Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Disentri general_alomedika 2024-05-07T08:43:39+07:00 2024-05-07T08:43:39+07:00
Disentri
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Panduan E-Prescription

Pendahuluan Disentri

Oleh :
dr. Ghifara Huda SE AAAK
Share To Social Media:

Disentri adalah infeksi pada saluran pencernaan yang dapat menyebabkan diare berdarah, lendir pada feses, dan nyeri pada saat buang air besar. Terdapat dua penyebab utama terjadinya disentri, yaitu infeksi yang disebabkan oleh bakteri Shigella atau dikenal sebagai disentri basiler, dan infeksi yang disebabkan oleh parasit Entamoeba histolytica atau dikenal sebagai disentri amuba.[1,2]

Disentri basiler atau yang disebut juga dengan shigellosis adalah jenis disentri yang paling banyak ditemukan. Shigella merupakan bakteri gram negatif, non-motile bacillus, berasal dari famili Enterobacteriaceae. Shigella dapat menginvasi sel epitel usus besar dan rektum. Hal ini menyebabkan peradangan yang berujung pada perdarahan saluran pencernaan sehingga menimbulkan diare berdarah. Apabila tidak segera ditangani dengan tepat, kondisi ini akan menimbulkan komplikasi yang serius, mulai dari dehidrasi, abses hepar, perforasi kolon, obstruksi usus, prolaps rektum, bakteremia, hingga hipovolemia berat yang berujung pada kematian.[1,2]

shutterstock_1035482452-min (1)

Berbeda dengan disentri basiler, penyebab disentri amuba adalah Entamoeba histolytica, parasit protozoa yang memiliki kaki semu dan tidak berflagel. Entamoeba histolytica merupakan parasit yang bersifat patogen diantara semua spesies Entamoeba. Umumnya infeksi akibat Entamoeba histolytica ini sering disebut sebagai amoebiasis.[1,3-5]

Manifestasi klinis disentri basiler biasanya akan muncul dalam 1–3 hari setelah terpapar  bakteri Shigella dysenteriae. Gejala yang muncul dapat berupa demam tinggi, muntah, nyeri pada seluruh lapangan perut, diare disertai lendir dan darah, serta tenesmus. Pada disentri amuba, sebagian besar kasusnya bersifat asimtomatik.

Meskipun demikian, pada kasus ini juga dapat ditemukan manifestasi klinis yang bersifat ringan hingga berat, berupa nyeri perut, diare, hingga kolitis yang dapat menyebabkan diare disertai lendir dan darah. Masa inkubasi pada disentri amuba berkisar 2–4 minggu.[6,7]

Penyebaran disentri umumnya terjadi secara fekal–oral, khususnya melalui tangan yang terkontaminasi bakteri. Selain itu, penyebaran juga dapat terjadi melalui makanan maupun air yang kurang bersih dan terkontaminasi.[6-8]

Diagnosis disentri basiler dapat dipastikan dengan menemukan bakteri Shigella dysenteriae pada pemeriksaan kultur feses maupun darah dari pasien yang terinfeksi. Selain itu terdapat pula metode pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR) yang dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis disentri basiler.

Pada disentri amuba, diagnosis dapat ditegakkan dengan menemukan parasit Entamoeba hystolitica pada pemeriksaan mikroskopik feses. Pemeriksaan antigen dengan menggunakan metode ELISA dan PCR juga dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis. USG atau CT Scan dapat dilakukan untuk mengevaluasi amebiasis ekstraintestinal. Tata laksana untuk disentri mencakup rehidrasi cairan dan pemberian antibiotik lini pertama.[3,6,7,9]

 

Direvisi oleh: dr. Andrea Kaniasari

Referensi

1. Williams PCM, Berkley JA. Guidelines for the treatment of dysentery (shigellosis): a systematic review of the evidence. Paediatrics and International Child Health. 2018;38(sup1):S50–S65. https://doi.org/10.1080/20469047.2017.1409454
2. Prabhurajeshwar C, Kelmani C. Shigellosis: A Conformity Review of the Microbiology, Pathogenesis and Epidemiology with Consequence for Prevention and Management issues. Journal of Pure and Applied Microbiology. 2018;12(1):405-417. http://dx.doi.org/10.22207/JPAM.12.1.48
3. Aslam A, Okafor CN. Shigella. StatPearls. 2020. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482337/
4. Kroser JA. Shigellosis. Medscape. 2019. https://emedicine.medscape.com/article/182767-overview
5. Guidelines for the control of shigellosis, including epidemics due to Shigella dysenteriae type 1. 2005. https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/43252/9241592330.pdf;jsessionid=0392C19D37F68D815A671472C0CB86E7?sequence=1
6. Williams P, Berkley JA. Dysentry (Shigellosis) Current WHO Guidelines and The WHO Essential Medicine List for Children. 2016. https://www.who.int/selection_medicines/committees/expert/21/applications/s6_paed_antibiotics_appendix5_dysentery.pdf
7. Al-Dahmoshi HO, et al. A review on shigellosis: Pathogenesis and antibiotic resistance. Drug Invention Today. 2020;14(5):793-798.
8. Sattar SBA, Singh S. Bacterial Gastroenteritis. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK513295/
9. Liu J, et al. Use of quantitative molecular diagnostic methods to identify causes of diarrhoea in children: a reanalysis of the GEMS case-control study. The Lancet. 2016;388(10051):1291–1301. https://doi.org/10.1016/S0140-6736(16)31529-X

Patofisiologi Disentri

Artikel Terkait

  • Mekanisme Resistensi Terhadap Antibiotik Empiris pada Infeksi Shigella Spp
    Mekanisme Resistensi Terhadap Antibiotik Empiris pada Infeksi Shigella Spp
  • Morbiditas dan Mortalitas Infeksi Shigella pada Anak-Anak dengan Disentri Basiler di Negara Berkembang
    Morbiditas dan Mortalitas Infeksi Shigella pada Anak-Anak dengan Disentri Basiler di Negara Berkembang
  • Intervensi untuk Meningkatkan Sanitasi Sebagai Pencegahan Diare
    Intervensi untuk Meningkatkan Sanitasi Sebagai Pencegahan Diare
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 06 Maret 2025, 17:33
Pemberian asam traneksamat untuk pasien diare dengan perdarahan saluran cerna bawah
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Alo DOkterApakah boleh diberikan asam tranexamat inj pada pasien diare berdarah?Terimakasih
dr.Ayu rahmi pratiwi
Dibalas 25 Juli 2024, 00:59
BAB cair dengan lendir yang bercampur darah merah segar pada anak usia 3 tahun
Oleh: dr.Ayu rahmi pratiwi
1 Balasan
Alo dok.. izin bertanya.... ada anak usia 3 tahun datang dengan keluhan bab cair sudah lebih dari 5 kali, konsistensi cair, dengan lendir yang bercampur...
Anonymous
Dibalas 07 Maret 2024, 11:48
Cara membedakan gejala disentri amoeba dan basiler
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Alo dok, bagaimana cara membedakan gejala disentri amoeba dan basiler tanpa pemeriksaan penunjang? Karena terapi nya kan berbeda.Biasanya kalau anak kecil...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.