada option respon terhadap ulasan pasien.Ini fungsinya apa ya?Mohon info.Terima kasih.
Anonymous
Dibalas 13 Juni 2025, 08:02
Suplemen Ibu Hamil apakah perlu tambah suplemen kalsium dan Fe
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, apakah konsumsi folamil untuk bumil sudah cukup? atau perlu tambah suplemen kalsium atau fe dari luar? 🙏
dr.Suyanti, Sp.T.H.T.B.K.L
Dibalas 13 Juni 2025, 08:13
Benda Asing Hipofaring- ALOPALOOZA THT-KL
Oleh: dr.Suyanti, Sp.T.H.T.B.K.L
4 Balasan
pasien wanita 52 tahun, datang dengan keluhan nyeri serta sulit saat menelan dan terasa tertusuk kurang lebih 1 jam setelah mengkonsumsi oncom..dilakukan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.