Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Henti Jantung Mendadak general_alomedika 2025-03-28T14:08:33+07:00 2025-03-28T14:08:33+07:00
Henti Jantung Mendadak
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Henti Jantung Mendadak

Oleh :
dr. Nurul Falah
Share To Social Media:

Patofisiologi henti jantung mendadak adalah terjadinya gangguan kelistrikan jantung yang menyebabkan denyut jantung tidak beraturan (aritmia). Ventricular tachycardia (VT) dan ventricular fibrillation (VF) diduga sebagai penyebab utama henti jantung mendadak. Namun, terdapat studi terbaru yang menyatakan pulseless electrical activity (PEA) dan asistol lebih sering dijumpai sebagai penyebab henti jantung mendadak.[1,4]

Fibrilasi Ventrikular

Fibrilasi Ventrikular atau ventricular fibrillation (VF) adalah kondisi di mana aktivitas listrik jantung terlalu cepat dan sangat ireguler, sehingga jantung kehilangan fungsi kontraksinya dan hanya mampu bergetar saja.

Fibrilasi ventrikular  ditandai dengan gelombang elektrokardiografi yang bervariasi, dengan laju ventrikel >300 per menit dan panjang tiap siklus <200 milisekon. Berdasarkan penelitian, terdapat tiga proses penting dalam progresivitas VF, yaitu fase inisiasi, transisi, dan rumatan.

Patofisiologi VF belum diketahui secara pasti. Terdapat beberapa faktor yang dianggap berkaitan dengan patofisiologi VT dan VF, yaitu faktor pada organ (ketidakseimbangan tonus otonom), jaringan (reentry, wave break, dan action potential duration alternans), seluler (triggered activity dan automaticity), dan subseluler (aktivasi atau deaktivasi saluran ion yang abnormal).[1,2]

Takikardi Ventrikular

Takikardi Ventrikular atau ventricular tachycardia (VT) dipicu oleh gangguan konduksi impuls di jantung. Adanya aktivasi miokardium di ventrikel secara langsung akan membuat depolarisasi melambat dan tampak sebagai QRS pada EKG yang melebar.

Salah satu penyebab VT tersering adalah oklusi arteri koroner. Frekuensi nadi yang cepat akan menyebabkan fase pengisian ventrikel kiri akan memendek, akibatnya pengisian darah ke ventrikel juga berkurang dan curah jantung akan menurun.

Pada VT dengan keadaan hemodinamik yang stabil, pemilihan terapi medikamentosa lebih diutamakan. Pada kasus VT dengan gangguan hemodinamik sampai terjadi henti jantung (VT tanpa nadi), pemberian terapi defibrilasi dengan menggunakan DC shock dan resusitasi jantung paru (RJP) adalah pilihan utama.[1,3]

Pulseless Electrical Activity (PEA)

Pulseless electrical activity (PEA) atau aktivitas elektrik tanpa nadi merupakan suatu kondisi di mana aktivitas listrik jantung tidak menghasilkan kontraktilitas yang adekuat, sehingga tekanan darah tidak dapat diukur dan nadi tidak teraba.

Beberapa penyebab PEA yang diketahui adalah hipoksia yang signifikan, asidosis, hipovolemia berat, tension pneumothorax, ketidakseimbangan elektrolit, overdosis obat, sepsis, infark miokard, emboli paru masif, tamponade jantung, hipoglikemia, hipotermia, dan trauma.[1,4]

Asistol

Asistol ditandai dengan tidak terdapatnya aktivitas listrik pada ventrikel dan/atau atrium. Pada monitor EKG, irama yang terbentuk seperti garis lurus.[1,3]

 

Direvisi oleh: dr. Eurena Maulidya Putri P.

Referensi

1. Sovari AA. Sudden Cardiac Death. Medscape. 2020. https://emedicine.medscape.com/article/151907-overview#a1
2. Patel K, Hipskind JE. Cardiac Arrest. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing. 2023. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK534866/
3. Sharabi AF, Singh A. Cardiopulmonary Arrest in Adults. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing. 2023. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK563231/
4. Yow AG, Rajasurya V, Sharma S. Sudden Cardiac Death. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing. 2024. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK507854/

Pendahuluan Henti Jantung Mendadak
Etiologi Henti Jantung Mendadak

Artikel Terkait

  • Durasi Resusitasi Jantung Paru pada Henti Jantung – Telaah Jurnal Alomedika
    Durasi Resusitasi Jantung Paru pada Henti Jantung – Telaah Jurnal Alomedika
  • Kajian Etik dan Medikolegal dari Do Not Resuscitate
    Kajian Etik dan Medikolegal dari Do Not Resuscitate
  • Sekilas Mengenai Henti Jantung Intraoperatif
    Sekilas Mengenai Henti Jantung Intraoperatif
  • Resusitasi Jantung Paru di Luar Fasilitas Kesehatan
    Resusitasi Jantung Paru di Luar Fasilitas Kesehatan
  • Pembaruan Pedoman ACLS 2024 – Ulasan Guideline Terkini
    Pembaruan Pedoman ACLS 2024 – Ulasan Guideline Terkini

Lebih Lanjut

Diskusi Terbaru
dr. Siti Wahida Aminina
Dibalas kemarin, 13:41
Sertifikat dr alomedika di tolak di plafom skp
Oleh: dr. Siti Wahida Aminina
2 Balasan
Izin bertanya, adakah sertifikat dokter dokter di tolak dr flatfom skp, kenapa ya? Apa salah masukkan data apa gimana?
dr. Eunike
Dibalas kemarin, 18:00
Tinea di groin yang berulang - ALOPALOOZA Dermatologi
Oleh: dr. Eunike
2 Balasan
Alo Dok. Pasien perempuan 40 tahun dengan keluhan gatal dan rash di selangkangan berulang, apakah perlu salep antijamur kombinasi dengan steroids, ya, karena...
dr.Eurena Maulidya Putri P
Dibalas kemarin, 18:49
Ikuti Webinar ber-SKP Kemkes - Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium - Selasa, 27 Mei 2025, Pukul 11.00 – 12.30 WIB
Oleh: dr.Eurena Maulidya Putri P
3 Balasan
ALO Dokter!Ikuti Webinar Alomedika ber-SKP Kemkes "Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium" untuk mempelajari seberapa efektif kalsium dalam mencegah...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.