Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Disentri general_alomedika 2024-05-07T09:30:03+07:00 2024-05-07T09:30:03+07:00
Disentri
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Panduan E-Prescription

Diagnosis Disentri

Oleh :
dr. Ghifara Huda SE AAAK
Share To Social Media:

Diagnosis disentri ditegakkan dengan menemukan koloni bakteri Shigella dysenteriae atau parasit Entamoeba histolytica pada kultur feses ataupun jaringan lain. Selain pemeriksaan kultur feses, diagnosis disentri juga dapat ditegakkan dengan pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR). Pemeriksaan PCR merupakan pemeriksaan yang paling baku untuk menemukan koloni Shigella dysenteriae.[1,2,4,6,9,28,29]

Anamnesis

Keluhan umum yang biasanya ditemukan pada pasien disentri adalah gangguan pencernaan berupa nyeri perut dan diare disertai lendir darah. Nyeri perut pada disentri basiler bervariasi mulai dari ringan sampai nyeri kolik difus (70–90%). Pasien juga mengeluhkan diare berlendir (70–80%) yang dapat berkembang menjadi diare disertai darah (30–50%).

Hal ini berbeda dengan disentri amuba yang mana sebagian besar kasusnya bersifat asimtomatik. Adapun keluhan yang dapat ditemukan pada disentri amuba berupa nyeri perut ringan disertai diare cair hingga kolitis berat dengan diare berlendir dan disertai darah.[1,2,4,6,9,27,29]

Di samping itu pasien disentri juga mengalami keluhan lain yang tidak spesifik misalnya demam, tidak nafsu makan, dan letargi. Pada kasus disentri yang berat dapat terjadi kejang bahkan penurunan kesadaran yang disebabkan oleh ensefalopati.[1,2,4,6,9,28,30]

Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan tanda vital pasien disentri didapatkan peningkatan suhu tubuh, takikardi, takipnea dan hipotensi. Di samping itu, pada pemeriksaan abdomen didapatkan pembesaran ukuran perut atau distended abdomen dengan peningkatan suara usus. Rasa nyeri pada bagian perut bagian bawah juga umumnya timbul dikarenakan adanya inflamasi pada kolon sigmoid dan rektum.[1,2,4,6,9,28,30]

Pemeriksaan Penunjang

Untuk menegakkan diagnosis disentri, dapat dilakukan beberapa pemeriksaan seperti berikut ini:

Polymerase Chain Reaction (PCR)

Pemeriksaan PCR merupakan pemeriksaan gold standard dalam menegakkan diagnosis disentri basiler maupun disentri amuba. Dutta et al. melakukan penelitian untuk membandingkan teknik konvensional dan PCR dalam mendiagnosis Shigella dan enteroinvasive Escherichia coli pada anak dengan diare akut di Calcutta, India. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa PCR memiliki sensitivitas 96% dan spesifisitas 100%. Adapun pemeriksaan kultur feses dan colony hybridisation memiliki sensitivitas sebesar 54% dan 60%.

Kultur Feses

Dalam kasus disentri, kultur feses merupakan pemeriksaan gold standard yang lainnya. Metode ini dapat dikerjakan pada media indikator selektif maupun non selektif. Agar MacConkey merupakan salah satu media indikator non selektif yang dapat menunjukkan bentukan koloni berwarna putih pada seseorang yang terinfeksi Shigella. Sementara itu, media indikator selektif dapat berupa agar Salmonella Shigella dan agar Hektoen enteric. Pemeriksaan kultur feses selain untuk mengidentifikasi penyebab dapat berperan untuk melihat resistansi antibiotik.

Feses Lengkap

Pada pemeriksaan feses lengkap dapat ditemukan leukosit yang mengindikasikan terjadinya inflamasi difus pada kolon dan darah samar yang mengindikasikan adanya infeksi invasif dengan sensitivitas 55% dan spesifisitas 60%. Akan tetapi, kelemahannya adalah tidak dapat membedakan dengan Entamoeba dispar, Entamoeba moshkovskii dan Entamoeba bangladeshi.

Pemeriksaan Darah

Pemeriksaan darah lengkap umumnya akan ditemukan leukositosis, anemia, dan trombositopenia pada infeksi Shigella dan Entamoeba histolytica. Peningkatan ESR dan CRP juga dapat ditemukan pada kondisi ini. Pada pemeriksaan fungsi hati akan ditemukan peningkatan bilirubin, alkali fosfatase, maupun alanine aminotransferase.

Meskipun terjadi peningkatan ringan, perlu dicurigai adanya infeksi Shigella atau Entamoeba histolytica. Toksin Shigella dan Entamoeba histolytica dapat mengakibatkan dehidrasi sehingga terjadi gangguan pada fungsi ginjal yang ditandai dengan peningkatan BUN dan kreatinin. Gangguan elektrolit berupa hiponatremia dapat terjadi pada kedua infeksi.

Kultur Darah

Kultur darah dapat menunjukkan hasil positif pada kasus yang berat dan biasanya terdeteksi pada anak anak daripada dewasa.

Alfa-1 Antitripsin

Pemeriksaan alfa-1 antitripsin akan menunjukkan hasil yang tinggi pada saat fase akut shigellosis maupun amebiasis serta pada pasien yang mengalami kegagalan terapi disentri.

Pemeriksaan  Radiologi

Pemeriksaan radiologi umumnya digunakan pada kasus amebiasis hepar. Pemeriksaan ini dapat menemukan adanya area hipoekoik tunggal maupun multipel dengan tepi bulat dimana pemeriksaan ini memiliki nilai prediktif sekitar 85–100%. Pemeriksaan CT atau MRI dapat digunakan untuk mendeteksi adanya abses yang berukuran kecil pada kasus amebiasis karena pemeriksaan ini memiliki nilai prediksi positif hingga 95%.  Selain itu, pemeriksaan ini dapat digunakan pada kasus disentri derajat berat atau pada kasus disentri yang tidak mengalami perbaikan meskipun sudah diberikan terapi lini pertama.

Pemeriksaan Endoskopi

Hasil endoskopi pada disentri basiler dapat menunjukkan gambaran eritematosa dan ulkus pada saluran cerna yang tersebar secara difus. Sedangkan pada disentri amuba, ditemukan gambaran ulkus tanpa tanda inflamasi generalisata.[1,2,4-6,9,19,28,30-32]

Diagnosis Banding

Gejala demam, mual, muntah dan nyeri perut pada disentri basiler dapat juga ditemukan pada demam tifoid, infeksi Escherichia coli, dan infeksi Clostridium difficile. Gejala diare kronis yang terjadi pada disentri dapat juga terjadi pada penyakit Crohn, penyakit celiac, irritable bowel syndrome (IBS).[1,4,5,17,23,24,27,28,33-38]

Demam Tifoid

Disentri dan demam tifoid umumnya memiliki kesamaan dalam timbulnya gangguan saluran pencernaan seperti mual, muntah dan nyeri perut. Akan tetapi, gejala khas pada infeksi demam tifoid adalah demam lebih dari 3 hari dengan intensitas demam semakin meningkat, sedangkan gejala khas pada disentri adalah terdapat lendir dan darah pada feses.

Keluhan demam pada pasien disentri tidak selalu ada, sedangkan diare berlendir maupun berdarah tidak selalu ada pada demam tifoid. Pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis disentri adalah menggunakan kultur feses atau polymerase chain reaction. Sedangkan penegakan diagnosis demam tifoid menggunakan pemeriksaan darah lengkap, tes widal maupun tubex.[4,11,33]

Infeksi Escherichia Coli

Infeksi Escherichia coli dapat menyebabkan timbulnya diare hingga terjadi dehidrasi. Selain menyerang saluran pencernaan, bakteri ini juga dapat menyerang organ diluar saluran pencernaan, seperti saluran kencing, paru-paru, hingga selaput otak. Perbedaannya, diare pada kasus disentri merupakan diare yang disertai lendir dan darah. Pemeriksaan kultur feses merupakan salah satu pemeriksaan gold standard yang dapat membedakan keduanya.[1,4,5,11,33]

Inflammatory Bowel Disease (IBD)

Penyakit inflammatory bowel disease (IBD) memiliki gejala yang hampir mirip dengan disentri akibat Entamoeba histolytica dikarenakan pada pemeriksaan endoskopi keduanya menunjukkan gambaran serupa, yakni ulserasi difus usus yang tampak rapuh, oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan feses untuk membedakannya.[23,24,27,28,30]

 

Direvisi oleh: dr. Andrea Kaniasari

Referensi

1. Williams PCM, Berkley JA. Guidelines for the treatment of dysentery (shigellosis): a systematic review of the evidence. Paediatrics and International Child Health. 2018;38(sup1):S50–S65. https://doi.org/10.1080/20469047.2017.1409454
2. Prabhurajeshwar C, Kelmani C. Shigellosis: A Conformity Review of the Microbiology, Pathogenesis and Epidemiology with Consequence for Prevention and Management issues. Journal of Pure and Applied Microbiology. 2018;12(1):405-417. http://dx.doi.org/10.22207/JPAM.12.1.48
3. Aslam A, Okafor CN. Shigella. StatPearls. 2020. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482337/
4. Kroser JA. Shigellosis. Medscape. 2019. https://emedicine.medscape.com/article/182767-overview
5. Guidelines for the control of shigellosis, including epidemics due to Shigella dysenteriae type 1. 2005. https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/43252/9241592330.pdf;jsessionid=0392C19D37F68D815A671472C0CB86E7?sequence=1
6. Williams P, Berkley JA. Dysentry (Shigellosis) Current WHO Guidelines and The WHO Essential Medicine List for Children. 2016. https://www.who.int/selection_medicines/committees/expert/21/applications/s6_paed_antibiotics_appendix5_dysentery.pdf
9. Liu J, et al. Use of quantitative molecular diagnostic methods to identify causes of diarrhoea in children: a reanalysis of the GEMS case-control study. The Lancet. 2016;388(10051):1291–1301. https://doi.org/10.1016/S0140-6736(16)31529-X
11. Pocket Book of Hospital Care in Children:Guidelines for the Management of Common Childhood Illnesses. Dysentery. World Health Organization. 2013;II:143-146. http://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/81170/9789241548373_eng.pdf;jsessionid=CE5C46916607EF413AA9FCA89B84163F?sequence=1
17. Kirabira, et al. Risk Factors to Persistent Dysentery among Children under the Age of Five in Rural Sub-Saharan Africa; the Case of Kumi, Eastern Uganda. Food Science & Nutrition Research. 2018;10(33425):2641-4295.
19. Centers for Disease Control and Prevention. Shigella-Shigellosis. 2017. https://www.cdc.gov/shigella/infection-sources.html
23. Swaminathan A, Torresi J, Schlagenhauf et al. Geosentinel Network. A global study of pathogens and host risk factors associated with infectious gastrointestinal disease in returned international travellers. J infect 2009,59;19-27. 2
24. Gunther J, Shafir S, Bristow B, Sorvillo F. Short report: amebiasis-related mortality among United States residents, 1990-2007. Am J Trop Med Hyg. 2011; 85(6): 1038-40.
27. Dhawan VK. Amebiasis Treatment & Management.
28. Ximénez C, Morán P, Rojas L, et al. Novelties on amoebiasis: a neglected tropical disease. J Glob Infect Dis. 2011 Apr;3(2):166-74.
29. Shigellosis and Treatment & Management. Medscape. 2019. https://emedicine.medscape.com/article/182767-treatment#d7
30. Shirley, Debbie-Ann & Farr, Laura & Watanabe, Koji & Moonah, Shannon. 2018. A Review of the Global Burden, New Diagnostics, and Current Therapeutics for Amebiasis. Open Forum Infectious Diseases. 5. 10.1093/ofid/ofy161.
31. Fleming, Rhonda & Cooper, Chad & Ramirez-Vega, et al. 2015. Clinical manifestations and endoscopic findings of amebic colitis in a United States-Mexico border city: A case series. BMC Research Notes. 8. 10.1186/s13104-015-1787-3.’
32. Parija, Subhash & Garg, Atul & Pushpa, et al. 2010. Polymerase chain reaction of diagnosis of intestinal amebiasis in Puducherry. Indian journal of gastroenterology : official journal of the Indian Society of Gastroenterology. 29. 140-2. 10.1007/s12664-010-0033-0.
33. Brusch JL. Typhoid fever. 2019. https://emedicine.medscape.com/article/231135-overview#a4
34. Keshav A, et al. Shigella Infection. BMJ Best Practice: 2016. https://bestpractice.bmj.com/topics/en-gb/1174
35. Ciprofloxacin (Rx). Medscape. 2020. https://reference.medscape.com/drug/cipro-xr-ciprofloxacin-342530#5
36. Lacy BE, et al. Bowel disorders. Gastroenterology. 2016;150:1393–1407.
37. Schiller LR, Sellin JH. Diarrhea. Sleisenger and Fordtran’s gastrointestinal and liver disease. Elsevier. 2015;10:211–232.
38. Amilleri M, Acosta A, Busciglio I, et al. Effect of colesevelam on faecal bile acids and bowel functions in diarrhoea-predominant irritable bowel syndrome. Aliment Pharmacol Ther 2015; 41:438–448.

Epidemiologi Disentri
Penatalaksanaan Disentri

Artikel Terkait

  • Mekanisme Resistensi Terhadap Antibiotik Empiris pada Infeksi Shigella Spp
    Mekanisme Resistensi Terhadap Antibiotik Empiris pada Infeksi Shigella Spp
  • Morbiditas dan Mortalitas Infeksi Shigella pada Anak-Anak dengan Disentri Basiler di Negara Berkembang
    Morbiditas dan Mortalitas Infeksi Shigella pada Anak-Anak dengan Disentri Basiler di Negara Berkembang
  • Intervensi untuk Meningkatkan Sanitasi Sebagai Pencegahan Diare
    Intervensi untuk Meningkatkan Sanitasi Sebagai Pencegahan Diare
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 06 Maret 2025, 17:33
Pemberian asam traneksamat untuk pasien diare dengan perdarahan saluran cerna bawah
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Alo DOkterApakah boleh diberikan asam tranexamat inj pada pasien diare berdarah?Terimakasih
dr.Ayu rahmi pratiwi
Dibalas 25 Juli 2024, 00:59
BAB cair dengan lendir yang bercampur darah merah segar pada anak usia 3 tahun
Oleh: dr.Ayu rahmi pratiwi
1 Balasan
Alo dok.. izin bertanya.... ada anak usia 3 tahun datang dengan keluhan bab cair sudah lebih dari 5 kali, konsistensi cair, dengan lendir yang bercampur...
Anonymous
Dibalas 07 Maret 2024, 11:48
Cara membedakan gejala disentri amoeba dan basiler
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Alo dok, bagaimana cara membedakan gejala disentri amoeba dan basiler tanpa pemeriksaan penunjang? Karena terapi nya kan berbeda.Biasanya kalau anak kecil...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.