Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Kanker Esofagus general_alomedika 2024-02-26T15:16:17+07:00 2024-02-26T15:16:17+07:00
Kanker Esofagus
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Kanker Esofagus

Oleh :
dr. Alicia Pricelda
Share To Social Media:

Diagnosis kanker esofagus dapat dipastikan dengan endoskopi saluran cerna bagian atas yang disertai biopsi. Ultrasonografi endoskopi adalah salah satu teknik standar untuk menentukan stadium dan merencanakan terapi. Pasien dengan gejala disfagia, perdarahan gastrointestinal, aspirasi, emesis berulang, penurunan berat badan, dan kehilangan nafsu makan sebaiknya dicurigai mengalami kanker esofagus.[3,6]

Anamnesis

Pasien dengan kanker esofagus biasanya akan mengeluhkan kesulitan untuk menelan makanan yang padat atau disfagia karena kanker yang menyebabkan obstruksi. Gangguan menelan makanan cair atau minuman juga dapat terjadi pada stadium lebih lanjut. Kaheksia dan penurunan berat badan yang signifikan juga merupakan gejala lanjutan dari disfagia yang menyebabkan banyak pasien menjadi sangat lemah.

Gejala lain kanker esofagus biasanya bersifat non-spesifik. Ini bisa mencakup rasa tidak nyaman di area retrosternal atau adanya sensasi rasa terbakar. Hematemesis, melena, dan anemia juga dapat muncul pada kanker esofagus akibat perdarahan gastrointestinal yang nyata maupun tersembunyi.[1]

Selain gejala tersebut, dokter juga perlu menggali faktor risiko pasien. Ini mencakup riwayat merokok, konsumsi alkohol, pola diet, dan riwayat kanker dalam keluarga. Pasien dengan obesitas dan gastroesophageal reflux disease juga lebih berisiko mengalami kanker esofagus.[4,9,10]

Pemeriksaan Fisik

Pasien kanker esofagus dapat terlihat sangat kurus dan lemah akibat gangguan menelan. Pasien juga dapat mengalami regurgitasi namun umumnya tidak sampai menjadi pneumonia aspirasi. Invasi pada dinding trakeobronkial dapat menyebabkan fistula secara klinis dengan gejala berupa kelumpuhan saraf laring, batuk, atau pneumonia.[1]

Tanda-tanda Obstruksi Esofagus

Pemeriksaan fisik dapat mengungkap tanda obstruksi esofagus, seperti gangguan fungsi menelan atau perdarahan saluran cerna bagian atas.[1,9,10]

Penurunan Berat Badan

Pasien dengan kanker esofagus sering mengalami penurunan berat badan yang signifikan. Perubahan berat badan ini tidak dapat dijelaskan oleh perubahan gaya hidup atau kondisi lain.[1,9,10]

Pembesaran Kelenjar Getah Bening (Limfadenopati)

Pada pemeriksaan fisik, dapat ditemukan limfadenopati apabila sudah terjadi penyebaran.[1,9,10]

Pembengkakan pada Leher

Jika kanker esofagus telah mencapai tahap lanjut dan mempengaruhi struktur di sekitarnya, seperti trakea atau bronkus, pembengkakan leher atau vena jugularis dapat ditemukan pada pemeriksaan fisik.[1,9,10]

Suara Serak atau Perubahan Suara

Jika kanker esofagus mempengaruhi saraf rekuren (saraf laring), pasien dapat mengalami perubahan suara atau serak yang terdeteksi pada pemeriksaan fisik.[1,9,10]

Tanda-tanda Malnutrisi

Pasien dapat menunjukkan tanda-tanda malnutrisi seperti kulit pucat, kelemahan, dan kelelahan akibat kesulitan makan dan penyerapan nutrisi yang terganggu.[1,9,10]

Pemeriksaan Abdomen

Pemeriksaan abdomen dapat membantu menilai adanya pembesaran hati atau limpa yang dapat terjadi jika kanker esofagus telah menyebar ke organ tersebut.[1,9,10]

Diagnosis Banding

Salah satu diagnosis banding dari kanker esofagus adalah akalasia dan kanker lambung.

Akalasia

Akalasia secara klinis sulit dibedakan dengan kanker esofagus. Pasien dapat datang dengan keluhan riwayat regurgitasi dan disfagia progresif. Pada pencitraan dapat terlihat adanya penyempitan pada saluran cerna bagian atas atau kelainan pengisian yang biasa dikenal sebagai bird’s beak atau bentuk paruh burung. Tindak lanjut dengan endoskopi untuk melakukan penilaian mukosa dan biopsy dapat membedakan kedua kondisi ini.[7]

Kanker Lambung

Berbeda dengan kanker esofagus, kanker lambung umumnya ditandai oleh gejala seperti nyeri perut, mual, muntah, dan penurunan berat badan. Untuk membedakan keduanya, diperlukan endoskopi dan biopsi.[11]

Pemeriksaan Penunjang

Endoskopi yang dilanjutkan dengan biopsi merupakan pemeriksaan utama untuk mendiagnosis kanker esofagus.

Endoskopi

Pemeriksaan endoskopi saluran cerna bagian atas yang disertai dengan biopsi harus dilakukan untuk memastikan diagnosis. Biopsi multipel dapat dilakukan untuk mendapatkan akurasi yang lebih tinggi dan diagnosis yang benar. Biopsi satu kali memiliki tingkat akurasi 93%, sedangkan empat biopsi memiliki tingkat akurasi 95%, dan tujuh biopsi memiliki tingkat akurasi 98%.[1]

Biopsi harus diambil dari seluruh area yang mencurigakan. Jumlah yang diterima biasanya sekitar lebih dari 6-8 lesi biopsi. Jumlah ini harus mencukupi untuk analisis patologis dan molekuler.[6]

CT Scan

Pemeriksaan CT scan dapat dilakukan pada area dada dan perut untuk mengevaluasi luasnya tumor primer dan mencari kemungkinan metastasis pada hati dan kelenjar limfe. Meski begitu, perlu diketahui bahwa CT scan memiliki akurasi diagnostik yang rendah dalam mendeteksi penyebaran ke kelenjar getah bening dan terkadang gagal dalam mendeteksi metastasis yang kecil, khususnya yang berada di dalam peritoneum.[1]

Ultrasonografi Endoskopi (EUS)

Ultrasonografi endoskopi (EUS) telah menjadi salah satu teknik standar untuk penentuan stadium lokoregional pada kanker esofagus. Pemeriksaan ini telah dilaporkan memiliki akurasi hingga 90% dalam menilai kedalaman tumor dan keterlibatan kelenjar getah bening pada area lokoregional dan mediastinum. Selain itu, EUS juga dapat melakukan biopsi aspirasi jarum pada kelenjar getah bening.[1]

Positron Emission Tomography CT (PET Scan)

PET scan dilakukan untuk pemeriksaan diagnostik rutin sebelum pengobatan dilakukan untuk mengevaluasi metastasis jauh. Kanker esofagus tipe adenokarsinoma sering bermetastasis ke area intraabdominal, sedangkan kanker tipe karsinoma sel skuamosa biasanya mengalami metastasis ke area intratoraks.[1]

Jenis Kanker Esofagus

Terdapat dua jenis kanker esofagus, yakni kanker esofagus tipe karsinoma sel skuamosa dan tipe adenokarsinoma.[5]

Kanker Esofagus Tipe Karsinoma Sel Skuamosa

Kanker esofagus jenis karsinoma sel skuamosa berkembang dari epitel skuamosa normal yang berubah menjadi neoplasia intraepitel tingkat rendah, neoplasia intraepitel tingkat tinggi, dan akhirnya menjadi karsinoma invasif. Kanker esofagus tipe ini biasanya meluas antara sepertiga tengah dan bawah esofagus.[5]

Kanker Esofagus Tipe Adenokarsinoma

Tipe adenokarsinoma dimulai dengan epitel skuamosa esofagus yang normal yang berkembang menjadi epitel kolumnar. Proses ini kemudian berlanjut menjadi displasia tingkat rendah, displasia tingkat tinggi, dan menjadi adenokarsinoma. Kanker esofagus adenokarsinoma umumnya terlokalisasi di saluran bagian distal esofagus.[5]

Penentuan Stadium Kanker

Penentuan stadium kanker esofagus yang umum digunakan saat ini adalah menurut American Joint Committee of Cancer (AJCC). Sistem yang digunakan adalah sistem TNM, yakni T untuk tumor, N untuk kelenjar getah bening, M untuk metastasis, dan grade histologis.[6,12]

Tabel 1. Penentuan Stadium T (Tumor)

Klasifikasi Deskripsi
Tx Tumor primer tidak dapat dinilai
T0 Tidak ada bukti adanya tumor primer
Tis Displasia high-grade

T1 Tumor menginvasi lamina propria, muskularis mukosa atau submukosa
T2 Tumor menginvasi muskularis propria
T3 Tumor menginvasi adventitia
T4: tumor menginvasi struktur sekitar
T4a Tumor menginvasi struktur yang dapat direseksi (pleura, perikardium, diafragma)
T4b Tumor menginvasi struktur yang tak dapat direseksi (aorta, corpus vertebra, trakea)

Sumber: dr. Bedry Qintha, Alomedika, 2023.[12]

Tabel 2. Penentuan Stadium N (Kelenjar Getah Bening Regional)

Klasifikasi Deskripsi
Nx Kelenjar getah bening (KGB) regional tidak dapat dinilai
N0 Tidak ada metastasis ke KGB regional
N1 Metastasis KGB regional (1-2 nodus)
N2 Metastasis KGB regional (3-6 nodus)
N3 Metastasis KGB regional (7 atau lebih nodus)

Sumber: dr. Bedry Qintha, Alomedika, 2023.[12]

Tabel 3. Penentuan Stadium M (Metastasis Jauh)

Klasifikasi Deskripsi
M0 Tidak ada metastasis jauh
M1 Metastasis jauh

Sumber: dr. Bedry Qintha, Alomedika, 2023.[12]

Tabel 4. Penentuan Grade Histologis

Klasifikasi Deskripsi
Gx

Grade tidak dapat dinilai

G1k Diferensiasi baik
G2 Diferensiasi moderat
G3 Diferensiasi buruk
G4 Undifferentiated

Sumber: dr. Bedry Qintha, Alomedika, 2023.[12]

Tabel 5. Menentukan Stadium Keseluruhan

Stadium Adenokarsinoma Karsinoma sel skuamosa
T N M G T N M G Lokasi
0 is 0 0 1 is 0 0 1 semua
IA 1 0 0 1-2 1 0 0 1 semua
IB 1 0 0 3 1 0 0 2-3 semua
2 0 0 1-2 2-3 0 0 1 distal
IIA 2 0 0 3 2-3 0 0 1 Proksimal, tengah
2-3 0 0 2-3 distal
IIB 3 0 0 semua 2-3 0 0 2-3 Proksimal, tengah
1-2 1 0 semua 1-2 1 0 semua semua
IIIA 1-2 2 0 semua 1-2 2 0 semua semua
3 1 0 semua 3 1 0 semua semua
4a 0 0 semua 4a 0 0 semua semua
IIIB 3 2 0 semua 3 2 0 semua semua
IIIC 4a 1-2 0 semua 4a 1-2 0 semua semua
4b semua 0 semua 4b semua 0 semua semua
semua 3 0 semua semua 3 0 semua semua
IV semua semua 1 semua semua semua 1 semua semua

Sumber: dr. Bedry Qintha, Alomedika, 2023.[12]

 

Penulisan pertama oleh: dr. Krisandryka Wijaya

Referensi

1. Mukkamalla SKR, Recio-Boiles A, Babiker HM. Esophageal Cancer. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459267/
3. Sheikh M, Roshandel G, McCormack V, Malekzadeh R. Current Status and Future Prospects for Esophageal Cancer. Cancers. 2023; 15(3):765. https://doi.org/10.3390/cancers15030765.
4. ang-Liang Huang, Sheng-Jie Yu, Esophageal cancer: Risk factors, genetic association, and treatment, Asian Journal of Surgery, Volume 41, Issue 3,2018,Pages 210-215,ISSN 1015-9584, https://doi.org/10.1016/j.asjsur.2016.10.005.
5. Dogma H.Sirirui , Agi S.Putranto. Quality of Life and Its Associated Factors in Patients After Esophagectomy at a Single National Referral Center. The New Ropanasuri Journal ofSurgery 2022Volume 7No.2:Page 1–9. DOI: 10.7454/nrjs.v7i2.1131.
6. Obermannová R, Alsina M, Cervantes A, Leong T, Lordick F, Nilsson M, van Grieken NCT, Vogel A, Smyth EC; ESMO Guidelines Committee. Electronic address: clinicalguidelines@esmo.org. Oesophageal cancer: ESMO Clinical Practice Guideline for diagnosis, treatment and follow-up. Ann Oncol. 2022 Oct;33(10):992-1004. doi: 10.1016/j.annonc.2022.07.003.
7. Masab M. Esophageal Cancer Differential Diagnoses. 2023.Medscape.
9. Yang J, Liu X, Cao S, Dong X, Rao S, Cai K. Understanding Esophageal Cancer: The Challenges and Opportunities for the Next Decade. Front Oncol. 2020 Sep 10;10:1727. doi: 10.3389/fonc.2020.01727.
10. Abbas G, Krasna M. Overview of esophageal cancer. Ann Cardiothorac Surg. 2017 Mar;6(2):131-136. doi: 10.21037/acs.2017.03.03.
11. Machlowska J, Baj J, Sitarz M, Maciejewski R, Sitarz R. Gastric Cancer: Epidemiology, Risk Factors, Classification, Genomic Characteristics and Treatment Strategies. Int J Mol Sci. 2020 Jun 4;21(11):4012. doi: 10.3390/ijms21114012.
12. Fernández-Montes A, Alcaide J, Alsina M, Custodio AB, Franco LF, Gallego Plazas J, Gómez-Martín C, Richart P, Rivera F, Martin-Richard M. SEOM-GEMCAD-TTD Clinical Guideline for the diagnosis and treatment of esophageal cancer (2021). Clin Transl Oncol. 2022 Apr;24(4):658-669. doi: 10.1007/s12094-022-02801-2.

Epidemiologi Kanker Esofagus
Penatalaksanaan Kanker Esofagus

Artikel Terkait

  • GERD Non-Erosif dan Insiden Adenokarsinoma Esofagus – Telaah Jurnal Alomedika
    GERD Non-Erosif dan Insiden Adenokarsinoma Esofagus – Telaah Jurnal Alomedika
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 07 Oktober 2019, 12:29
Penarikan Ranitidine oleh BPOM Karena Risiko terjadinya kanker
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Dok, ada kabar yang Saya dengar bahwa Ranitidine akan ditarik karena dapat memicu kanker, apakah isu itu benar?
dr.Andrew Logan
Dibalas 04 April 2019, 23:56
Hubungan antara suhu minuman dan risiko kanker esofagus
Oleh: dr.Andrew Logan
46 Balasan
Saya izin share informasi jurnal yang menurut saya menarik, dan sudah saya ringkas agar lebih mudah dibaca. Penelitian prospektif dari temperatur minum teh...
ijc.32220.pdf

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.